Dilema

1.5K 153 31
                                    

Pintu rumah terbuka. Muncul Chanyeol dengan sebuah kantung plastik di tangannya. Tentu Baekhyun senang dan langsung menyuruh Chanyeol untuk duduk di sampingnya.

"Mana sosisnya?"

"Suaminya tidak di tanyakan?" Tanya Chanyeol sembari mendudukan dirinya di samping Baekhyun.

"Kan aku sudah lihat kamu sekarang. Jadi mana sosisnya?"

Chanyeol memberikan kantung plastik berisi sosis itu pada Baekhyun. Kemudian matanya berganti melihat ke arah Sehun yang tengah duduk tenang di depannya.

"Tumben kamu kesini Hun"

"Aku sedang tidak mood di rumah" Sehun memijat pelipisnya yang sedikit terasa pusing. Mereka yang ada di depan Sehun pun hanya bisa melihatnya.

"Oke. Terus kamu itu bawa apa?"

Baekhyun mendekatkan kepalanya pada Chanyeol. Bibir Baekhyun yang tadinya sedang mengunyah, langsung terjeda. Ia membisikan sesuatu pada Chanyeol.

"Itu katanya surat cerainya bersama Luhan" Bisik Baekhyun. Meskipun masih terdengar oleh Sehun.

Kening Chanyeol berkerut heran. Mengapa Sehun bercerai dengan Luhan. Padahal kemarin malam Sehun memberitahunya bahwa Luhan baru saja hamil. Masa sih, ia tega menceraikan istrinya yang tengah hamil.

Melihat Chanyeol yang tengah bergelut dengan pikiran. Sehun pun tersenyum hambar.

"Chan, boleh aku pinjam pulpen?" Sehun menaruh surat cerai dan dokumennya di atas meja.

"Buat apa?"

"Untuk menanda tangani ini"

Sebenarnya, Chanyeol tidak mau memberikan pulpennya. Tapi ia pun tidak bisa melarang Sehun untuk tidak melakukannya. Jadi mau tidak mau, Chanyeol tetap memberikan pulpennya pada Sehun.

"Terima kasih Chan"

Sehun membuka tutup pulpennya. Ketika tangannya sudah tertempel pada kertas. Tubuh Sehun terdiam seperti membeku. Helaan napas pun bisa di dengar oleh Baekhyun dan Chanyeol.

"Sehun.. Kalau kamu ragu, mending jangan. Nanti malah kamu yang akan menyesal" Bujuk Baekhyun. Raut wajah khawatir mulai terpampang jelas di wajah Baekhyun.

"Tidak Baek. Ini sudah menjadi keputusanku"

Tak berselang lama. Sehun akhirnya menanda tangani surat itu di samping tanda tangan Luhan.

"Semoga kamu tidak menyesal, Sehun" Kaki Baekhyun mulai berdiri. Ia berjalan ke arah kamarnya. Karena entah mengapa, Baekhyun sangat terluka melihatnya.

Berbeda dengan Chanyeol. Pria jangkung itu hanya memperhatikan Sehun. Tak berminat untuk berkomentar.

"Ini Chan" Sehun menaruh pulpennya di atas meja.

"Sehun"

"Kenapa?"

"Kalau kam-"

"Aku tidak akan menyesalinya" Jawab Sehun singkat tanpa melihat ke arah Chanyeol.

"Dengarkan aku dulu!" Suara Chanyeol mulai meninggi. Ia tidak suka ketika ada orang yang memotong ucapannya.

Pundak Sehun bergedik acuh. Meski begitu, Chanyeol tetap berusaha sabar untuk menasihati Sehun.

"Dengarkan aku. Jangan pernah bermain-main dengan namanya perceraian. Karena kalau sampai kamu bercerai, atau sampai mengajukan talak. Kamu sudah tidak bisa seandainya kamu nanti minta rujuk sama Luhan"

"Itu tidak akan terjadi Chan. Aku tidak akan rujuk dengan Luhan"

Kepala Chanyeol mengangguk mengerti. Wajahnya yang tadi biasa saja, seketika langsung berubah serius.

"Oke, aku akan pegang ucapan kamu"

Sehun kembali menggidikan bahunya acuh. Ia tidak masalah jika memang Chanyeol akan merekam semua ucapannya di otaknya. Dan Sehun menegaskan pada dirinya, bahwa ia tidak akan menyesal dengan ucapannya.

Kaki Sehun mulai berdiri. Tak lupa juga ia membawa surat cerai dan dokumennya. Lalu ia melihat ke arah Chanyeol yang terus menatap lurus tanpa memperdulikan Sehun.

"Aku pamit Chan"

"Hm"

Tanpa lama-lama, Sehun pun mulai berjalan keluar. Ia kembali masuk ke dalam mobilnya. Dan berniat untuk ke kantor menemui Yohan.

-

Di perjalanan, mobil Sehun berhenti di sebuah beer mart. Mungkin sebotol minuman akan meredakan pikirannya.

Sehun turun dari mobil. Masuk ke dalam beer mart. Ia langsung berjalan ke arah lorong beer mart. Disana ada bermacam-macam merek minuman beralkohol. Tapi Sehun tetap membeli soju. Tangannya mengambil beberapa botol.

"Hah?"

Sehun terdiam ketika matanya tak sengaja melihat poster bergambar Irene yang tengah memegang botol soju.

Sehun terdiam ketika matanya tak sengaja melihat poster bergambar Irene yang tengah memegang botol soju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Irene?"

Sehun memang cukup terkejut. Mungkin ini pekerjaan Irene yang baru. Jadi ia berusaha netral kembali. Lalu setelah cukup, Sehun membawa beberapa botol itu ke arah kasir.

Sembari membayar minumannya, mata Sehun tak lepas pandang dari poster tersebut. Jujur, Irene terlihat sangat cantik di poster itu.

Sang kasir kemudian memberikan kantung plastik berisi soju itu pada Sehun.

"Terima kasih"

Sehun mengambil kantung plastiknya. Lalu berjalan keluar dari beer mart dan masuk kembali ke dalam mobil.

Di dalam mobil, Sehun menaruh kantung plastik itu di kursi belakangnya. Kemudian pikirannya kembali pada poster Irene.

"Kamu kerja dimana sekarang?"

𝐁𝐚𝐝 𝐡𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang