Teman Cintaku • 25

1.2K 48 4
                                    

Sebuah motor ninja pun memasuki perkarangan rumah yang megah dan mewah, lalu memarkirkan sepeda motornya. Arsenio pun langsung melepas helm fullfacenya sambil turun dari sepeda motornya dan langsung berjalan menuju pintu rumah dan tak lupa tangan kanan arsenio untuk  memencet bel rumah megah yang ia kunjungi.

Tak menunggu lama, seseorang wanita paru bayah pun membuka pintunya sambil menampilkan senyuman kepada arsenio.

"Selamat pagi Tante Awar,"sapa arsenio sambil mencium punggung tangan wanita paru bayah itu yang tak lain mawar-mama Andhara.

"Ara nya mana Tante?"Tanya arsenio.

"Udah berangkat dari tadi, Tante kira ara berangkat sama kamu,"balas mawar.

"Nggak kok Tante, yaudah deh arsenio mau berangkat ke sekolah, assalamualaikum"ujar arsenio sambil mencium punggung tangan kanan mawar kembali .

"Walaikum salam,"balas mawar.

Pagi ini dengan cuaca langit yang mendung seperti cuaca pagi ini mendukung dengan suasana hati arsenio saat ini. Mungkin hari ini akan turunnya hujan, sehingga langit tak nampak cerah seperti hari-hari biasanya.

Sepeda motor arsenio sudah terparkir dengan rapih di parkiran sekolah,di parkiran pun sudah ada Abyan dan dewa yang sedang bertengger di sepeda motornya masing-masing.

"Loh nggak papa sen?"Tanya Abyan sambil menoleh kesamping dimana sepeda motor arsenio terparkir disebelah nya.

Arsenio yang masih terduduk di sepeda motornya sambil menatap kedepan tanpa enggan menatap lawan bicara serta malas membalas ucapan Abyan.

"Kalo temen nanya tuh di jawab ngapa? Loh kenapa sih? Tuh muka kenapa? Masih juga pagi udah murung aja loh kayak anak gadis yang lagi putus cinta aja,"timpal dewa sambil melihat kearah arsenio yang masih saja diam membisu tanpa mau membalas ucapannya.

Arsenio menatap dewa dengan malas. Lalu dirinya langsung beranjak dari sepeda motornya dan berjalan begitu saja meninggalkan kedua temannya di parkiran.

Dewa dan abyan yang melihat arsenio seperti itu pun tercengang. Tidak seperti biasanya!

"DASAR MUKA TEMBOK LOH! MASA GUE SAMA ABYAN DI TINGGALALIN SIH!"teriak dewa kepada arsenio yang sudah berjalan menuju gedung sekolah.

"Udah nggak usah teriak gitu , mending kita susul arsen aja,"ujar Abyan kepada dewa yang menampilkan wajah kesalnya kepada arsenio.

Abyan dan dewa pun akhirnya ikut beranjak dari parkiran untuk menyusul arsenio yang sudah memasuki gedung sekolah SMA merah putih dengan langkah santainya, namun tak dengan wajah yang datar dan juga suasana hatinya yang sedang tak bersahabat.

Bel masuk kelas pun berbunyi begitu nyaring dan menggema di setiap penjuru SMA merah putih. Guru-guru yang jam  mengajar nya di pagi ini langsung bergegas  meninggalkan kantor dan berjalan menuju kelas yang akan di ajarnya.

Salah satunya, bu Dewi sang guru biologi sekaligus wali kelas 11 ipa 2 ini pun langsung saja bergegas berjalan menuju kelas 11 ipa 2 saat ia mendengar bel masuk kelas berbunyi.

"Selamat pagi semua,"sapa bu Dewi kepada seluruh siswa-siswi kelas 11 ipa 2 saat langkahnya memasuki kelas.

"Selamat pagi juga Bu,"balas semua siswa/i kelas 11 ipa 2.

"Silahkan semuanya membuka buku paket biologinya halaman 125. Sebelum kita mempelajari nya ibu akan menerangkan terlebih dahulu,"ujar Bu Dewi sambil membuka buku gurunya.

Andhara merasa bedah dengan keadaan ini, pikirannya terpenuhi dengan arsenio yang terus menerus bersarang di pikirannya.

Bagaimana tak bedah, biasanya arsenio selalu jahil dan usil kepadanya,tetapi dari arsenio memasuki kelas sebelum bel masuk sampai Bu Dewi memasuki kelas sampai sekarang Bu Dewi menerangkan pelajaran pun arsenio tak mengucapkan satu kata atau pun kalimat kepadanya sama sekali.

"Nio kenapa? Kok dari tadi diem-diem aja sih. Wahh ini kayaknya bukan nio yang ara kenal deh,"ucap Andhara dengan nada suara rendah agar tidak terdengar oleh Bu Dewi yang sedang mengajar dikelasnya sambil dirinya menoleh kearah arsenio.

"Biasanya , nio itu anaknya nyebelin, petakilan, banyak bacot--"lanjut andhara sambil sikutnya menyenggol tangan arsenio.

"Kayak loh sekarang ini!"sela arsenio dingin kepada Andhara sambil melirik Andhara sekilas.

"Nio kok dingin banget kayak kutub jawabnya,biasa aja dong. Emangnya ara punya salah yah sama nio, sampai-sampai nio dingin banget sama ara?"Tanya Andhara dengan wajah cemberut nya sambil menatap arsenio yang tatapannya tetap terfokus kedepan memperhatikan Bu Dewi yang masih saja menerangkan.

Salah loh itu banyak Ra!, Kenapa sih loh jadi cewe kok nggak peka banget deh.Batin arsenio dengan sekejap tanpa kearah Andhara lalu kembali lagi menatap kedepan.

"Ara lagi ngomong sama nio, kenapa nio lihatnya ke depan terus sih. JAWAB NIO!"lanjut Andhara dengan sebal kepada arsenio , saking gregetnya kepada arsenio Andhara tanpa sadar berteriak di akhir kalimatnya.

"DIAM ANDHARA!"celetuk arsenio dengan nada agak membentak kepada Andhara dengan begitu saja tanpa sadar.

Andhara pun menahan air matanya yang akan keluar membasahi pipi nya saat mendengar bentakan dari arsenio.

Dewa , Abyan , Kiara serta Nayra sontak melihat kearah bangku arsenio dan Andhara dengan terkejut atas nada tinggi bicara Andhara dan arsenio.

"ARSENIO ! ANDHARA! kalian berdua keluar dari kelas ! Bukannya dengerin ibu yang lagi nerangin malah kalian berdua asik-asikan mengobrol. Kalian berdua ibu hukum berdiri di lapangan dan hormat kepada bendera sampai jam pelajaran ibu habis,"ucap bu Dewi dengan garangnya sambil menatap arsenio dan Andhara tajam.

Dengan malas ,mereka berdua pun beranjak dari kelas dan berjalan menuju lapangan sekolah.

Hari ini cuacanya mendung, dan beruntung sekali untuk arsenio dan Andhara yang sedang berdiri dilapangan sambil hormat kepada bendera.

"Loh belum jawab pertanyaan gue nio, loh kenapa?"Tanya Andhara lagi kepada arsenio.

Arsenio tetap saja tak mengeluarkan kalimat atau pun membalas ucapan Andhara yang jelas-jelas terlontar untuknya.

"Apa gue punya salah yah sama loh? Apa loh marah gara-gara gue berangkat sama kak ardan?"ucap Andhara sambil menoleh kesamping dimana arsenio juga berdiri disampingnya.

Kalau udah tau nggak usah nanya deh. Dasar nggak peka!.Batin arsenio dengan menatap Andhara sekilas.

Tapi buat apa juga gue cemburu, nggak penting banget deh. Batin arsenio.

"Maafin ara yah"ucap Andhara dengan nada lembutnya.

Tak disangka, hujan pun turun dengan begitu deras secara tiba-tiba , sehingga membuat Andhara dan arsenio tersentak terkejut.

"Hayo per-"ucap arsenio sambil menoleh kesamping kearah Andhara dengan tangannya ingin meraih tangan Andhara tetapi ia urungkan dan ucapannya pun terhenti saat ia melihat seseorang yang sudah mempayungi Andhara dengan Andhara mendongkkan kepalanya kepada seseorang itu.

"Bangsat!"gumam arsenio begitu saja sambil menatap seseorang itu sinis lalu ia berjalan meninggalkan lapangan dengan wajah yang kusam seketika muncul kembali.




BERSAMBUNG......

TEMAN CINTAKU (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang