"Setiap manusia memiliki kesalahan dan sesama manusia harus saling memaafkan."
- Note -
©©©
"Apa masalah yang membuat kalian bertengkar seperti ini?"
Tidak ada jawaban. Kedua lelaki muda itu memalingkan wajah agar tidak melihat satu sama lain.
"Panca? Dirga? Kalian tidak mau menjawab pertanyaan Bapak?"
"Saya tidak tau, Pak. Panca tiba-tiba memukul saya tanpa alasan yang jelas." ujar Dirga.
Panca terkekeh mendengar jawaban Dirga, "Terus aja jadi penjilat! Hidup lo emang isinya akting semua kan?"
"Panca! Kalau perkataan Dirga tidak benar, kamu bisa bicara! Jangan diam saja dan protes saat lawan kamu memberikan jawaban."
"Kalau Bapak bertanya siapa yang memulai, memang saya Pak. Saya siap menerima hukuman dari Bapak." jawab Panca tanpa berniat menjelaskan.
"Jadi, kamu tidak mau menjelaskan?"
Panca hanya diam.
"Baik, karena kamu sudah mengakui kesalahan. Maka kamu akan Bapak beri hukuman untuk tidak mengikuti perkuliahan selama satu minggu. Selama itu kamu tidak boleh masuk kelas, terserah bagaimana caranya kamu mengejar ketertinggalan. Mengerti Panca?"
"Mengerti, Pak."
"Baik, kalau begitu kamu minta maaf pada Dirga dan begitu sebaliknya."
"Saya tidak mau, Pak." jawab Panca dan Dirga bebarengan.
"Giliran kayak begini saja kalian kompak."
"Saya tidak merasa punya salah sama dia, Pak. Justru dia yang harusnya minta maaf sama saya." ujar Panca.
"Enak aja! Lo udah bikin muka gue hancur begini bilang gak punya salah. Mata lo katarak?!"
"Inget alasan kenapa lo bisa sampai dapetin muka hancur kayak begitu? Gue rasa lo pantes bahkan mungkin kurang."
"Sudah cukup!! Panca mungkin saya skorsing tapi kamu juga tidak bisa lari dari hukuman Dirga! Kamu harus menjadi asisten dosen selama satu minggu, nanti saya akan pilihkan salah satu dosen untuk kamu."
"Loh tapi, Pak..."
"Silahkan kalian keluar dari ruangan saya!" potong Pak Endang.
Mendengar kalimat itu, Panca tidak mau menunggu lagi. Dia berdiri dari duduknya dan menuju pintu keluar diikuti oleh Dirga. Panca tidak ingin berbicara lagi dengan Dirga karena takut kalau emosinya akan keluar lagi. Lebih baik dia pergi menjauh dari lelaki itu daripada dia mengamuk lagi.
Panca berjalan di lorong kampus menuju lapangan. Dia berhenti di dekat salah satu kelas yang tengah diajar oleh dosen di dalamnya. Panca menghela nafasnya lalu duduk di salah satu bangku panjang dekat dari kelas itu. Dia tahu betul kalau gadis yang dia inginkan ada di dalam sana. Gadis berjilbab yang selalu bisa mengembalikkan mood-nya seketika dan dia harus segera menyelesaikan permasalahannya dengan gadis itu, bahkan jika dia harus memohon sampai bisa dimaafkan.
©©©
Beberapa jam berlalu, akhirnya dosen yang mengajar keluar dari kelas itu diikuti para mahasiswa yang juga keluar membawa tas mereka masing-masing. Panca berdiri dari duduknya dan menanti gadis yang dia cari keluar. Tidak berapa lama, gadis itu keluar membuat Panca tersenyum. Dia mendekati ke arah gadia itu dengan senyum yang masih terlukis di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable Girl
Romance#1 in islam 03/09/2020 #1 in kuliah 06/10/2020 Mahasiswa killer. Itulah julukan yang diberikan para Mahasiswa/i kampus kepada Panca Nugraha. Kalau biasanya Dosen yang mendapatkan julukan tersebut, maka kali ini seorang Mahasiswa yang dijuluki juluka...