37. Haruskah menjelaskan semuanya?

3.3K 103 4
                                    

Now playing : EXO - Non Stop

Gimana, seneng gak up nya double?

Happy reading :*

Enjoy, typo bertaburan :*

"Ada saatnya kamu boleh menjelaskan apa yang kamu tahu, tapi memang lebih bagusnya yang menjelaskan semuanya harus orang yang sudah melakukan kesalahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada saatnya kamu boleh menjelaskan apa yang kamu tahu, tapi memang lebih bagusnya yang menjelaskan semuanya harus orang yang sudah melakukan kesalahannya."

◐.̃◐

Setelah benar-benar merasa tenang, Dhea mengajak kedua sahabatnya beserta Ikhsan ke ruang rawat Papa.

Benar apa yang dikatakan oleh mereka, dirinya harus kuat, bukan hanya dirinya  saja yang sedih semua orang yang mengenal papa ikut sedih mendengar kabar ini. Yang lebih terpukul dan membutuhkan penyemangat itu Mama. Ia juga pasti tak sanggup melihat lelaki yang dicintainya terbaring lemah di rumah sakit, bahkan sampai sekarang pun belum membuka mata. Ia harus menyemangati Mama, ia tidak akan pernah menampilkan kesedihannya di depan Mama. Ia tidak mau memperburuk keadaan.

Dhea membuka ruangan tersebut. Ia terdiam di tempat saat melihat apa yang di hadapannya sekarang. Cowok Besar Kepala itu... kenapa bisa ada di sini?

Dhea menatap Mama yang tengah menampilkan senyuman ke arahnya. Kenapa? Kenapa Mama membiarkan cowok–yang sudah menghancurkan kebahagiaannya bisa masuk ke sini? Kenapa Mama mengizinkan cowok itu menjenguk Papa? Bagaimana kalau cowok itu berniat mencelakai Papa?

Dhea merasakan sebuah tepukan di bahunya, ia menoleh ternyata Meilani pelakunya.

"Kenapa lo diem?"

"Are you okey?" tanya Ikhsan khawatir.

Dhea tidak menjawab, tatapannya lurus ke arah cowok itu yang masih menatapnya. Bukan tatapan lurus atau dingin seperti biasanya, tapi tatapan itu berbeda. Ah atau ini cuma perasaannya saja?

"Ngapain lo ke sini?!" ketus Dhea.

"Sayang nggak baik bicara begitu. Mama nggak pernah ajarin kamu begitu lho. Sini sayang."

"Mending lo pergi! Gue nggak butuh jengukan dari lo!"

"Gue jenguk Om Yasa," jawab Andhra santai.

Dhea menatap Mama. "Mama kenapa ngizinin cowok ini jenguk Papa? Mama mau cowok ini nyakitin Papa? Mama mau kita kehilangan lagi ka–"

"Dhea!" potong Mama. "Kamu kenapa sayang?" Mama mendekati Dhea, lalu memeluknya.

Meilani, Eriska dan Ikhsan–mereka tidak bisa ikut campur karena ini bukan urusan mereka. Meskipun mereka di sini untuk Dhea, tapi mereka punya batasan antara  privasinya. Apalagi mereka tahu kalau Dhea benci kepada orang yang selalu ikut campur privasi orang lain.

"Niat Andhra ke sini baik sayang. Minta maaf ke Andhra, ya? Mama nggak suka, anak Mama yang cantik ini berkata kasar dan teriak seperti tadi. Minta maaf, ya?"

DHEANDHRA [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang