Di rumah, Luhan kaget pas tahu kalau Sehun menolak panggilannya. Ini kali pertamanya Sehun tidak mengangkat telponnya. Tapi Luhan tetap berpikir positif. Mungkin Sehun memang banyak pekerjaan di kantor.
Luhan menaruh ponselnya di meja. Ia membaringkan tubuhnya di sofa. Tubuhnya memang selalu mudah lelah akhir-akhir ini.
"Hng, Sehun cepat pulang" Cicit Luhan dengan mata yang terus memandangi ponselnya.
Tok tok
Terdengar suara ketukan di pintu apartemennya. Tidak mungkin kalau itu Sehun. Daripada penasaran, Luhan langsung berjalan ke arah pintu. Lalu melihatnya dulu dari lubang kecil pintu. Dan ternyata yang mengetuk itu adalah Kai. Saudara suaminya.
Pintu Luhan buka. Disana ada Kai dengan sebuah kotak besar di tangannya.
"Hai Lu, boleh masuk gak?"
"O-oh boleh boleh"
Kai langsung masuk dengan kotak besarnya itu dan duduk di sofa empuk apartemen. Pandangannya langsung melihat sekeliling isi apartemen Sehun. Rapih dan bersih. Mungkin itu kata yang tepat untuk tempat ini menurut Kai.
"Kamu mau minum apa?"
"Oh tidak perlu. Aku hanya sebentar disini"
"Oke"
Luhan duduk di kursi depan Kai. Melihat lelaki di depannya itu dengan penasaran.
Seakan tahu apa yang dipikirkan Luhan, Kai langsung memberi kotak besar itu kepada Luhan. Dan benar saja. Raut wajah Luhan langsung berubah. Kai hanya cengengesan melihatnya.
"I-ini untukku?"
"Yup. Itu hadiah dari ibuku"
"Benarkah? Wah ibu terlalu memanjakanku"
Tangan Luhan mencoba membuka kotak besar itu. Dan setelah dibuka, Luhan kaget karena isinya itu tas jinjing berwarna merah. Tentu Luhan menyukainya. Karena merah adalah warna favoritnya.
"Ini bagus sekali Kai! Tolong sampaikan rasa terima kasihku untuk ibu" Ucap Luhan sumringah.
"Tentu. Hmm tapi, bisakah kamu tidak memberitahu Sehun tentang ini?"
Kegiatan Luhan langsung terhenti. Ia menatap Kai dengan heran.
"Kenapa?"
"Kamu tahu kan kalau Sehun tidak senang dengan barang-barang yang diberi ibu? Maka dari itu, takutnya jika kamu memberitahu Sehun, nanti tas itu akan dikembalikan kepada ibu" Jelas Kai dengan wajah serius.
Mendengar itu, Luhan memang sedikit percaya. Karena suaminya itu memang sedikit tidak senang dengan ibu yang memanjakannya. Bukan karena Sehun sirik, tapi tanpa ibu pun, Sehun bisa memanjakan Luhan dengan caranya sendiri.
"Oke. Aku tidak akan bicara apapun kepada Sehun"
"Bagus deh"
Wajah Kai terlihat sangat senang ketika Luhan menuruti omongannya. Terlebih lagi, Luhan akan dengan senang hati menyimpan tas pemberiannya. Yang sebenarnya bukan dari ibu. Tapi memang Kai memberinya cuma-cuma untuk Luhan.
"Oh iya, kamu sendirian di apartemen?"
"Iya nih. Setiap hari terus seperti ini"
"Apa Sehun jarang menemanimu?"
Luhan tidak bisa berbohong. Ia hanya mengangguk jujur. Sehun memang jarang menemaninya. Apalagi kalau sudah alasannya lembur. Kadang Luhan suka kesal. Tapi kalau Luhan terlalu menuntut, nanti malah Sehun jadi risih. Dan Luhan tidak mau itu terjadi.
"Kenapa kamu tidak langsung saja datang ke kantor Sehun?"
"Sehun tidak memperbolehkanku datang ke kantor" Cicit Luhan.
"Seriusan? Ko bisa? Padahal kamu kan istrinya"
Bibir Luhan hanya tersenyum hambar. Ia pun tidak mengerti mengapa Sehun tidak memperbolehkannya datang ke kantor. Kadang Luhan sempat berpikir kalau Sehun menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi ketika Luhan bertanya seperti itu, malah Sehun yang balik marah kepadanya.
"Kenapa tidak dicoba? Nanti biar aku antar"
"Tidak usah Kai. Tidak apa-apa. Nanti Sehun marah lagi padaku"
"Kalau pun dia marah. Aku akan lebih marah padanya jika dia tidak memperbolehkanmu datang kesana"
"Akan kupikirkan"
Kai hanya mengangguk. Entah kenapa ia sangat tidak suka melihat Luhan sedih. Terlebih Kai tahu kalau Sehun berselingkuh dengan sekretarisnya.
Kaki Kai mulai berdiri di ikuti oleh Luhan.
"Kalau begitu aku mau pamit pulang"
"Hati-hati ya. Dan terima kasih banyak untuk hadiahnya"
Kai tersenyum dengan menunjukan sedikit giginya. Tanganya mengusak rambut Luhan sayang. Kai memang sayang pada Luhan. Tapi ia kurang beruntung karena Luhan lebih memilih Sehun.
"Kalau kamu berubah pikiran dan ingin datang ke kantor Sehun. Lebih baik kamu datang jam 11. Karena itu waktu makan siang Sehun" Kai berjalan ke arah pintu bersama Luhan.
"Iya Kai, terima kasih atas infonya"
"Oke. Kalau begitu aku pamit ya. Kalau ada apa-apa kamu bisa meneleponku"
"Ihh iya Kai"
Kai mulai pergi dari apartemen Sehun. Alhasil Luhan sendiri lagi di apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐚𝐝 𝐡𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 [𝐠𝐬]
Romance"𝐖𝐚𝐥𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐢𝐭𝐢𝐤𝐮, 𝐞𝐧𝐭𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢𝐦𝐮 𝐒𝐞𝐡𝐮𝐧" -𝐋𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐧𝐤 #1 𝐇𝐮𝐧𝐡𝐚𝐧 𝐓𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐮 𝐠𝐮𝐲𝐬:) 𝐇𝐮𝐫𝐭 - 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞