UNTOUCHABLE GIRL 6 || NYAMAN YANG DATANG MENDADAK

56K 5.3K 118
                                    

"Aku tidak akan menyangkalnya, sikapmu yang terlalu menggemaskan membuatku terkena serangan Nyaman mendadak."

- Panca Nugraha -

©©©

"Duh! Nyari tuh bocah dimana yah?"

Panca menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kemarin saat dirumah dia lupa memberikan formulir pendaftaran pada Aisa karena keluarganya yang sudah heboh lebih dulu. Alhasil sekarang walaupun Panca tidak ada jadwal kuliah pagi, dia terpaksa masuk untuk mencari gadis itu. Masalahnya, Panca sudah menelepon dan sms pada Aisa namun tidak ada satupun yang dibalas gadis itu.

Kesal karena tidak dijawab juga, akhirnya dia memutuskan memutari kampus berharap keberuntungan datang padanya. Namun sudah satu jam mencari dia belum juga bertemu Aisa, ditambah lagi kampusnya yang sangat luas. Sudah satu jam saja dia belum ada setengahnya mengelilingi kampus.

"Giliran gak diharepin aja nongol mulu, sekarang dicariin malah gak ketemu." gerutu Panca.

Menyerah, Panca lebih memilih pergi menuju kantin. Sejak tadi perutnya juga sudah keroncongan padahal dia sudah sarapan. Mungkin karena lelah berjalan sehingga tenaganya jadi cepat habis. Lagipula kalau dipikir lagi yang membutuhkan formulir pendaftaran itu adalah Aisa, lantas kenapa jadi dia yang merepotkan diri seperti ini?

"Pak baksonya satu yah? Sayurnya dibanyakin." ujar Panca pada tukang bakso.

"Maksudnya baksonya cuma satu biji doang atau gimana, Mas? Emang makan sebiji bisa bikin kenyang?"

"Yaelah si Bapak, mana ada orang pesen bakso cuma satu biji? Satu porsi lah!"

"Eh ada, Mas. Bang Rifki kalo gak punya duit beli sebiji aja nanti bayarnya kalo udah makan total bakso seporsi. Jadi diitungnya makan seporsi padahal mah makannya dicicil tiap hari satu bakso."

"Kebangetan si Rifki emang yah! Makan bakso aja dicicil begitu. Saya pesan satu porsi, Pak. Bukan yang kayak Rifki!"

"Siap, Mas."

Setelah memesan, Panca duduk di salah satu bangku yang kosong. Kebetulan masih pukul 10 pagi jadi kantin belum terlalu ramai. Tidak perlu menunggu sampai sepuluh menit, pesanan baksonya sudah datang. Panca mulai meracik baksonya dengan sambal dan juga kecap sesuai seleranya.

Baru memakan satu butir bakso, suara mengejutkan membuatnya tersedak sampai terbatuk-batuk. Siapa lagi kalau bukan orang yang dicari tidak ketemu tapi saat tidak dicari selalu saja muncul.

"Assalamu'alaikum Kak Panca!" ujar Aisa tiba-tiba.

Panca masih terbatuk karena terkejut, dia memukul-mukul dadanya yang terasa perih sekarang karena kuah baksonya yang cukup pedas.

"Ya Allah Kak, makanya makan itu berdoa dulu. Baca Bismillah jadi gak keselek gini."

"Lo yang munculnya tiba-tiba, bikin kaget aja! Jadi keselek kan gue!"

"Kok Aisa disalahin? Aisa kan tadi udah ucap salam dulu, gak berniat ngagetin."

"Terserah lo dah, Boncel!"

"Kak Panca ngapain disini? Gak masuk kelas?" tanya Aisa duduk di seberang Panca.

"Gue nyariin lo! Lagian lo punya hp buat apaan sih? Ganjel pintu? Ditelpon gak dijawab! Sms gak dibales!" kesal Panca.

"Emang Kak Panca telepon? Kok Ais gak dengar?"

"Gue telepon lo ada sepuluh kali, Ais! Masa iya gak kedengaran."

"Beneran! Ais gak dengar ada telepon dari tadi."

"Coba mana hp lo?"

Aisa merogoh ke dalam tasnya mencari-cari ponsel miliknya. Namun sudah dicari-cari, Aisa tidak mendapatkan ponsel miliknya. Aisa mulai mengeluarkan satu persatu isi dalam tas sampai membuat Panca mengernyit bingung.

Untouchable Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang