"Kemarahan bisa mengartikan dua hal. Pertama sayang, kedua benci."
- Note -
©©©
"Ish enak semua, mau beli yang mana yah?"
Aisa menggumam sembari melihat gambar-gambar di buku yang menyediakan berbagai menu minuman. Dia mengetuk-etuk dagunya sangat serius sekali.
"Apaan sih? Milih aja sampe serius begitu kayak lagi ngerjain soal ujian aja."
"Gimana gak serius coba? Ini tuh enak semua, Kak Panca."
"Iya kalau gak enak, gak akan dijual kali. Aneh kamu!" jawab Panca.
"Maksudnya bukan itu, ah susah ngomong sama Kak Panca, gak akan bisa ngerti perasaan Aisa. Karina, kamu pesan apa?" kesal Aisa lalu beralih ke Karina yang duduk di sebelahnya.
"Loh kenapa jadi bawa-bawa perasaan? Emang kamu punya perasaan sama ak.. gue?" ujar Panca bingung sendiri.
Kenapa gue jadi kayak orang bego begini? Batin Panca.
"Cieeee ditanyain tuh Mba sama Mas Panca." ledek Karina.
"Perasaan apa? Perasaan kesel? Iya, emang Mba kesel sama Kak Panca. Abis jawabannya begitu." jawab Aisa santai.
"Udahlah gak usah dibahas! Nanti malah gue yang kesel." sahut Panca menghela nafasnya.
Sekarang malam minggu, dan Panca sengaja mengajak Karina jalan-jalan bersama dengan Aisa. Awalnya dia ingin langsung mengajak Aisa, namun dia teringat kalau mereka hanya berdua pasti gadis itu tidak akan mau. Maka dari itu, Panca juga mengajak sepupunya itu.
Jangan tanyakan kenapa dia tidak pergi bersama Anes. Sudah berkali-kali Panca menelepon gadis itu tapi tidak ada satupun yang diangkat. Pesannya saja belum dibaca sampai sekarang.
"Kalau Kak Panca ada perasaan apa sama Aisa?" tanya Aisa tanpa bebas sama sekali.
Sedangkan Panca sendiri sudah terkejut bukan main mendapat pertanyaan seperti itu dari Aisa. Dia menatap Aisa lebih lama dan seperti biasa, jantungnya langsung bereaksi. Debaran itu bahkan jauh lebih kencang saat Aisa menangkap tatapannya itu dengan kedua bola matanya yang jernih.
"Maksudnya?"
"Kakak ada perasaan apa sama Aisa?"
"Gue... gue gak tau."
Aisa mengerutkan keningnya, "Kok gak tau? Kan yang ngerasain itu Kak Panca, berarti yang tau perasaan Kakak ya cuma Kak Panca sendiri. Gimana sih?"
"Perasaan gue aneh, Ais! Sebelumnya gue gak pernah ngerasain kayak gini sama Anes. Jantung gue gak pernah berdebar secepet ini walaupun gue sering kontak fisik sama Anes kayak gandengan, pelukan. Gue sendiri masih bingung artiin perasaan gue ke lo."
"Kok malah jadi ke jantung sih? Kan Aisa tanyanya perasaan Kak Panca ke Aisa apa sekarang? Senang? Kesel? Atau marah? Jawab gitu aja kok susah sih." ujar Aisa langsung setelah Panca selesai berbicara.
"Hahaha..."
Panca melongo mendengar perkataan Aisa. Bahkan Karin sendiri sudah tertawa sangat kencang, entah karena pengakuannya atau karena kepolosan Aisa yang terlalu polos. Panca mengusap wajahnya kasar, dia malu. Bagaimana bisa dia memberitahu perihal perasaannya di hadapan Aisa dan juga Karina. Seharusnya dia tahu kalau Aisa tidak akan mungkin bertanya soal hal seperti itu. Bodohnya dia!
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable Girl
Romance#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau biasanya Dosen yang mendapatkan julukan tersebut, maka kali ini seorang Mahasiswa yang dijuluki juluka...