-1940-
Genangan tenang air kopi yang berada dalam cangkir itu menjadi bergerak karena pukulan keras pada meja yang menjadi tempat dimana cangkir itu diletakan.
Salah satu anggota kelompok yang saat itu datang dalam sebuah barak, tepatnya kamar, yang saat itu para prajurit sedang bersih bersih di hari minggu. Meneriak kan nama seseorang yang dicarinya.
"Dimana jeffrey?!!"
Semua barang yang didekatnya di tendang tanpa berfikir lagi. Tempat sampah, nampan besi untuk makan dan gelas semua pun ia tendangi.
Saat itu para prajurit menoleh setelah terdengar ribut ribut yang diawali oleh satu orang secara tiba tiba.
"Hey! Kau bisa tenang tidak?" Ucap salah seorang prajurit lainnya yang terganggu oleh ulahnya.
"Mana bajingan itu?! Dia harus mati!!"
"Kau mencari siapa?" Ucap john suh yang biasa di sapa john. Teman yang selalu bersama jeffrey.
"Kau tau dimana bajingan itu?!" Ucapnya sarkas sambil mengepalkan kedua tangannya
"Ada perlu apa kau dengannya?"
John kembali membalikan badannya saat dia kembali bertanya. Yang saat itu sedang memperbaiki kasur kayu yang bertingkat dalam asrama prajurit.
"Kau tidak tahu?! Hanya dia yang pangkatnya di naikan karena berhasil melumpuhkan pasukan daerah timur kemarin! Dan kau tidak merasa iri?! Seharusnya kita pun juga! Kita ikut dalam pertempuran itu!"
John menaruh alat yang dia pakai untuk membenarkan kasur kayu itu. Maju mendekati pria dihadapannya tepat hampir tidak ada jarak. Hidung mereka pun hampir bersentuhan.
Tatapan tajam seorang john tidak membuat pria ini takut begitu saja. Malah menantanginya.
"Yoan, jaga ucapan mu kalau kau memilih ingin mati ditanganku daripada mati dalam perang"
Ucapan john yang pelan tapi tepat pada sasaran mampu membungkam pria yang bernama yoan itu. Yang membenci jeffrey.
Tentu saja perkataan itu membuat harga dirinya jatuh. Ia tidak ingin mati sebagai tentara kalau bukan gugur dalam perang memerangi musuh.
Yoan. Pria yang keras kepala dan tidak ingin kalah dengan rekan nya yang lainnya. Sering mendapat banyak peringatan dari atasan dan sudah hampir di sidang.
"Persetan kau!"
Yoan pun meninggalkan john yang saat itu menatap geram karena hanya gara gara tidak setuju jika teman nya naik pangkat. Semua butuh proses, apa yang kita usahakan itu yang kita dapat.
Saat itu yang memimpin pertempuran adalah jeffrey dan dia pantas mendapatkannya.
Udara cukup bisa diajak berteman. Tidak panas tidak pula dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Soldier
FanficKeberhasilan Grace mendapatkan seorang Jeffrey Herrick yang mengajarkan bagaimana ketulusan cinta. Tetapi kegagalannya adalah, dia juga ikut andil dalam kehidupan Jeffrey yang di mana mereka terpaut sangat jauh hingga perbedaan era zaman. "Dia seseo...