"Bahkan untuk mengenaliku saja dirimu enggan." - Rahelia Daisy**
Pemuda itu melihat pantulan dirinya di cermin, ia sedikit mengacak rambutnya agar kesan berandal lebih terlihat, lalu menyampirkan tasnya di bahu kiri, beranjak membuka pintu kamarnya.
Tiga orang yang berada di meja makan menoleh. Melihat putranya melangkah menuruni tangga.
"Rahen, sarapan dulu, Nak." kata wanita paruh baya itu dengan lembut, membuat Rahen mendecih.
"Nggak usah sok peduli." tolak Rahen dingin
"Bunda udah masak makanan kesukaan kamu." lanjut bunda lagi.
Dengan berani Rahen menunjuk wanita itu, "Sejak kapan anda tau makanan kesukaan saya?"
Brak!
"Jaga ucapanmu Bara Rahenda!" suara bariton khas laki-laki dewasa menginterupsi, membuat Rahen memutar bola mata jengah. "Dia bundamu."
"Rahen hanya punya satu mama, Pa dan Rahen tidak pernah memiliki Bunda. Karena Rahen tidak pernah merestui pernikahan kalian tuan Aditya yang terhormat." ucap Rahen lalu melangkah pergi melewati pintu utama.
Seorang gadis di antara mereka hanya diam dan berusaha menulikan telinganya.
**
Cewek berambut kuncir kuda itu melangkah menuju kelasnya. Masih sepi, baru beberapa siswa yang masuk kelas. Papan pengumuman dimana tertempel kertas pembagian kelas baru dilihat siswa yang pagi itu datang.
Mungkin sebagian dari mereka masih malas untuk ke sekolah, padahal ini hari pertama sekolah di kelas 11, yang katanya masa paling indah.
Kedua matanya menyorot bangku paling pojok belakang, menuju kesana dan menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangan, membuat beberapa siswa yang sudah datang mengerutkan alisnya.
"Lah itu berangkat sekolah cuma mau alih tempat tidur apa?" ucap seorang cowok yang duduk di belakang cewek berambut kepang.
Dirinya mencoba bersikap bodo amat, tak mengurusi mereka. Mencoba mencari dunia mimpi agar masalahnya di rumah tadi pagi agak terlupakan. Bukan hanya tadi pagi, berhari-hari malah.
Apalah guna dirinya dirumah? Ada atau tidaknya dirinya tak menyorot keadaan baik di rumah itu. Malah terkesan bahwa dirinya lah seseorang yang tidak diinginkan dalam keluarganya.
Pernah berfikir bahwa apa gunanya ia punya keluarga? Jika dirinya tidak mendapat kasih sayang orang tua?
Dia. Rahelia Daisy.
**
Cowok bertubuh tinggi itu baru memasuki kelas. Bersama Lean sahabat dekatnya. Wajahnya kecut melihat seorang di pojok belakang, menenggelamkan wajahnya di kedua tangan.
Cowok itu melirik dan tersenyum sinis kearah cewek yang sangat ia benci. Bahkan sampai ia tak mau mengenalinya.
Sudah cukup pikiran-nya hancur tadi pagi, jangan sampai terjadi lagi dengan melihat Rahel yang ternyata satu kelas dengannya.
Kenapa harus satu kelas dengan cewek itu. Rahen perlu membuat perjanjian dengan Rahel pulang sekolah nanti.
**
Published on 2019
Re-published on 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahen Rahel [COMPLETED]✓
Fantasy"Yaudah, ayo jadian lagi." "Ha?" "Ayo jadian." [2019 - 2020]