32 | END

980 45 5
                                    

32. END

"Yaudah ayo jadian lagi." -Arka

**

Rahen mempercepat langkahnya menuju area tunggu bandara. Baru saja ia mendengar bahwa keberangkatan pesawat menuju Jepang sepuluh menit lagi. Pemuda itu ikut berdesakan diantara banyaknya pengunjung bandara, tidak sengaja berkali-kali menabrak beberapa orang dan Rahen mengucap maaf sambil berlari-lari.

Sampai di tengah kerumunan yang agak longgar, mata Rahen menangkap sosok putih dengan blazer maroon yang tengah menaiki tangga pesawat. Di kejauhan seperti ini tubuh ideal tinggi Via cukup bisa dikenali. Segera Rahen berlari menghampiri cewek itu.

"Via."

Gadis itu berhenti dan menoleh, membelalak di balik kacamata hitam yang menutupi matanya. Via melepas kacamatanya beralih mengrenyit melihat Rahen yang kini terengah-engah di depannya.

"Rahen kamu disini?" ujar Via yang bingung dengan kedatangan tiba-tiba cowok itu.

"Jangan pergi." kata Rahen tegas memotong kalimat Via. Via mendelik bingung.

"Tapi gue harus ke Jepang. Gue mau pindah ke sana." jelas Via dengan
berat hati.

Rahen mengatur nafasnya, "Maafin gue. Gue salah, gue udah nuduh lo. Karena gue takut banget kehilangan Rahel dan sekarang gue sama takutnya kayak waktu itu. Gue takut kehilangan elo." ucapan itu berhasil membuat Via terenyuh.

"Iya gue tau, itu juga salah paham. Tapi ke Jepang itu adalah permintaan orang tua gue." kata Via mencoba tersenyum. Gadis itu menatap Rahen sayu.

Sosok wanita berjalan ke arah keduanya, wanita yang mengenakan dress panjang dengan koper yang tengah ia tarik itu menghampiri Rahen yang terlihat berbicara serius dengan Via.

"Loh ini, Rahen?" tanya wanita itu membuat Rahen berbalik memandang wajah bunda nya Via, Anjas

"Tante, jangan bawa Via pergi. Rahen janji, Rahen akan jagain Via disini. Rahen janji, Tante." ucap Rahen cepat, seolah memohon.

Anjas memandang haru wajah Rahen yang cemas dan khawatir, beralih menatap putrinya yang berkaca-kaca menatapnya. Dengan menarik nafas panjang, mama Via meraih bahu Rahen.

"Iya. Via nggak bakalan pindah ke Jepang, tapi dia harus ke Jepang sebentar. Papanya sudah kangen, nanti bulan depan dia sudah bisa kembali ke Indo." ucap Anjas dengan sabar, mengerti anaknya sangat mencintai Rahen begitu juga sebaliknya.

Rahen melebarkan mata, Via menatap mamanya dengan tidak percaya.

"Beneran, Ma?" tanya Via masih tidak percaya ini. Anjas mengangguk dan tersenyum.

"Tapi, nanti setelah lulus Via harus ke Jepang. Dia harus kuliah disana sesuai permintaan papanya." kata Anjas lagi.

Rahen tersenyum, "Makasih Tante."

"Kita berangkat dulu. Kamu baik baik disini ya." ucap Anjas menepuk pelan bahu Rahen. Rahen membalas tersenyum kecil, pemuda itu beralih memandang wajah Via.

"Gue berangkat ya, Hen. Elo hati hati. Salam ke Rahel sama yang lain juga." kata Via meraih lengan pemuda itu.

"Iya. Cepet balik, nanti gue kangen mau ngajak balikan."

****

Arka tersenyum kecil memandangi wajah gadis yang tengah terlelap itu, kini Rahel sudah di pindahkan ke ruang rawat biasa. Pemuda itu melepas sweaternya dan ditaruh di sofa. Pak Aditya dan Bunda sedang pulang dan Rahen belum kembali ke rumah sakit setelah dari bandara tadi siang.

Rahen Rahel [COMPLETED]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang