"Mwo..?"
Namjoon tersadar dengan apa yang baru Ia katakan dan langsung mengucapkan 'maaf' yang hampir tidak terdengar oleh Seokjin. "Kau memanggilku apa tadi?" Seokjin bertanya, memastikan pendengarannya tidak bermasalah.
"S-sayang.." Namjoon berkata pelan menundukkan kepalanya. Yaampun, dia merasa sangat malu sekarang. Orang didepannya terkekeh pelan. "Kenapa minta maaf? Aku suka panggilannya kok."
Namja itu memberikan senyuman bercahayanya. "Yasudah, apa kau sudah pesan makanan?" Namjoon mendongakkan kepalanya dan menggelengkannya. "Kalau begitu kita pesan dulu."
Namjoon menekan salah satu tombol di meja yang bertuliskan 'order' dan dalam sekejap seorang pelayan perempuan datang dengan busana coklatnya. "Selamat malam tuan, ada yang bisa saya bantu?"
Nona manis itu tersenyum dengan lembut. "Iya, aku mau memesan steak tenderloin dengan extra black pepper sauce." "Samakan saja pesananku dengannya." Nona itu mendengarkan mereka dan mencatat pesanannya disebuah notepad.
"Minumnya mau apa?" "Cola saja, dua yang besar." Namjoon berkata sembari mengangkat tangannya menunjukkan simbol peace. Setelah nona itu pergi, mereka mulai berbicara lagi."
"AND CUUTTT!!!"
(Back to Author POV ya ges 😁)
Yang lainnya bernafas lega setelah scene pertama selesai. Yak, tentu saja itu bukan take yang pertama. Kira-kira itu adalah take ke-4 di hari itu. Namjoon mengacungkan jempolnya ke atas dan menunjukkan senyuman dimplenya. "Kita berhasil hyung!"
Jin hanya membalasnya dengan sebuah senyuman. Dia masih bisa tersenyum padahal detak jantungnya sudah tidak beraturan. Bagaimana kabar adiknya? Sama tegangnya, bagaimana tidak? Ayah mereka telah menemukannya.
"Hei Seokjin, kau itu mengerti ngga sih caranya ber-akting?" Ayah dia membisikkannya pada Seokjin saat Seokjin kembali ke belakang set. Dia memegang dagu Seokjin dengan tangan kanannya dan mencengkramnya erat.
"Jangan memalukan aku didepan orang-orang terkenal ini Seokjin awas saja kau ya." Ayahnya berkata dengan nada geram dan gelap. Seperti orang yang ingin membunuh siapapun yang mengganggunya. "A-ayah-" "Jangan sekali-kali kau memanggilku ayah, aku tidak sudi dipanggil itu denganmu."
"Ayah cukup, ada banyak orang disini." Taehyung berusaha menenangkan Ayahnya dan menjauhkannya dari Seokjin. "Sampai KAU-" "Ayah, semua orang sedang melihat kita." Hoseok memperingatkan Ayahnya.
Orang yang baru menyadari hal tersebut langsung membuang muka Seokjin dari genggamannya. "Hyung, kita break sebentar ya?" Taehyung mengajak kakaknya pergi sementara si kakak hanya terdiam dan mengikuti langkah adiknya sembari memegang tangannya.
Sementara Hoseok ditinggal disana, terpaksa harus menjelaskan semuanya kepada mereka. Yah, mungkin tidak semua, dia tahu batas dia. "Jadi? Bisa jelaskan apa yang terjadi?" tanya Namjoon dengan muka seriusnya itu.
Jujur saja Hoseok kehabisan kata saat melihat raut wajah Namjoon yang jauh lebih seram dari Ayahnya. "U-Uh.." Namjoon mendekat beberapa langkah lagi ke Hoseok. "Kutanya. Apa. Yang. Terjadi?"
Setiap kata yang dia lontarkan ditekankan. Hoseok menelan ludah dan menatap ke arah Namjoon. "Uh.. Ayah k-kurang puas dengan h-hasilnya. Ya, itu saja"
Yang lain hanya mengangguk mengerti dan memberi beberapa kata untuk Hoseok seperti 'tingkatkan mood hyungmu' atau 'kau bisa menyemangatinya kan?'
Sementara setelah yang lain balik ke tempatnya untuk menganalisa hasilnya, Namjoon tetap bergeming ditempatnya. "Namjoon.."
"Beritahu aku, aku berhak mengetahui apa yang terjadi." Hoseok menghela nafas. "Namjoon, kan sudah aku bilang, Ayah tidak puas dengan hasilnya itu saja."
Namjoon berdecih kesal, masih tidak percaya dengan sahabatnya. "Yasudah, jika memang itu yang kau katakan. Awas kalau sampai sesuatu terjadi padanya."
Hoseok hanya mengangguk, dia lalu melangkah ke arah belakang restoran itu. Menemukan adik kesayangannya dia langsung menghampirinya.
"Bagaimana?" "Dia tidak mau keluar dari toilet." Yaampun, apa harus tiap hari hyung mereka ditekan? Bahkan saat Hoseok mencoba membuka pintu toilet. Gagangnya berhenti di setengah perjalanan, menandakan bahwa pintu itu dikunci.
Entah dari mana Seokjin mendapatkan kuncinya tapi yang pasti kunci itu masih menancap dari sisi lain. Kenapa? Karena Hoseok sudah mencoba menggunakan bobby-pin nya untuk membuka dan malah terhalang dengan kunci tersebut.
"Jin hyung, bisa tolong buka pintunya?" Hoseok berusaha bertanya selembut mungkin. "N-nanti Seok." Hoseok hanya bisa menghela nafasnya lagi.
Well, tidak ada yang dapat dia lakukan untuk sekarang. Selain duduk di sebelah Taehyung sambil menunggu perintah direktur berikutnya.
Sementara di sisi lain, Seokjin duduk di meja kosong depan kaca wastafel. Seperti biasa merenungi kesalahannya. 'Apa aku selalu salah dimatanya?'
Pertanyaan itu selalu diputar di otak namja berbahh lebar tersebut. Ingin sekali dia menangis sejadi-jadinya dan melempar semua barang yang ada disana.
Namun Ia masih tahu batasannya fia. Ini tempat orang, jika aku menghamburkannya maka yang lain juga ikut rugi. Aku tidak mau menjadi beban orang lain lagi.
Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari tempat nyamannya. Hoseok langsung menyambutnya dengan pelukan hangat yang seketika membuatnya lupa dengan kedinginan dunia kejam ini.
Taehyung mengusap-usap bahu lebar Jin yang tertutupi oleh kaus dan jas itu, beberapa saat kemudian Ia ikut memeluk Seokjin dari belakang.
"남동생, 고마워요.."
-----------------------------------------------------
Maaf guys hari ini aku telat update☹️ isinya juga sedikit. Sorry ya! Apalagi buat yang udah nunggu2 trus hasilnya cuman segini. Makasih atas supportnya selama ini!
I love you all!!!I'm Ashley, X🖤X💜 baii!!!
Word count= 800 words
KAMU SEDANG MEMBACA
Celeb Crush ✔️
FanfictionNamjoon adalah seorang rapper soloist terkenal, sementara Seokjin hanya seorang model. Apa yang akan terjadi kalau mereka dijodohkan secara palsu, tapi malah jatuh cinta beneran? Since: 31th Oct, 2019 Completed: 8th Mar, 2020