UNTOUCHABLE GIRL 22 || SALING MENYAKITI

44.1K 4.2K 536
                                    

"Apapun pilihannya, salah satu dari keduanya pasti akan tersakiti."

- Note -

©©©

Aira dan Doni saat ini tengah berada di ruang tengah menunggu sang Putra yang tadi berkata ingin membicarakan hal penting. Seusai makan malam, Panca memang meminta kedua orang tuanya untuk membicarakan suatu hal penting.

Panca dengan wajah yang keruh menatap kedua orang tuanya. Dia menatap Aira yang mungkin sebentar lagi akan dia buat kecewa.

"Panca mau nikah."

"Yeay!! Akhirnya kamu bilang itu ke kami. Jadi, kapan kamu mau Mama sama Papa dateng ke rumah Aisa? Kalau boleh Mama saranin sih besok aja, gimana? Papa bisa kan besok?"

"Mama kenapa sih? Anak belum lulus kuliah kok senang banget minta ijin nikah."

"Pa, Mama yakin kalau gadia pilihan Panca itu baiiikk banget. Papa gak akan nyesel deh."

"Tapi Ma..."

"Bukan Aisa, Ma. Panca mau nikah sama Anes." potong Panca.

"Apa?"

"Panca mau menikah sama Anes bukan Aisa."

"Gak! Mama gak akan kasih ijin kalau kamu mau menikah sama cewe lain. Mama cuma ijinin kamu menikah sama Aisa, kalau bukan Aisa, Mama gak akan setuju!!" ujar Aira cepat

"Mama kenapa sih berharap banget Panca sama Aisa? Dia bukan siapa-siapa Panca."

"Ya Mama gak mau tau! Kamu deketin dong Aisa-nya!"

"Kamu kenapa sih, Pan? Tiba-tiba bilang mau nikah. Kamu pikir nikah itu gampang?" ujar Doni.

"Panca cuma mau ngomong kalau Panca bakal nikah sama Anes. Itu keputusan Panca."

"Dan Mama gak setuju! Itu keputusan Mama!"

Aira berdiri dari duduknya ingin masuk ke kamarnya daripada harus mendengarkan keanehan dari putra tunggalnya.

"Anes hamil. Dia hamil, dan itu anak Panca."

Suara dari Panca selanjutnya membuat sambaran keras bagi Doni dan Aira. Lelaki paruh baya yang masih duduk di seberang anaknya langsung menoleh dan menatapnya tajam. Aira bahkan kembali menatap Panca dengan wajah pucatnya karena terkejut.

"Kamu jangan bercanda, Panca!" bentak Doni.

"Maaf."

"Kamu--"

Plak.

Tamparan keras mendarat di pipi kanan Panca dan itu berasal dari wanita yang sudah melahirkannya sekaligus merawatnya selama 21 tahun dia hidup di dunia.

"Siapa yang mengajari kamu melakukan hal seperti itu?! Siapa yang mengajari kamu melakukan dosa seperti ini, Panca?!" bentak Aira.

"Maafin Panca, Ma."

"MAMA GAK BUTUH MAAF KAMU!! KENAPA KAMU MELAKUKAN INI, PANCA?! KAMU GAK MEMIKIRKAN PAPA DAN MAMA, HAH?!"

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang