Hello My Soldier

I found you

Ternyata waktu cepat sekali berjalan. Sudah setahun lebih grace digantung oleh keberadaan jeffrey yang entah sampai sekarang dia tidak sama sekali memperlihatkan dirinya.

Tukang pos pun tidak mengantarkan surat apapun. Hampir saja dia putus asa dengan meyakinkan diri jika jeffrey masih hidup.

Apa ini rasanya digantung oleh penantian? Para pembaca pun sudah lelah dengan cerita ini. Bagaimana dengan grace yang sudah dalam hitungan tahun tidak ada kabar dari jeffrey.

Malam terakhir bersama jeffrey waktu itu membuat dia jatuh cinta dan merasakan indahnya dicintai. Tidak ada sesuatu yang membuat grace tetap sabar menunggu jika bukan seorang jeffrey. Ingin kembali menjalankan kisah hidup normal sebagai satu keluarga kecil bahagia.

Ingin melapor atas kehilangan seseorang tetapi grace tidak mengerti bagaimana mengurusnya dan bagaimana kronologinya. Intinya jeffrey sedang bertugas. Entah dimana.

Menghubunginya? Bagaimana caranya? Alamat tempat bekerjanya saja grace tidak tahu. 

Dia ditarik ke dalam kehidupan ini dan tiba tiba ditinggalkan begitu saja. Harus marah? Bersyukur? Atau benci? Ketiganya bukan jawaban yang akan grace pilih untuk jeffrey. Baginya, jeffrey bukan sebuah alasan, tapi dialah yang menjadi alasan jeffrey memanggilnya kesini.

Setahun berlalu. Waktu itu saat dia dinyatakan sembuh dari penyakitnya 8 bulan yang lalu, akhirnya semua selesai dan grace dipulangkan. 

Lalu ia mengusahakan dirinya mendapat pekerjaan di tengah kesendiriannya dan krisis ekonomi bagi dirinya sendiri, bagaimana dia hidup jika tidak ada pendapatan. 

Mungkin pilihan grace menjadi jurnalis adalah hal yang bagus. Yang dimana saat ini cerita akan berubah menjadi sejarah yang akan tercatat di masa depan nanti. 

Grace menulis salah satu berita pada laman surat kabar yang akan di cetak dan disebarkan ke masyarakat.

Ia sudah banyak berkenalan dengan para pekerja disini. Beruntung mereka sangat ramah, pakaian kerja mereka bernuansa vintage, bagaimana grace tidak nyaman jika lingkungannya seperti ini.

Meja kerja grace dihiasi oleh barang barang yang menurutnya antik. Telepon yang jika digunakan harus menekan angka dengan cara menggesernya, mesin ketik yang setia menemani hasil tulisannya. Sungguh unik menggunakan mesin ketik, tetapi jika terjadi kesalahan harus diulang dari awal, itu yang membuat grace membencinya.