"Kehilanganmu sama saja kehilangan salah satu mimpi dalam hidupku."
- Panca Nugraha -
©©©
Sudah seminggu lebih Panca tidak bertemu dengan Aisa. Lebih tepatnya adalah lelaki itu berusaha untuk menghindar. Bukannya dia menyerah, tetapi dia hanya ingin memberikan waktu pada Aisa untuk berpikir. Dia ingin gadis itu juga bisa mendengar hatinya sendiri. Selama ini mereka bersama, tidak mungkin jika tidak ada rasa sama sekali bukan?
Panca menggendong tas ranselnya pada pundak sebelah kanan. Dia hendak berjalan menuju kelasnya saat mantan kekasihnya, Anestia berdiri menyandarkan tubuhnya pada tembok sebelah pintu. Wajah gadis itu terlihat pucat dengan bengkak yang sangat terlihat di kantung matanya bagian bawah. Gadis itu menoleh saat Panca sudah satu meter darinya.
"Anes?" panggil Panca.
Tanpa berkata apapun, Anes berjalan cepat sampai menubruk dada Panca. Gadis itu memeluk mantan kekasihnya dengan erat seperti menumpahkan semua perasaan dalam dirinya. Panca yang diserang tiba-tiba merasa bingung, bahkan saat dia merasakan kaus yang dipakainya basah. Panca berusaha menangkup wajah Anes agar mau melihatnya.
"Lo kenapa? Dirga nyakitin lo lagi?"
"Pan... hiks... g-gue harus gimana?" ujar Anes sesenggukan.
"Sssttt... jangan nangis disini. Banyak yang liatin lo, kita bicara di tempat lain aja." ujar Panca menenangkan gadis itu.
Panca membawa Anes menuju ke arah balkon pinggiran kelas. Walaupun gadis itu sudah menyakitinya, bukan berarti dia menjadi seseorang yang tidak peduli. Dia melihat Anes terlihat sangat terpuruk. Dia juga tidak mungkin meninggalkan gadis itu sendiri disaat tahu kalau orang tuanya tidak ada disini.
©©©
Dirga berjalan sambil bersiul bersama kedua temannya di samping kanan kiri. Langkahnya kemudian terhenti saat melihat gadis berjilbab tengah berdiri di depan mading kampus tengah membaca sesuatu dengan serius disana. Dia tersenyum melihat cerahnya gadis itu. Jujur saja, Aisa adalah gadis yang mungkin akan sangat jauh kecantikannya dengan wanita-wanita yang pernah di kenalnya selama ini. Ada sesuatu yang berbeda dari gadis itu. Percaya atau tidak, dirinya merasakan hal berbeda saat di dekat Aisa. Dirga tidak mau menyangkal kalau dia memang asli menyukai Aisa tanpa berpura-pura.
Dirga menyuruh kedua temannya untuk pergi. Lelaki itu berjalan menuju Aisa perlahan. Dia berencana ingin mengejutkan gadis manis itu. Namun belum sampai dia mendekat pada Aisa, badannya diputar balik oleh seseorang bahkan satu pukulan melayang di wajahnya.
"Gue habisin lo kali ini!"
Suara bentakan itu sangat keras membuat orang disekitar terkejut. Dirga hendak menahan tangan yang akan memberikan pukulan lagi namun tenaganya tidak lebih besar dari orang itu. Lelaki itu masih terus berusaha melayangkan pukulan. Dirga merasakan perbedaan dalan diri lelaki di hadapannya ini. Pukulan yang pernah dia dapatkan beberapa kali darinya tidak pernah sekuat ini. Penuh dengan emosi.
"Gue salah apa, brengsek?!" tanya Dirga berusaha membela.
"GUE BUNUH LO, BAJINGAN!!"
Seperti tuli, lelaki itu terus maju bahkan saat beberapa orang menarik tubuhnya, dia terus memberontak. Gadis yang tadi berada di belakang lelaki itu menangis berusaha membantu menahan agar tidak memberikan serangan lagi pada Dirga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable Girl
Romance#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau biasanya Dosen yang mendapatkan julukan tersebut, maka kali ini seorang Mahasiswa yang dijuluki juluka...