Temani aku

1.4K 167 10
                                    

Sudah hampir dua jam Sehun keluar, akhirnya pria itu kembali ke kamar Luhan yang ada di lantai 3.

Tok tok

"Sebentar"

Pintu perlahan terbuka. Muncul Luhan dengan tatapan berbinarnya. Matanya langsung menatap lapar kantung plastik besar di tangan Sehun.

"Lama banget" Cicit Luhan sembari mencoba mengambil alih kantung plastik berisi makanan itu dari tangan Sehun.

"Belinya jauh"

"Yasudah, ayo masuk"

"Oh iya, ibu mana?" Tanya Sehun sembari mengalihkan pandangannya ke dalam ruang tengah.

"Ibu sudah pulang"

"Oh, ibu tidak bilang"

Kaki Luhan berjalan masuk kembali. Ia langsung mendudukan tubuhnya di atas lantai yang sudah diberi karpet. Sehun pun berniat duduk di depan Luhan, tapi langsung Luhan tahan dengan tangannya.

"Tolong ambilkan meja kecil di pojok, Sehun" Luhan meminta dengan suara pelannya.

"Iya, tunggu sebentar"

Sehun mengambil meja kecil yang ada di pojok. Lalu ia kembali ke arah Luhan. Menaruh meja yang di bawanya di depan Luhan.

Luhan menaruh kantung plastik di tangannya di atas meja. Lalu mengeluarkan semua makanan yang ada di dalam kantung. Disana ada bibimbap, samgyeopsal, tteokbokki dan juga float pesanan Luhan. Bibirnya tersenyum senang sekilas melirik Sehun.

"Terima kasih, Sehun" Ucap Luhan.

"Jangan lupa dihabiskan"

"Bantuin dong sama kamu"

"Iya say-"

"Hah?" Mata Luhan mengerjap beberapa kali bingung. Lebih tepatnya pura-pura bingung. Karena Luhan tahu, sebenarnya Sehun mau sebut sayang.

"Tidak ada. Ayo makan"

Sebelah tangan Sehun mengambil dua sumpit kayu yang ada di dalam kantung. Lalu satu sumpitnya ia beri pada Luhan yang masih menatapnya.

"Iya, Sehun" Luhan menerima sumpit yang diberikan Sehun.

Tak lama, keduanya pun mulai memakan makanan di depannya dengan hening. Sesekali Sehun melirik Luhan yang lahap memakan bibimbapnya. Jujur, Sehun baru sadar. Ternyata tubuh termasuk pipi Luhan terlihat berisi. Mungkin karena bumil memang banyak makan.

"Ada apa?" Celetuk Luhan tanpa menghentikan kegiatan makannya.

"Hah?"

"Aku merasakan kamu terus meliriku"

"Terlalu terlihat, ya?"

Kepala Luhan hanya mengangguk. Luhan menghentikan kegiatan makannya sejenak. Ia melipat bibirnya sekilas sebelum menatap Sehun.

"Sehun"

"Hm?"

"Kamu sekarang sudah tahu tempat tinggalku. Kalau kamu mau berkunjung, silahkan saja. Asal jangan sampai Kai tahu" Luhan menatap Sehun sayu.

"Kenapa? Biar saja Kai tahu kalau aku akan selalu mengunjungimu"

"Ck, turuti aku untuk kali ini Sehun"

Pria itu mengabaikan ucapan Luhan. Ia terus memakan samgyeopsal di atas mangkuk.

Drrt drrt

Ponsel Luhan bergetar. Ia merogoh sakunya untuk mengeluarkan ponselnya. Ada nama Kai di layar ponselnya. Spontan Luhan melirik Sehun sekilas. Dan Sehun langsung peka.

"Kenapa?"

"Tidak ada. Aku mau angkat telpon dulu" Luhan sempat ingin berdiri, tapi langsung Sehun tahan. Dengan tanpa sopannya, Sehun mengambil ponsel Luhan di tangannya.

Disana ada panggilan masuk dari Kai. Jujur, Luhan panik. Tapi ia mencoba tenang menghadapi Sehun.

"Jangan diangkat, Sehun"

"Kenapa? Biarkan dia tahu kita tengah bersama"

Ibu jari Sehun pun mulai menggeser tombol telpon ke warna merah. Ia menolak panggilan Kai. Lalu menaruh ponsel Luhan di atas meja.

"L-loh.. Katan-"

"Maaf, ucapanku tadi sedikit keliru" Sehun tersenyum simpul. Kakinya mulai berdiri.

"Kamu mau kemana, Sehun?"

"Pulang"

"Kok tiba-tiba?"

Sehun melirik jam tangannya sekilas.

"Aku.. ada kerjaan di kantor" Ucap Sehun bohong dengan senyumnya yang memaksakan.

Mendengar itu pun, Luhan perlahan berdiri. Menatap Sehun, seakan tak rela Sehun pergi secepat itu dari rumahnya.

"Benarkah?"

"Iya. Lagipula, nanti kamu bakal ditemani Kai, bukan? Jadi aku harus cepat pergi dari sini agar tidak ketahuan oleh Kai"

Raut wajah Luhan terlihat berubah. Wajah kecewanya tampak terlihat jelas.

"Yasudah, sana pulang" Ucap Luhan acuh sembari mengalihkan pandangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yasudah, sana pulang" Ucap Luhan acuh sembari mengalihkan pandangannya.

"Iya, aku pulang"

Sebelum keluar, Sehun mengelus perut Luhan dan mengecupnya sekilas.

"Ayah pulang dulu ya"

Usai pamitan, Sehun berjalan keluar pintu. Meninggalkan Luhan sendiri di ruang tengah.

-

*kalau mau double update, kutunggu sampe 60 vote again :)b

𝐁𝐚𝐝 𝐡𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang