26. Terbongkar

4.2K 134 3
                                    

Now playing : Superm - With You

Ada yang kangen?

Happy reading yaa :*

Enjoy, typo bertaburan :*

"Katanya kita itu bagaikan sebuah kertas dan pulpen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Katanya kita itu bagaikan sebuah kertas dan pulpen. Saling melengkapi satu sama lain. Menurutku tidak. Kita tidak pernah sepemikiran, malah selalu bertolak belakang. Apalagi satu hati."

◐.̃◐

Suasana kelas XI-IPA2 semakin riuh seperti tengah mengadakan demo. Di paling belakang ada Faisal sedang bernyanyi–entah menyanyikan apa, diiringi oleh gitar yang dimainkan oleh Yoga, bangku ditabuh oleh Dandi. Sementara di pojok sebelah kirinya kumpulan para cewek tengah asyik menonton drama korea sampai Dhea mendengar jeritan para temannya itu. Seharusnya sekarang Bu Reni bagian jam mengajar Bahasa Indonesia, tapi ternyata beliau tidak masuk.

Dan Ikhsan sebagai Ketua Kelas XI-IPA2 hanya bisa pasrah saja, malahan cowok itu juga ikut gabung dengan Faisal–karena dipaksa oleh bocah tengik itu. 

Dhea tidak merasa terganggu sedikit pun dengan segala kebisingan itu. Ia masih anteng membaca beberapa contoh soal olimpiade tahun kemarin. Olimpiade itu tinggal menghitung hari saja dan sekarang ia harus benar-benar fokus.

Dhea mendesah panjang, selalu saja begini. Disaat dirinya membaca buku pelajaran pasti ada saja gangguannya seperti mengantuk. Tidak seperti membaca novel–tidak pernah merasakan mengantuk sekali pun.

Apa kalian selalu merasakan seperti itu?

"Olimpiadenya tiga hari lagi ya Dhea?"

Dhea terkejut ternyata Ikhsan sudah di hadapannya. "Iya."

Ikhsan menampilkan senyuman khasnya  "Semangat ya."

Dhea mengangguk tanpa menoleh ke arah Ikhsan. "Pasti."

"Nanti gue juga ikut nonton olimpiade lo kok, bareng sama yang lain–kayaknya."

Dhea mengangguk paham. "Ok."

"Gue doain semoga lo bisa mengharumkan nama sekolah kita."

"Aamiin."

"Aamiin." Ikhsan berdeham pelan. "Oh iya, kalo lo udah nggak sibuk lagi, lo ada waktu–kita jalan bareng?"

Dhea langsung menatap Ikhsan.

Ikhsan merasa salah tingkah ditatap seperti itu. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Eh, tapi kalo lo nggak mau nggak apa-apa kok."

"Liat situasinya dulu," jawab Dhea.

Ikhsan menatap Dhea tak percaya. "Berarti kalo lo ... nggak sibuk lo ma–u?"

Dhea hanya menganggukkan kepala saja.

Ikhsan tersenyum senang. Akhirnya ia diberi kesempatan juga, semoga ini adalah awal yang baik untuknya.

DHEANDHRA [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang