"Biarkan rasa ini tetap menjadi rahasia antara aku dan Tuhan."
- Panca Nugraha -
©©©
Lorong kampus masih cukup ramai oleh beberapa Mahasiswa yang belum dimasuki oleh dosen. Panca dan Aisa berjalan bersebelahan dengan jarak yang memberi ruang antara mereka. Panca melirik ke arah Aisa yang terlihat tidak terganggu sama sekali dengan kehadirannya. Sedangkan dia sendiri sudah salah tingkah, bingung harus memulai pembicaraan darimana. Belum lagi jantungnya terus saja berdetak layaknya drum yang dipukul sangat kencang.
Panca menarik nafasnya dan menghembuskannya perlahan untuk yang kesekian kalinya. Sepertinya helaan nafas Panca kali ini menarik perhatian Aisa. Gadis itu berhenti berjalan lalu menghadap Panca yang berdiri di sampingnya. Melihat itu tentu saja Panca ikut terhenti dan sama-sama menatap Aisa.
"Kak Panca kenapa sih dari tadi kayaknya tarik nafas-buang, tarik nafas-buang, gitu terus. Kak Panca sesak nafas? Ada penyakit asma? Perlu Aisa mintain obat asma ke unit kesehatan kampus?"
Panca meringis mendengar pertanyaan beruntun dari Aisa. Dia lupa akan fakta bahwa gadis di hadapannya ini polosnya sudah melebihi batas maximum.
"Gak usah, Ais. Gue gak sakit. Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang." jawab Panca.
"Terus tadi kenapa kayak gitu?"
"Gapapa, pengin aja. Gue mau bahas soal minggu lalu."
"Gak usah dibahas lagi, Kak. Gapapa. Aisa ngerti kok, emang benar kata Kak Panca."
"Gak, Ais. Semua perkataan gue minggu lalu itu salah. Semuanya salah. Lo boleh dekat sama siapapun termasuk keluarga gue. Lo udah gue anggap teman jadi gue rasa wajar seorang teman dekat sama keluarga temannya kan?"
"Termasuk dekat sama Kak Dirga?"
"Kalau dia gak boleh! Pokoknya siapapun boleh kecuali buaya darat itu! Gue larang lo karena gue peduli sebagai seorang teman."
"Jadi sekarang Aisa udah naik pangkat jadi teman dari yang tadinya cuma adik tingkat?"
"Tergantung, lo mau gak jadi teman gue?"
"Ya maulah! Berteman masa gak mau sih. Kak Panca mah lucu, pake tanya segala." ujar Aisa sambil terkikik.
"Bagus deh, udah punya hp baru belum? Nomer lo gue minta lagi."
"Aisa pake hp Ibu, minta aja nomernya ke Tante Aira. Ais gak hafal, kebetulan tadi lupa juga gak dibawa hpnya."
"Oh yaudah, nanti gue minta."
"Oh iya, ngomong soal Tante Aira, Kak Panca emang sempat berantem yah sama Tante Aira karena Aisa?"
"Lo tau darimana?"
"Dari Karina, tadi pagi dia ke rumah nganterin kue buatan Tante Aira."
"Oh, cuma berdebat sedikit. Lagian waktu itu gue yang salah."
"Jangan marahan lagi yah Kak sama Tante Aira. Gak baik bikin orang tua sampai marah. Apalagi kalau kita udah sampai ngebentak, dosa. Bisa masuk neraka nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable Girl
Romance#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau biasanya Dosen yang mendapatkan julukan tersebut, maka kali ini seorang Mahasiswa yang dijuluki juluka...