Jin's POV:
Aku sedang berjalan ke arah rumahku, jika kau bertanya-tanya mengapa aku tidak menggunakan mobil. Aku sudah menturuh aupir pribadiku untuk pulang terlebih dahulu.
Aku butuh waktu dan ketenangan untuk memikirkan segalanya dengan baik.Angin malam berhembus dengan lembut mengenaiku, membuatku gemetar kedinginan karena aku hanya menggunakan baju kaos hitamku yang kugunakan tadi saat proses photoshoot. Aku jalan menuju sebuah taman yang sudah sejak kecil aku kenal. Aku duduk di salah satu bangku tersebut.
Aku bisa saja pergi ke salah satu bar disini dan minum sepuasnya sehingga aku bisa melupakan segalanya meski hanya sementara. Namun aku tahu itu malah akan menambah masalah aku, jadi aku berusaha untuk menghindar. Langit malam terlihat begitu indah dengan bulan dan bintang-bintang terang yang ada disekelilingnya.
Membiarkan pikiranku terbawa oleh angin malam, aku memejamkan mataku untuk sejenak. Benar-benar sudah keterlaluan, namun apa yang bisa aku lakukan?
-Flashback-
"Yah, Seokjin! Bagaimana bisa kamu menerima tawaran itu?!" Ken berkata dengan nada tingginya. Membuatku terkejut sehingga gelas yang sedang aku pegang nyaris jatuh. "A-apa?" Dan aku bisa melihat muka dia yang begitu penuh dengan murka saat aku menoleh ke belakang."Mereka sudah memaksamu melakukan hal yang kau tak mau, melayani mereka seenaknya, dan sekarang disini kau malah menerima tawaran bodoh tersebut!" Ken berjalan mendekatiku, menekankan nadanya pada kalimat "bodoh" . Ya, aku tahu aku bodoh, tidak usah diperjelas lagi.
"Aku hanya melakukannya demi perusahaan, itu akan memberi untung yang besar untuk kita." Aku berusaha menjelaskan dengan pelan, meskipun kesabaranku sudah mulai habis. "Oh, jadi sekarang kau lebih mementingkan perusahaan terkutuk itu dibanding aku pacarmu sendiri?!" Kesabaranku menipis, mau dia apa sih? Aku sudah bekerja keras dan merelakan segala kebebasanku demi dia untuk masa depan kita berdua. "Aku sudah mengorbankan segalanya demi kamu dan ini adalah balasanmu? Menuduhku seenaknya saja?!" Aku balas menyentak.
Dia terlihat terkejut, tentu saja. Aku tidak pernah menaikkan nadaku didepannya, selama ini aku tidak pernah menunjukkan emosiku. Namun satu hal yang sudah pasti, jika aku sudah meledak, maka tidak ada cara untuk menenangkan bom yang telah meledak tersebut. Salah satunya cara adalah membiarkannya dan meninggalkannya. Ken tiba-tiba menamparku, dia tidak pernah main tangan sama aku. Setidaknya itulah yang saya kira hingga sekarang. Aku menyentuh pipiku yang sakit itu, panas dan perih.
"Kau ini, baru saja menjadi model sebuah majalah sudah keterlaluan sombongnya! Korbanin apaan coba?! Kamu itu tidak punya apa-apa, apa yang spesial darimu?!!" Aku merasakan ada sesuatu yang mengalir di pipiku. Air mata. "Lalu kenapa kamu ingin menjadi pacarku?! Kamu tidak melihat ada yang spesial dariku kan?!" Aku melihat persis ke arah matanya yang berwarna hitam itu. "Aku hanya menjadi pacarmu supaya aku bisa melupakan mantanku! Ternyata kamu sama-sama tidak punya etika!"
Seketika aku merasa duniaku hancur, semuanya sudah hancur berkeping-keping. Tidak ada yang bisa membetulkannya. Tangisanku tidak berhenti, malah makin menjadi-jadi. Aku tak bisa percaya dengan apa yang dia katakan barusan. "Jadi itu alasanmu? I-itu alasanmu mengapa k-kamu mau menjadi pacarku?" Aku sudah tidak kuat untuk meninggikan suaraku, bahkan berbicara dengan lancar pun tidak. Dia berteriak "Iya" dengan begitu jelas. Aku tidak mau lagi ada disini.
"Baiklah, kalau b-begitu aku akan pergi." Aku mengambil barang-barangku dan keluar dari rumah dia. Memanggil supir pribadiku untuk membawa barang-barangku kembali ke rumah. Dan aku memilih untuk berjalan-jalan sementara di kedinginan malam kota seoul.
Dunia memang begitu kejam
-Flashback ends-
Aku menangis mengingat-ingat kembali kejadian tersebut, rasanya begitu perih sehingga aku tidak kuat untuk menahannya. Isakan ku bertambah keras saat aku mengingat kenangan-kenangan yang telah aku buat dengan dia. Rasanya semua baik-baik saja beberapa saat yang lalu, mengapa sekarang jadi begini? Apa salahku sehingga aku bisa mendapatkan hukuman ini?Aku telah menyetujui penawaran itu, penawaran "bodoh" itu. Aku akan membuat sebuah acara TV dimana aku akan berpura-pura berpasangan dengan orang ini. Jika kalian tanya mengapa, penggemar kitalah yang menginginkannya. Jujur saja aku tidak mau, namun saat managerku mengatakan bahwa itu dapat menambahkan profit perusahaan dan gajiku akan ditambah. Saat itu hal pertama yang terlintas di kepalaku adalah Ken. Karena dia sedang membutuhkan uang yang cukup besar untuk pengobatan ibunya. Dan bodohnya aku, tanpa memikirkan reaksi-nya, aku dengan seenaknya menyetujui penawaran itu.
Ternyata memang benar, tidak ada yang spesial dariku. Orang-orang hanya melihatku sebagai seorang Seokjin yang tampan dan menawan di majalah-majalah mereka. Namun orang-orang pasti meninggalkanku saat mereka tahu bahwa aku hanya seorang yang bodoh dan tidak mengetahui apa-apa selain bermodel dan memasak.
Sudah semakin malam, langit semakin gelap, aku sudah lebih tenang. Udara diluar semakin dingin membuatku menggosok-gosokkan tanganku dengan yang satunya agar dapat memberikan rasa hagat. Masker yang ada di mulutku sudah tidak berguna karena anginnya sudah menjadi lebih kencang sehingga menembus melewati maskerku.
Aku menelpon supir pribadiku untuk mengantarku pulang. Tak lama setelah aku menelponnya dia datang dengan mobil porche hitam kesayanganku. Aku langsung masuk ke mobil dan otomatis mematikan ac yang ada di dalam mobil tersebut. Tanpa aku sadari, adikku telah menelponku berkali-kali namun aku tidak mengangkatnya karena aku telah mematikan notif dering. Sambil melihat jalan di kota Seoul, aku pun perlahan di lahap oleh rasa capaiku dan akhirnya perlahan-lahan tertidur.
•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•
Anyeonghaseo!! 💜💜
Maklum pertama kali bikin cerita jadi mungkin grammar nya ada yang salah.
Buat kalian yang membaca, terima kasih ya! :)
Lisa_lalalisam thx sudah bisa jadi inspirasi buat aku yaa!!
Maaf ya kalau aku updatenya mungkin agak lama soalnya aku jarang bisa dapat waktu sendiri buat bikin cerita ini.Tolong dimengerti ya!!
I'm Ashley, X🖤X🖤 byee!!
Word count=915 words
KAMU SEDANG MEMBACA
Celeb Crush ✔️
FanfictionNamjoon adalah seorang rapper soloist terkenal, sementara Seokjin hanya seorang model. Apa yang akan terjadi kalau mereka dijodohkan secara palsu, tapi malah jatuh cinta beneran? Since: 31th Oct, 2019 Completed: 8th Mar, 2020