Para perawat dengan segera memegang lengan dan kaki grace karena dia sudah mulai tidak bisa diam.
"Pegang yang halus! Jangan kasari dia!" Pinta jeffrey tegas kepada para perawat yang memegang tangan dan kakinya.
Jeffrey yang tidak bisa berbuat apa apa, hanya memegang kedua tangan grace. Dia panik karena salah sikap.
Sakit hatinya melihat grace seperti ini. Jeffrey tidak tahu bahwa grace pergi ke daerah sini, cukup jauh dari rumah. Dia pikir grace tidak akan kemana mana karena situasi sedang tidak kondusif.
Tapi dia lupa untuk memberitahu nya sebelum dia pergi waktu itu dan salah jeffrey karena janjinya untuk mengirim surat pun tidak kunjung terlaksana.
"Grace. Ini jeffrey" suara lemah jeffrey sama sekali tidak berhasil membuat grace tenang. Dia tetap ketakutan dan minta untuk dibawa pergi.
Perawat dan dokter pun bingung dengan tingkah jeffrey yang sangat terpukul. Siapa wanita ini?
"Tolong baringkan dia" perawat pun mematuhi permintaan jeffrey dan dibuatkan lah tempat tidur yang nyaman dengan lapisan kain yang bisa membuat hangat
Usapan lembut tangan jeffrey di kepala dan pipi grace membuahkan hasil.
Grace diam dengan pandangan kosong.
Tangannya masih sedikit gemetar dan nafasnya masih tersenggal.Grace sudah dibaringkan di tempat yang nyaman. Keadaannya sudah sedikit membaik dan nafasnya sudah mulai teratur. Tapi pandangannya masih kosong melihat kearah langit langit tenda. Sesekali menutup matanya.
"Saya mohon tinggalkan saya sendiri disini" ucap jeffrey kepada para perawat dan dokter itu
"Tapi- itu tugas kami" jawab salah satu perawat
"Saya dulu yang mencoba untuk menyembuhkan nya. Selanjutnya kalian, jika saya gagal"
Para perawat itu pun mengangguk dan langsung meninggalkan tempat. Walaupun mereka kebingungan siapa wanita ini sehingga jeffrey nekat untuk menyembuhkannya seorang diri.
Suasana mulai sepi. Suara orang lain teredam oleh lapisan tenda yang tebal. Hanya mereka berdua dalam tenda paling belakang. Menyisakan suara angin sore menuju malam.
Udara dingin mulai melewati celah tenda. Jeffrey membenarkan posisi kain yang menyelimuti tubuh grace agar tidak ada angin dingin yang menyentuhnya.
Masih sama seperti yang tadi. Kebiasaan jeffrey pada grace, selalu mengusap kepalanya dan dahi grace lembut.
"Sayang, ini jeffrey" Ucap jeffrey tepat didekat telinga grace dan berbicara dengan suara kecil sambil tersenyum
"Jeffrey ada disini" dia menahan suaranya agar tidak bergetar karena air matanya tidak berhasil untuk ditahan
"Aku gagal menjaga bunga cantik yang sedang belajar untuk menjadi kuat, tapi dia sekarang menjadi rapuh"
Jeffrey hanya memandang grace yang sedang diam, keadaan fisik nya sudah normal dalam suasana yang sunyi. Tapi tidak tahu kalau suasana kembali ramai.
"Apakah ini cara kita untuk bertemu? Setelah sebulan kita berpisah?"
Jeffrey enggan menghentikan usapan halus dikepala grace dan ibu jarinya mengusap dahi diantara kedua matanya.
"Jeff! -rey" johnny yang bersemangat memanggil jeffrey, diakhir nada panggilannya berubah rendah setelah membuka tenda untuk memasukinya.
Ia melihat sahabatnya terduduk lesu diatas kursi yang bersebelahan dengan tempat berbaringnya seorang wanita.
Tadi johnny melihat mood jeffrey baik baik saja. Tetapi kenapa menjadi seperti ini. Oh jangan lupakan bahwa johnny belum memperhatikan wanita ini. Yang dia tahu wanita ini adalah korban biasa.
Jeffrey menoleh ke arah johnny yang sedang berjalan kearahnya. Johnny mengerutkan dahinya, bingung dengan tingkah jeffrey yang menangis di sebelah seorang wanita yang sedang berbaring.
Johnny belum menyadari jika itu grace.
"Jeff! Kita ditugaskan untuk memasuki area timur lagi! Ayo bergegas!"
"John.."
"Aku absen dulu"
"Gak bisa jeff!! Kamu yang diamanahkan untuk memimpin divisi ini!"
"Enggak john. Aku mundur" ucap jeffrey melemas
"JEF!! Kalimat itu enggak ada dalam kamus kosa kata di hidupmu!"
"John!! Ini grace!! Grace, john!" pecah tangis jeffrey memperlihatkan hancurnya benteng pertahanan seorang jeffrey herrick dihadapan sahabatnya.
Johnny mengerutkan dahinya bingung, kenapa jeffrey membentaknya. Setelah melirik ke arah wanita yang sedang berbaring lemas, dia tahu jawabannya.
Saat johhny sadar. Dia tidak percaya yang sedari tadi korban yang ia sebut sebutkan adalah istri dari sahabatnya.
Kala itu johnny tidak berani membangunkan bahkan memegang rambutnya untuk melihat wajahnya pun tidak ia lakukan. Takut menggangunya.
"Grace.. sejak kapan?" Johnny menatap tidak percaya, ia mendekat pada grace jika yang dilihatnya adalah benar
Jeffrey menggelengkan kepalanya sambil masih mengeluskan ibu jarinya pada dahi grace tanpa berhenti.
"Astaga maafkan aku tidak mengenalinya" johnny ikut duduk disamping grace berhadapan dengan jeffrey
"Ini bukan salahmu, ini salahku. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik. Bunga ku sedang layu"
Jeffrey tidak pernah bohong dengan tatapannya. Johnny melihat tulus dalam diri jeffrey tentang bagaimana grace sangat mempengaruhi kehidupan jeffrey.
Berawal dari grace yang menjadi salah satu korban reruntuhan gedung dan dibawa kerumah sakit untuk penyembuhan, sampai sampai jeffrey rela menunggu hasil penyembuhan grace karena ia bertanggung jawab atas kelalaian itu.
Sampai akhirnya tumbuh rasa antara keduanya, menjalin hubungan hingga menikah. Rasa sayang jeffrey akan terpaku pada pandangan pertamanya. Seorang helma grace.
"Hari ini aku absen, izinkan aku" ucap jeffrey
"Yakinkan padaku, grace ada yang mengurusnya disini" jawab johnny
"Aku mau bawa dia pulang"
"Tapi dia butuh penanganan medis jeff!"
"Pelankan suaramu" nada bicara jeffrey berubah pelan karena melihat grace yang terusik dalam tidurnya
Grace sudah tertidur karena usapan jemari jeffrey pada dahinya yang tidak berhenti membuat dia merasakan kenyamanan. Nafasnya sudah teratur, tidak ada getaran lagi ditangannya.
"Aku tahu ini sulit bagimu, tapi kau bisa ambil satu kemungkinan yang harus kau jalani. Opsi pertama, kau harus menjaga grace, tapi disini dia butuh medis, para perawat dan dokter siap untuk menyembuhkannya, opsi kedua, kau berada dijabatan yang dibutuhkan! Dan belum ada pengganti untuk dirimu. Mana yang harus kau jalankan?"
"Dua duanya memang prioritasmu, tapi jangan egois, kita semua butuh kau jeff" lanjut johnny
Jeffrey hanya diam. Yang dia lakukaan sedari tadi saat johnny berbicara hanya menatap grace. Tidak rela jika usapan jemarinya berhenti.
"Baiklah john, baik!" Ada penekanan di akhir ucapannya
-•••-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Soldier
FanfictionKeberhasilan Grace mendapatkan seorang Jeffrey Herrick yang mengajarkan bagaimana ketulusan cinta. Tetapi kegagalannya adalah, dia juga ikut andil dalam kehidupan Jeffrey yang di mana mereka terpaut sangat jauh hingga perbedaan era zaman. "Dia seseo...