Sehun menghampiri Luhan yang berdiri kaku di depan pintu. Kedua mata mantan istrinya itu terus menatapnya seakan tak percaya.
"Akhirnya aku menemukanmu"
"Ka-kamu kok bisa tahu-"
"Apa kamu percaya, kalau insting seorang ayah itu kuat terhadap anaknya?"
Bibir Luhan tak bergeming. Mata rusanya mulai berkaca-kaca melihat wajah Sehun yang putus asa.
Tangan Sehun mengambil kotak sepatu yang ada di tangan Luhan. Tanpa meminta izin pada Luhan, Sehun langsung mendekap Luhan di pelukannya. Meski perut Luhan sedikit menghalangi, tapi Sehun tetap memeluk Luhan erat.
"Aku merindukanmu"
Perlahan tangan Luhan terangkat ke atas. Ia melingkarkan tanganya di leher Sehun. Memeluk pria yang sudah menjadi mantan suaminya dengan erat.
"Aku juga" Cicit Luhan di sela tangisannya.
Keduanya terus berpelukan. Menyalurkan rindu satu sama lain yang tertahan selama berbulan-bulan.
"Akhh Sehun"
Kedua lengan Luhan mulai terlepas ketika merasakan sakit di perutnya. Begitu pun dengan Sehun. Ia melepaskan pelukannya. Lalu kedua tanganya beralih pada perut Luhan.
"Kamu kenapa?"
"Perut aku keram, Sehun sshhh" Ringis Luhan seraya mengerjapkan matanya.
"Ayo masuk dulu"
Sehun membawa Luhan langsung ke dalam kamar. Karena di ruang tengah, tidak ada kursi ataupun sofa.
Di dalam kamar, Sehun membaringkan Luhan di atas kasur.
"Kamu punya kantung air hangat, tidak?"
"Ada Sehun, di lemari dapur" Jawab Luhan tersenggal-senggal.
Tanpa menunggu lama, Sehun berjalan keluar kamar. Mendekat ke arah dapur yang memang berdekatan dengan kamar Luhan. Disana, Sehun membuka lemari dapur. Mencari kantung air. Tapi sialnya, barang yang dicari tidak ada.
"Pakai botol ajalah" Gumam Sehun sembari mengambil botol air minum di dekat kompor. Lalu Sehun mengisinya dengan air hangat.
Setelah selesai, Sehun kembali ke dalam kamar. Kemudian duduk di pinggir kasur.
"Kantung airnya tidak ada. Jadi aku pakai botol saja"
"Iya Sehun"
Botol berisi air hangat itu mulai Sehun letakan di atas perut Luhan. Tapi tidak lama-lama. Sehun menaruh botolnya berpindah-pindah agar rasa sakitnya cepat hilang.
"Masih sakit hm?"
"Sedikit"
Setelah beberapa menit. Rasa sakit di perut Luhan pun perlahan mulai hilang. Sehun langsung menaruh botol berisi air itu di atas meja yang ada di samping kasur Luhan.
"Kalau sakit lagi, bilang ya. Aku khawatir" Tatap Sehun lembut.
"Iya ayah~" Ucap Luhan menirukan suara anak kecil dengan senyumannya.
Mendengar suara Luhan yang imut. Bibir Sehun tersenyum malu. Berbeda dengan Luhan yang tersenyum lebar.
"Jangan membuatku malu"
Tok tok
Terdengar suara ketukan pintu di luar. Sehun dan Luhan sempat bertatapan. Namun pikiran mereka berbeda. Luhan memikirkan yang ketuk pintu itu adalah Kai. Tapi Sehun sudah berpikir pasti itu ibunya.
"Biar aku saja. Kamu istirahat disini" Sehun beranjak dari kasur. Ia berjalan keluar kamar. Mendekati ke arah pintu.
Sehun membuka pintunya. Ternyata dugaannya benar. Disana ada ibunya yang tengah berdiri.
"Mana Luhan?"
"Masuk saja"
Sohye berjalan masuk ke dalam. Pandangannya menelaah isi ruangan officetell Luhan.
"Luhan ada di kamar"
Ibunya itu tak menjawab. Ia langsung berjalan ke arah kamar. Terlihat Luhan tengah berbaring di atas kasur.
"Hei, Luhan. Kamu tidak apa-apa?" Tanya Sohye sembari duduk di pinggir kasur.
"Tidak apa-apa bu"
"Kamu sudah makan belum?"
"Belum"
Bibir Sohye berdecak kesal. Kemudian ia menghampiri Sehun yang ada di luar. Menepuk pundak anaknya itu sedikit keras.
"Belikan Luhan makan" Bisik Sohye.
"Iya"
Kepala Sohye mengangguk mengerti.
"Sehun, aku mau bibimbap" Celetuk Luhan di dalam kamar.
"O-"
"Sama float, samgyeopsal sama tteokbokki, oke?"
Sehun terdiam. Ternyata banyak sekali yang Luhan mau. Bukan apa-apa, bagaimana kalau makanannya tidak habis.
Sohye yang di samping Sehun hanya terkekeh. Lalu sebelah tangannya mendorong tubuh Sehun untuk cepat membelikannya.
"Belikan saja"
"Iya bu" Jawab Sehun pasrah sembari berjalan keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐚𝐝 𝐡𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬]
Romance"𝐖𝐚𝐥𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢𝐤𝐮, 𝐞𝐧𝐭𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐦𝐮 𝐒𝐞𝐡𝐮𝐧" -𝐋𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐧𝐤 #1 𝐇𝐮𝐧𝐡𝐚𝐧 𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐮 𝐠𝐮𝐲𝐬:) 𝐇𝐮𝐫𝐭 - 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞