Mereka masih berada di bawah atap yang melindungi mereka dari hujan. Hujan pun belum berhenti sedari tadi.
Dingin mulai memasuki kemeja grace yang saat itu tidak sedang memakai jaket . Karena dia pikir hujan tidak akan datang. Sulit cuaca diperkirakan.
Dia hanya memeluk dirinya sendiri dengan tas ransel yang ia pakai didepan badannya. Semoga bisa mengurangi hawa dingin ini.
Pembicaraan mereka pun berhenti dan sekarang hanya hamparan rumput pendek yang basah yang mereka pandangi, berjejer rapih kotak berbentuk persegi panjang yang dihiasi dengan batu nisan yang tebal, dan tak jarang diatas makam ada bunga yang cantik tergantung di batu nisan atau hanya tergeletak rapih untuk orang terkasih mereka.
Grace sedang berada didekat pria itu, duduk diam tanpa melakukan apapun. Sepertinya canggung menemani mereka.
Dari dekat grace pun bisa memperhatikan pakaian yang pria itu pakai. Pakaian yang biasa bisa dilihat dalam museum yang di pajang dalam lemari kaca. Kini seseorang pun memakainya.
Grace masih memikirkan cerita singkat yang sukses membuat dia berfikir dalam dan mengira ngira apa maksud dari cerita itu.
Boleh saja dia menceritakan tentang masa lalu, tetapi kenapa seolah olah dia menggambarkan tentang dirinya sendiri?
Bagaimana pun juga grace sama sekali tidak menganggap pria ini aneh, dia pria yang normal. Tidak ada tanda kelainan dalam dirinya. Mungkin dari fisik iya, tidak tahu kalau cara berfikirnya bagaimana.
Tapi yasudah lah. Grace memaklumi nya dan tidak ingin memikirkan lebih dalam. Toh dia manusia bukan makhluk lain.
"Kamu mirip dengan istriku"
Tiba tiba dalam keheningan mereka, pria itu menyatakan sesuatu yang tidak grace pikirkan sebelumnya.
"Aku?" Grace menunjuk dirinya sendiri
"Iya, siapa lagi" jawab pria itu sambil sedikit terkekeh
"Sikapnya sangat mirip dengan kamu. Dia senang berkenalan dengan orang baru dan kadang seorang diri dalam melakukan hal apapun, dia mandiri. Semenjak kita bertemu dan memutuskan untuk menikah, dia berkata bahwa semua yang ada dalam dirinya hanya untuk ku-"
Dia menjedanya, matanya masih memandang lurus ke makam yang dia sebut istrinya itu.
"Ternyata benar, nyawanya pun untuk ku"
Walaupun cerita pria ini sampai sekarang belum bisa diterima baik dalam kepala grace. Dia merasa kasihan dengan pria ini.
Seseorang yang amat dia sayangi pergi lebih dulu meninggalkannya sebelum dia hilang karena perang.
"Aku berdoa, semoga istri anda tenang dan bahagia disana tuan"
"Terima kasih banyak" jawabnya
"Haha jangan panggil saya tuan" kekehnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Soldier
FanfictionKeberhasilan Grace mendapatkan seorang Jeffrey Herrick yang mengajarkan bagaimana ketulusan cinta. Tetapi kegagalannya adalah, dia juga ikut andil dalam kehidupan Jeffrey yang di mana mereka terpaut sangat jauh hingga perbedaan era zaman. "Dia seseo...