7. Memprihatinkan

5.2K 219 10
                                    

Now playing | EXO - Stronger

Happy reading :*

Enjoy, typo bertaburan :*

"Bohong kalau aku di sini baik-baik saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bohong kalau aku di sini baik-baik saja. Ternyata rasa sakit itu masih ada. Memori kenangan bersamanya masih aku ingat sampai membuatku sesak di dada. Meskipun aku telah mengikhlaskannya, tapi tetap saja rasa sakit itu masih membekas di hati."

◐.̃◐

Seluruh siswa, Guru dan Kepala Sekolah SMA Cendrawasih tengah melakukan pemilihan calon Ketua OSIS. Mereka semua akan memilih pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.

Setelah pemilihan, lalu dilanjutkan dengan pemungutan suara. Di depan mereka sudah ada Rangga yang bertugas sebagai menyebutkan nama calon Ketus OSIS yang terpilih, Kristi yang bertugas menulis di papan white bord beserta tiga orang saksi, termasuk Ikhsan yang sudah dari kemarin berminat menjadi saksi.

"Dheandra!" ucap Rangga dengan suara cukup keras dan tegas, seraya memperlihatkan kertas itu ke para saksi.

"Sah!" sahut ketiga saksi dengan kompak.

"Dheandra!"

Suara tepuk tangan semakin riuh di aula ini. Bahkan yang paling banyak bersorak cukup keras ialah kelas XI-IPA2

"Gue yakin Dhea yang menang," ujar Meilani yang masih menatap Dhea yang tengah duduk di sana.

"Gue juga yakin. Lihat aja punya Andhra! Ketinggalan jauh banget," sahut Eriska dengan penuh semangat.

"DHEANDRA... DHEANDRA!" teriak Meilani cukup keras membuat semua pendukung Dhea pun ikut meneriaki namanya.

Tatapan Dhea kini ke arah teman sekelasnya yang masih meneriaki namanya. Bukan hanya teman sekelasnya saja yang meneriaki namanya, Kakak kelas maupun Adik kelas pun ada, bahkan dari se-angkatannya yang berbeda jurusan pun ada, seperti dari kelas IPS dan Bahasa. Dhea tak percaya ternyata banyak orang yang mendukungnya. Dhea memang tidak terlalu berharap dengan ini, kalaupun ia kalah juga tak apa-apa, tapi ia merasa tak enak dengan semua teman sekelasnya yang sudah banyak berjuang untuknya.

Dhea menampilkan senyum tulusnya pada mereka. Ternyata senyumannya malah disalah artikan oleh mereka-para kaum Adam. Reaksi mereka berlebihan-menurutnya, ada yang bersorak-sorak tak jelas bahkan ada juga suara seperti peluit yang berasal dari jari tangan mereka.

"Wow is mazing."

"Ademnya hati Abang, Neng."

"Senyumnya itu lho, yang bikin selera makan pun hilang."

"Itu calon ibu dari anak-anak gue."

"Calon istri idaman banget."

"Dheandra love you."

DHEANDHRA [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang