029 - Happy (Last)

1.5K 84 2
                                    

"Lepaskan kita!" Namjoon berteriak, tidak terima dengan semua ini. Jimin hanya menunjukkan seringai menyeramkannya itu. Taehyung, Jungkook, dan Hoseok hanya bisa duduk diam.

"K-kau Yoongi hyung, kau tega." Hoseok berkata setelah mengumpulkan seluruh keberaniannya. "Oh dia tidak tega, dia hanya melakukan tugasnya." Jimin membalas.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan dengan kita?" Tanya Taehyung, berusaha terlihat mengancam terhadap Jimin. Jimin tertawa pelan, "Menyiksa kalian."

Satu orang berbadan kekar mendatangi Namjoon, begitu juga dengan yang lain. Mereka diberi kalung yang terikat ketat dengan lehernya.

"Apa ini?!" Jungkook berteriak, dia tidak pernah suka dikekang. Namjoon menyuruhnya untuk diam namun tetap saja dia tidak bisa.

Jimin memegan sebuah remote control lalu menekan salah satu tombol itu membuat Jungkook kejang-kejang sambil berteriak. Raut wajah Namjoon penuh dengan khawatir.

~Meanwhile~
"Kumohon jangan sakiti aku!" Seokjin yang sudah terduduk di sudut kamar itu menangis. Blue berjalan mendekati Seokjin yang hanya tambah ketakutan.

Blue itu lalu memeluknya dan mendekatkan mulutnya ke kuping Seokjin. "Diam bodoh, ini aku Ken." Seokjin langsung membeku seketika. "K-ken..?"

"Iya, tenanglah aku tidak akan melakukan apapun padamu. Sekarang diamlah." Dia berkata pelan, dia mengambil pisau lipat dari kantongnya dan memotong tali yang diikat di tangan Seokjin.

"K-kau.. baga-imana." "Kubilang diam, sekarang pergi ke luar." Seokjin membulatkan matanya. Adik dan teman-temannya masih disana. "M-maksudmu?"

"Keluar bodoh, lewat jendela. Setelah itu aku akan menyusul." Ken berkata seraya menarik Seokjin ke arah jendela. Dibawahnya sudah ada mobil van dan seseorang dibawah situ.

'Percayalah dia, setidaknya sekali ini saja.' Pikir Seokjin dalam hati, dia lalu meloncat keluar dan langsung memegang tali yang tergantung di atas jendela sampai ke bawah itu. Saat dia sampai ke bawah, orang bertopdng itu memperkenalkan dirinya.

"Hei Jin, aku Yohan." Dia memperkenalkan dirinya sendiri. Seokjin hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Ken sampai ke bawah dan langsung membawa Seokjin dengan mobilnya.

"Lalu adik-adikku gimana?!" Seokjin berteriak, Ken yang ada di sebelahnya langsung membekap mulutnya. "Kita akan kembali bersama polisi, berbahaya jika kita melawan mereka sendiri.

Seokjin hanya bisa menurut, ini semua demi mereka dan adik-adiknya. Jujur saja dia merasa sedih, Yoongi yang begitu setia dengannya ternyata bersekongkol dengan orang yang ingin mencelakainya.

"Hei." Ken memanggil Seokjin, membuyarkan lamunannya. "Semuanya akan baik-baik saja." Dia berkata semabri mengusap lengan Seokjin pelan.

Seokjin tersenyum kecil kepadanya, hanya itu yang bisa dia lakukan. Saat mereka sampai di kantor polisi, mereka langsung menyuruh para polisi itu untuk datang ke tempatnya.

~Time Skip~
Polisi sudah berada tepat didepan rumah itu. Jimin, dan Eunha langsung diberi tau infonya oleh salah satu bawahannya itu. "Angkat tangan kalian!"

Polisi Jisung beteriak, menodongkan pistolnya ke Jimin dan yang lainnya ke Eunha dan beberapa orang yang lain. Polisi tersebut langsung memborgol Jimin, Eunha, dan Yoongi di lokasi.

~Time Skip~
"Ingat Seokjin! Kau akan menyesal!!" Jimin berteriak sementara Eunha mendorongnya ke dalam sel. Seokjin menutup wajahnya dan langsung menangis di dada bidang Hoseok.

Hoseok menenangkan kakaknya yang sedang menangis terisak itu. "Tidak apa-apa hyung, kau akan baik-baik saja." Kata Namjoon kepadanya.

~Flashback On~
"Yah, Seokjin! Bagaimana bisa kamu menerima tawaran itu?!" Ken berkata dengan nada tingginya. Membuatku terkejut sehingga gelas yang sedang aku pegang nyaris jatuh. "A-apa?" Dan aku bisa melihat muka dia yang begitu penuh dengan murka saat aku menoleh ke belakang.

"Aku hanya melakukannya demi perusahaan, itu akan memberi untung yang besar untuk kita." Aku berusaha menjelaskan dengan pelan, meskipun kesabaranku sudah mulai habis. "Oh, jadi sekarang kau lebih mementingkan perusahaan terkutuk itu dibanding aku pacarmu sendiri?!" Kesabaranku menipis, mau dia apa sih?

Dia terlihat terkejut, tentu saja. Aku tidak pernah menaikkan nadaku didepannya, selama ini aku tidak pernah menunjukkan emosiku. Namun satu hal yang sudah pasti, jika aku sudah meledak, maka tidak ada cara untuk menenangkan bom yang telah meledak tersebut. Salah satunya cara adalah membiarkannya dan meninggalkannya. Ken tiba-tiba menamparku, dia tidak pernah main tangan sama aku. Setidaknya itulah yang saya kira hingga sekarang. Aku menyentuh pipiku yang sakit itu, panas dan perih.

"Kau ini, baru saja menjadi model sebuah majalah sudah keterlaluan sombongnya! Korbanin apaan coba?! Kamu itu tidak punya apa-apa, apa yang spesial darimu?!!" Aku merasakan ada sesuatu yang mengalir di pipiku. Air mata. "Lalu kenapa kamu ingin menjadi pacarku?! Kamu tidak melihat ada yang spesial dariku kan?!" Aku melihat persis ke arah matanya yang berwarna hitam itu. "Aku hanya menjadi pacarmu supaya aku bisa melupakan mantanku! Ternyata kamu sama-sama tidak punya etika!"

~Flashback Off~
Seokjin menangis keras, menopang tubuhnya sendiri saja Seokjin tidak mampu. Entah kenapa dia menangis tetapi dia tau jika tangis itu adalah tangis bahagia.

Sekarang kehidupannya sudah tidak ada lagi gangguan, hubungannya dengan Ken sudah membaik. Namjoon sudah dekat dengannya, semuanya sudah sempurna.

-----------------------------------------------------
Sorry udah lama ngga up, ini chap terakhir ges. 😭😭 maap ya jelek banget, besok gw bakal up epilogue. Thx buat yg udah voment, I love you!

I'm Ashley, X🖤X🖤 baii!!!

Word count= 808 words

Celeb Crush ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang