027 - 괜찮아요?

964 70 1
                                    

~Tomorrow Morning~
Alarm kamar orang tiang listrik itu berbunyi. Merasa kesal dengan suara alarm tersebut, Namjoon mematikannya dengan sedikit keras. Sepertinya itu kenapa Hoseok terbangun.

Yap, Hoseok tertidur di kamar Namjoon saat mereka sedang membuat lagu baru Namjoon. Hoseok mengusap matanya dan menguap, "kau kenapa Joon?"

Namjoon menghela nafas kasar, dia sedang dalam mood yang buruk. Tentu saja, bagaimana tidak? Dia harus mengejar deadline lagunya yang hanya tersisa satu minggu lagi, sementara dia juga harus melakukan shooting. Belum lagi masalah Seokjin tadi malam.

Pekerjaan dia bukan tipe pekerjaan yang bisa diundur. Lain dengan pekerjaan Seokjin, pemotretan bisa diundur karena mereka punya model yang lain.

"Tidak apa-apa, aku hanya butuh minum." Namjoon langsung beranjak keluar, kursi beroda yang dia dorong itu nyaris terjatuh ke lantai jika Hoseok tidak spontan menangkapnya.

Saat diluar, Namjoon dapat melihat ada Seokjin disana. "Namjoon? Kau sudah bangun?" Seokjin berkata sembari membawa dua cangkir kopi.

"Kalau aku tidak bangun, terus yang disini sekarang siapa bodoh?" Yah, Namjoon tidak bermaksud untuk berkata seperti itu, namun dia bukan orang yang bisa mengontrol kemarahannya.

"Y-ya maaf, kan aku cuma tanya." "Ya sudah, aku juga cuman menjawab." Namjoon menaikkan nadanya, berjalan mengitari dapur untuk mengambil cangkir kopinya.

"Bagaimana lagunya?" Seokjin berusaha menghilangkan rasa tegang yang ada sekarang. "Menurutmu?" Namjoon yang tadinya ingin meminum kopinya menaruhnya kembali di meja.

"Kau itu tidak usah menyombongkan dirimu, apa? Kau mau bilang kalau laguku jelek? Bilang saja! Tapi jangan lupa ngaca, sana juga ngga ada kerjaan kan?!"

Namjoon mengacungkan jari telunjuknya ke arah Seokjin. "Apa yang kau bisa lakukan hanyalah memasak dan bermodel!" Namjoon menggebrak meja makan itu.

"Asal kau tau, aku sangat mengagumimu. Aku mengkoleksi seluruh album, aku bisa menamai semua lagumu satu persatu. Aku selalu menyanyikan alunan nada lagumu setiap aku memasak."

Seokjin memberikan senyuman kecilnya. "Aku tidak menyangka kalau orang yang aku idolakan selama ini bisa memperlakukan penggemarnya seperti itu."

Hati namja tiang listrik itu seketika tergores. Dia tidak tahu kalau Seokjin juga salah satu penggemarnya. "Aku akan mengantarkan ini ke Hoseok, habiskan punyamu."

Dengan begitu, Seokjin meninggalkan Namjoon yang sedang kalut itu sendiri dan pergi menuju Hoseok. "Seokkie, ada apa dengan Namjoon?"

Hoseok langsung mengambil cangkir kopi dia dan meminumnya tanpa menjawab kakaknya. "Seok." "Ya hyung?" Aih.. sepertinya dia memang tidak mendengarkan Seokjin.

"Tidak, Jungkook katanya mau kesini." Hoseok membulatkan matanya. "Si namja ganteng yang punya gigi kelinci dan berotot itu?!" Seokjin mengangguk.

Hoseok langsung melompat kegirangan, memang sih dia yang paling dekat dengan Jungkook saat Jungkook main kesini. Apalagi Tae yang pasti lebih dekat dengan Jisoo.

"Kalau begitu aku mandi dulu ya hyung! Aku belum mandi sejak tadi sore." Hoseok menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal itu. "Sana, kau bau."

Seokjin mengerutkan keningnya sambil menutup hidungnya. Sementara itu, bel depan rumah berbunyi. Namjoon membukakan pintunya.

"Namjoonie hyung!!!!" Jungkook menjatuhkan dirinya diatas Namjoon. Smentara Namjoon yang syok dengan kelakuan Jungkook itu pun terjatuh ke lantai.

Taehyung yang baru saja selesai bertelfonan dengan Jisoo langsung pergi ke arah sumber suara. "Wah Jungkook, hai!!" "Hai juga hyung! Aku sudah izin satu minggu untuk pergi kesini!"

Seokjin menyusul dibelakang Tae. "So, kita mau ngapain habis ini?" Jungkook menaruh kopernya disebelah coffee table yang ada di ruang tamu.

Namjoon hanya menundukkan kepalanya saat Seokjin datang, merasa malu dengan dirinya tadi pagi. "Bagaimana kalau kita pergi libur? Hanya selama.. empat hari?"

"Boleh tuh, tapi mau kemana??" Jungkook bertanya kepada siapapun itu. Seokjin menoleh ke arah Yoongi yang sedari tadi hanya melihat mereka dari belakang dapur.

"Aku tahu tempat bagus, kita ke Jeju." Yoongi berkata dengan mantap. Yang lain hanya mengangakan mulutnya. "Jeju?! Kau serius? Mendadak sekali!" Kata Namjoon.

"Kalau begitu? Aku tidak bisa selamanya liburan lho." "Kita berangkat sore ini, kemas barang kalian." Kata Yoongi mantap. Hoseok merasa ada yang aneh dengan kelakuan Yoongi. Perasaan beberapa hari ini dia diam, tiba-tiba dia mengajak kita pergi.

Namun dia mengesampingkan pikirannya. Lagipula, siapa yang tidak mau ditraktir pergi ke pulau Jeju? Yang lainnya langsung berkemas-kemas di dalam kamarnya.

Sementara Yoongi mengunci kamarnya. Dan menelpon seseorang. "Jimin.. ya... Iya, malam ini juga akan kubawa mereka... Iya.. sampai jumpa."

Yoongi menutup telefon tersebut. Yah.. dia harus memilih, antara tetap menjadi orang yang setia untuk Seokjin atau dengan sahabatnya Jimin.

Namun dia memilih keputusannya, dan dia memilih untuk mengikut Jimin. "Yoongi hyung, biar aku saja yang bayar ya?" Taehyung mengetuk pintu kamar Yoongi.

"Nak, duduklah dengan rapi di sofa ruang tamu dan tunggu yang lain dengan tenang atau kau tidak akan ikut." Yoongi mengoceh panjang lebar.

Setelah perkataan Yoongi itu, terdengar suara derapan kaki berlari. Well, siapa yang tidak takut dengan nada dingin Yoongi. Yoongi melihat ke sekeliling kamarnya.

"Aku akan merindukan tempat dan seluruh kenangan yang ada disini."



-----------------------------------------------------
Hei Guys!!! Finally ak update lagiii! Maap ye guys, ak lesnya dobel2 belakangan ini. Dan untuk pemberitahuan, chapter-chapter berikutnya JIMIN dan EUNHA juga YOONGI akan muncul lebih banyak! Thanks for readinggg!!!

I'm Ashley, X💜X🖤 baiii!!!!

Word count =813 words

Celeb Crush ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang