10. Rumah Arka (2)
"Ngapain sih bunda bawa dokter segala. Tinggal bawa Rahel kesini aja gue udah sembuh." - Arka Yohandar
**
Irfan sudah dulu memasuki gerbang rumah Arka. Cowok berjaket hitam itu mengetuk pintu utama rumah keluarga Yohandar sedangkan yang lain membuntuti di belakang. Rahel berada di ujung belakang sendiri, mengalah dengan Arsen dan Alee yang saling bersenggolan lengan.
"Wah gede juga nih rumah Arka, pantes kita gak boleh main kesini." Arsen mengamati setiap jengkal bangunan megah itu.
Linda dan Selly baru sampai, mereka membawa buah-buahan untuk menjenguk Arka. Ketika dipersilakan masuk oleh Bunda-nya Arka, mereka langsung menyerbu pintu utama, membuat Alee dan Arsen menghimpit badan Arez.
"Anjir, gue gak bisa napas." Akhirnya mereka saling jatuh tengkurap dengan posisi Alee paling bawah dan Arsen paling atas. Sedangkan Arez ditengah-tengahnya.
Keenan langsung nyelonong masuk, tanpa menghiraukan tiga manusia somplak itu.
"Kalian duduk dulu, dinikmati dulu makanannya. Bunda panggilin Arka dulu ya." perempuan berumur sekitar empat puluh tahunan itu menaiki tangga, mungkin menuju kamar Arka.
"Alee, sodorin tuh jelly." suruh Yonna yang duduk di bawah.
"Idih enak aja," Alee mencomot jelly itu satu per satu, diikuti Arsen juga Lean.
"Anjir, pelit lo!" Akhirnya Yonna berdiri dan langsung menyaut toples berisi jelly itu dari pangkuan Alee.
Rahen duduk di sebelah Via, seperti biasa. Bermesraan, seolah dunia hanya milik mereka. Dan Rahel sudah jengah melihat keduanya, ia memilih duduk disamping Linda dan Tessa yang sibuk dengan olshop merekq.
"Rahel mau?" tawar Selly menyodorkan marshmellow dalam toples. Rahel menggelengkan kepala dengan tersenyum kecil. Selly menikmati lagi marshmellow itu sambil mendengarkan musik.
"Widih, jagoan gue bisa sakit juga ternyata." Lean menepuk lirih bahu Arka yang baru duduk di sofa.
Wajah tampan itu setengah pucat, meskipun bibirnya tetap merah merona. Ciri khas seorang Arka Yohandar.Kini Arka hanya mengenakan kaus hitam bertuliskan 'Danger' dengan celana jeans selutut. Mereka asyik bercengkerama, dimulai dari Lean yang tidak sengaja menumpahkan minuman di celana Irfan dan Alee yang keceplosan bilang 'sayang' ke Selly.
Diantara teman-teman kelas bersahutan ramai, mata Arka terus mencari Rahel. Ternyata dia ikut, duduk manis di samping Linda dan juga sedang menatap ke arahnya. Akhirnya Arka tersenyum simpul lalu mengalihkan pandangan, Rahel juga.
"Gue nginep sini boleh ya, Ka?" tanya Alee sambil menikmati kentang goreng buatan bunda Arka.
"Jangan ah, masa rumah gue mau disamain sama bonbin." Arka tetap saja bercanda meskipun keadaan sakit, cowok itu berusaha tetap tegar.
"Anjir lo, gue doa in cepet sembuh." Balas Alee dengan suara yang dikeraskan.
"AAMIIIN!" semua menjawab serempak, dan Arka terkekeh mendengarnya.
"Pulang sono, udah sore." kata Arka.
"Lo jahat banget sih, nih anak anak jenguk lo malah diusir gitu." protes Diki.
Arka tertawa kecil, "Becanda, makan tuh puas makanannya. Kalau abis ambil aja di kulkas."
"Nah gitu dong, gue suka. Emang temen gue banget lo." Lean keasyikan makan dan tidak memedulikan Rahen yang juga lapar.
Ramainya rumah Arka kemudian surut, mereka berpamitan untuk pulang. Satu per satu berjabat tangan dengan Arka. Dan Rahel memilih belakangan.
Ketika bersalaman Arka tersenyum manis kepada Rahel, "Makasih udah jenguk." ucapnya lirih.
"Cepat sembuh ya." bisik Rahel tersenyum kecil, ia sudah merasa sehat sekarang. Ternyata obatnya ada di cewek ini.
Rahel ikut melangkah keluar, sampai gadis itu hilang di balik pintu.
"Ck, ngapain sih bunda bawa dokter segala. Tinggal bawa Rahel kesini aja gue udah sembuh." kata Arka setelah teman-temannya pulang.
"Gimana? Cewek yang keluar terakhir tadi?" Arka terperanjat ternyata bunda dibelakangnya.
"Arka ke kamar dulu aja ya, Bun. Mau tidur." pamit Arka meringis. Bunda hanya geleng-geleng kepala,tersenyum geli dengan anak bungsunya itu.
**
Keenan mengantar Rahel pulang, Alee ikut karena mereka berdua balik ke sekolah lagi ada urusan ekstra. Mereka hanya mengantar sampai gang, menurut kata Rahel.
"Makasih ya, Keenan, Alee." kata Rahel sambil tersenyum.
"Iya, Hel sama-sama.."
"Kita langsung pulang ya, hati-hatu lo."
Mobil jeep itu segera melesat putar balik, Rahel melangkah ke rumahnya.
Ada mobil Rahen yang sudah dulu sampai, gadis itu tidak masuk lewat pintu utama, Rahel memilih masuk lewat pintu belakang. Menghindari kalau Rahen mengajaknya berdebat lagi.
Gadis itu menyelinap lewat pintu taman belakang, dapur sepi mungkin bunda sedang pergi.Gadis itu sampai di kamarnya, ia menghembuskan nafas lega. Setidaknya hari ini tidak ada perdebatan antara dirinya dengan Rahen. Rahel cukup malas mengeluarkan suara untuk membantah cowok itu.
Ponselnya berbunyi, memunculkan notif pesan.
Arka : Ra
Arka : Makasih udah ikut kesini
Ada yang menjalar hangat dalam diri Rahel, jujur ia khawatir Arka sakit. Emang bener kata Alee, ada perhatian yang berbekas meskipun dianggap tidak ternilai.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahen Rahel [COMPLETED]✓
Fantasy"Yaudah, ayo jadian lagi." "Ha?" "Ayo jadian." [2019 - 2020]