3. Perdebatan Kecil
"Berjuang dulu, dia jatuh cinta atau enggak urusan belakang" - Arka Yohandar
**
"Rahel." Gadis itu berhenti dan menoleh ke arah sumber suara. Cewek itu mengrenyit melihat cowok yang sedang berlari kecil ke arahnya sambil membawa kotak tupperware.
"Buat lo." kotak itu disodorkan ke arah Rahel.
Rahel hanya diam, menatap Arka bingung.
"Gue bawain salad buah, enak kok. Tadi malem lo pasti begadang, soalnya lo minum kopi. Bener kan?" Arka menatap Rahel yang hanya diam saja.
Kenapa Rahel harus bertemu dengan fanatik indomilk ini?
Gadis itu berbalik dan melanjutkan langkahnya mengabaikan Arka yang terdiam dengan kotak berisi salad buahnya.
Cowok itu merunduk lesu, berjalan ke kelas. Padahal dia tadi mati-matian merayu bunda nya biar bikin salad buah pagi-pagi.
Bel masuk berbunyi sepuluh menit yang lalu. Pelajaran sudah berlangsung, sesekali anak IPA 2 mengeluh, begitu juga Rahel yang sama sekali tidak berminat untuk menghitung kecepatan kelapa yang jatuh dari pohon.
Gadis itu mengambil earphone dari kolong mejanya, menyumpal telinganya dengan benda kecil itu lalu memutar lagu 'Let Her Go'. Arka yang dari tadi memerhatikan gerak-gerik nya jadi tersenyum simpul.
"Lo gila, Ka?" Irfan yang melihat tingkah Arka terheran.
"Nggak." jawab Arka tanpa memalingkan pandangannya.
"Terus?" Irfan mengikuti arah pandang sahabatnya itu, jadi merinding sendiri.
"Kanan kiri hop."
"Kang parkir lo. Dasar bucin." Arka hanya terkekeh pelan mendengar Irfan menggerutu.
Kling.
Rahel segera membuka aplikasi berwarna hijau itu ketika melihat satu notif muncul.
08542××× : gue tunggu d rooftop
Seketika mood cewek itu menurun drastis. Ia harus siap lahir batin untuk mendengar setiap lontaran kata dari cowok pengirim pesan itu.
Bel istirahat berbunyi.
Rahel melihat Rahen keluar kelas dengan Via, kekasihnya itu. Rahel yang mengamati itu mendecih. Cewek itu memutuskan untuk membeli sebotol kopi di kantin dulu, ia benar-benar mengantuk sekarang.
Rahel berjalan menuju lemari pendingin dipojok, mengambil sebotol kopi lalu membayarnya.
"Coba lo minum susu cokelat sekali aja." Rahel terlonjak, lagi-lagi fanatik indomilk itu mengacaukan aksi minum kopinya. Rahel melengos, mengambil langkah sedikit menabrak bahu cowok itu. Tapi, Arka mencekal pergelangan Rahel.
"Apa?" tanya Rahel agak sedikit ketus.
"Nggak. Sana pergi." jawab Arka sambil tersenyum jail.
Gadis itu kembali melangkah, dengan sengaja kakinya dihadang oleh kaki Arka. Alhasil Rahel nyaris jatuh.
Hap!
Arka menangkap tubuhnya, "Hati hati dong." cowok itu menyeringai jahil lagi, merasa puas.
Rahel berusaha lepas dari dekapan Arka yang sedang tersenyum penuh kemenangan. Rahel segera berjalan cepat keluar kantin, ia sama sekali tak ingin menjadi pusat perhatian.
Rahel tidak suka menjadi pusat perhatian. Gadis itu kembali ke tujuan awal setelah dari kantin menuju rooftop.
Rahel menaiki satu persatu anak tangga. Dilihatnya seorang cowok yang sedang meneguk soda. Siapa lagi kalau bukan cowok yang sangat membencinya.
"Lama lo." ucap Rahen itu sambil membuang sembarangan kaleng sodanya.
Rahel bersandar di pembatas rooftop, "Mau ngomong apa lagi sih?" tanya Rahel kemudian.
"Gue sebenernya sumpek liat muka sok polos lo itu." Rahen melirik sekilas gadis yang sedang berdiri itu.
Rahel meneguk kopinya, memandang Rahen yang mendecih.
"Lo emang gini ya. Receh. Murahan." ucap Rahen memejamkan matanya, di bibirnya bisa Rahel lihat cowok itu tersenyum sinis.
Cowok itu membuka mata menatap tajam Rahel, "Iyalah, nyokapnya aja pelakor. Anaknya nggak punya harga diri."
"Dia bunda gue, bunda elo juga." manik mata Rahel membalas tatapan tajam itu. Rahel membela bunda nya.
Ingat. Rahel bukan seorang gadis yang meyampaikan amarahnya melalui tamparan, ia lebih suka dengan ucapan.
Bukan hanya berbekas tapi lawan bicaranya akan menggunakan otak untuk berpikir, tapi berbeda dengan Rahen yang sama sekali tidak punya otak menurut Rahel.
"Lo jangan pernah main main sama gue." wajah cowok itu memerah dengan tangannya terkepal.
"Selama ini gue hanya diem, tapi nanti kalau sampai lo keterlaluan, liat aja apa yang akan gue lakuin. " ucap Rahel seolah memperingatkan.
**

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahen Rahel [COMPLETED]✓
Fantasy"Yaudah, ayo jadian lagi." "Ha?" "Ayo jadian." [2019 - 2020]