Jin's POV:
Benar-benar ini anak, maunya dia apa sih?! Aku berjalan ke arah dia, menarik kerahnya ke atas agar dia berdiri hanya untuk jatuh kembali karena pukulanku yang terkena muka dia dengan keras.Hoseok yang terkejut langsung menarikku dari Taehyung dan mendorongku ke belakang dia. "Hyung! Apa yang kau lakukan?!" "Apa kau tidak lihat?! Dia sudah kurang ajar kepadaku!"
Taehyung terkekeh pelan, aku pun menoleh ke arahnya. Teman-temannya Taehyung telah dia suruh untuk masuk ke kamar. "Adikmu berperlakuan kurang ajar padamu, kau lagsung menghajarnya. Tetapi saat seseorang merendahkan harga dirimu, kau malah membelanya." Taehyung melihat ke arahku.
"Pukul aku lagi hyung, aku tidak apa-apa kok." Taehyung berkata lagi dengan nada sombongnya itu. Aku pun meninju tembok yang ada di sebelahku membuatnya retak sedikit. Aku menunjuk ke arah Taehyung dan berkata "kau, pulanglah ke rumah sebelum tengah malam."
Dan dengan itu aku keluar. Menenangkan diriku di kursi depan taman rumah teman Tae. Yaampun, apa yang sudah aku lakukan? Aku tidak pernah main tangan dengan adik-adikku beberapa tahun belakang ini.
Aku masih bisa mendengar teriakan Taehyung berkata 'Aku tidak mau pulang!' Dan beberapa juga ada 'Dia sudah berubah hyung!' Apa aku benar-benar sudah berubah? Menjadi seperti..
Dia?
Persis setelah aku mengatakan hal tersebut di kepalaku. Aku melihat seseorang yang wajahnya sudah sangat gampang kutebak. Namun aku tidak pernah tahu jika dia ada disini.
Trauma, ya aku trauma dengan apa yang terakhir kali dia lakukan padaku dan Hoseok juga Tae. Pria itu menoleh ke arahku dan memandangku dengan seringainya itu.
Aku pun menelan ludah, bagaimana dia bisa tahu kalau aku ada disini? Aku pun berdiri hanya untuk terdorong kembali ke tempat dudukku. Aku merintih kesakitan karena seseorang ini telah mendorongku cukup kuat.
"Oh yaampun, aku terlalu keras ya?" Orang itu berkata dengan nada khas dia. Aku sangat benci nada tersebut. "Tidak, jika kau tidak ada urusan lain maka aku akan masuk ke rum-" "Jangan buru-buru dong, kita kan bis-" Aku menepis tangannya yang berusaha menyentuh dadaku.
"Kejadian itu tidak akan terulang lagi Yah." Kejadian itu, tidak. Tidak akan terulang lagi, aku tidak mau. "Masa sih? Ayo lah~" Dia memerangkap kedua tanganku dengan satu tangan dan satu lagi menutup mulutku.
Bagaimana ini?! Di sore-sore hari dia memutuskan untuk melakukan ini didepan rumah teman Tae! Aku harus melepaskan diriku darinya. Aku tidak bisa.
Dia menahan kakiku dengan kaki kanannya yang menginjak kedua sepatuku. Lutut kaki satunya dia gerak-gerakkan di dekat area privatku.
Aku pun mulai menangis, aku tidak bisa berteriak, aku terlalu syok. Tubuhku kaku ditempat, nafasku memendek. Apa ini? Rasanya sesak sekali untuk bernafas.
Dadaku sakit saat aku berusaha untuk bernafas. Aku berusaha bicara tapi tidak ada satu kata pun yang keluar dengan jelas. Saat itu tiba-tiba pintu utama terbuka.
Taehyung yang membelalakkan matanya itu langsung berteriak untuk mendapatkan perhatian Ayah. Tolong, aku benar-benar tak bisa bernafas.
Taehyung menghantam Ayah kita dengan bebas. Karena pegangan Ayah yang menahanku lepas begitu saja, aku nyaris terjatuh ke lantai. Hoseok menangkapku dan langsung menanyakan aku banyak pertanyaan.
"Hyung! Hey, hyung! Jawab aku, kau tidak apa-apa kan??" Aku tidak bisa berbicara apa-apa. Nafasku bertambah pelan penglihatanku mulai buram.
'H-hoseo-seok..' suara itu keluar lebih pelan daripada sebuah bisikan. Hoseok masih melihatku dengan pandangan khawatirnya itu.
Hoseok meneliti keadaanku untuk beberapa menit setelah itu dia langsung tau apa yang harus dia lakukan.Dia membuatku duduk di bangku yang tadi bersama dengan dia. Dia memangku aku diatasnya. Mengambil tangan kananku dan menaruhnya di dada.
"Ikuti aku ya hyung? Tarik nafas, hembuskan." Hoseok berkata. Aku berusaha mengikuti tapi aku tidak bisa. Tubuhku seolah-olah sedang dibakar dari dalam saat menghembuskan nafas. Aku makin panik, air kristal pun membanjiri mukaku.
"Hey.. kau tidak apa-apa, ikuti aku saja ok? Fokus ke aku." Lagi-lagi Hoseok membantuku bernafas. Setelah beberapa saat aku bisa bernafas dengan baik tetapi tangisanku tidak berhenti.
Taehyung datang dari samping garasi ke arah pintu utama. Dia juga ikut syok melihat keadaanku seperti ini. Di atas pangkuan Hoseok sambil satu tangan menutupi mukaku.
Bayangkan saja, bagaimana jika Hoseok tidak membuka pintu. Jika Taehyung hanya membiarkan Ayah melakukan hal itu. Jika Hoseok tidak membantuku mengatur nafas.
Aku bisa melihat Ayah yang berlari keluar dari rumah. Teman-teman Taehyung pun keluar dari rumah. "Hyung? Kau kenapa?" Baekhyun bertanya kepadaku dengan nada lembutnya.
"Hey, kau sudah apakan kakakmu?" Chanyeol hyung melempar tatapan tajamnya ke Hoseok. "Hey aku yang membantu dia tahu tidak." Hoseok berkata balik.
Aku membetulkan posisiku agar aku duduk sendiri. Pikiranku masih belum sepenuhnya bisa bekerja. Aku masih syok dengan kejadian tadi.
"Sudahlah hyung, kita semua sudah ada disini. Kau tidak perlu takut lagi." Baekhyun mendekatiku. "Aku memang tidak tahu apa yang terjadi tetapi kau terlihat ketakutan sekali." Baekhyun berkata lagi.
"A-aku tidak a-apa-apa sekarang." Aku meyakinkan mereka dengan tatapanku. Setidaknya mereka mengerti apa yang kualami sekarang. Kenapa ini harus terjadi..
Di hari ulang tahunku?
-------------------------------------------------------
Heyoooo gaes!!!
Akhirnya aku bisa update wattpad!!
Besok PAS terakhir (Math) and aku happy banget!!
Besok juga ultah Jin!!
Lebih tepatnya 2 jam lagi😆😆Happy Early BDAY Kim Seokjin!!!
I wish you all the best!!
You'll forever be our worldwide handsome and our cute little madnae!!
We all 💜 U!!!I'm Ashley, X💜X💜 baii!!!!!
Word count= 867 words
KAMU SEDANG MEMBACA
Celeb Crush ✔️
FanfictionNamjoon adalah seorang rapper soloist terkenal, sementara Seokjin hanya seorang model. Apa yang akan terjadi kalau mereka dijodohkan secara palsu, tapi malah jatuh cinta beneran? Since: 31th Oct, 2019 Completed: 8th Mar, 2020