Now palying : EXO - Baby You Are
Tadinya malam mau update, eh malah ketiduran pas lagi revisi ):
Happy reading :*
Kasih tahu typonya ya :*
"Senyumannya yang begitu indah dan menawan, mungkin ini pertama kali melihatnya tersenyum. Jika aku bisa membuatnya tersenyum, apa diriku bisa meluluhkan hatinya dan menyadari kehadiranku selalu ada di sampingnya?"
◐.̃◐
Sesuai janjinya, Meilani dan Eriska tiba di rumah sakit dua puluh menit kemudian. Jarak antara rumah sakit Permata dan SMA Cendrawasih lumayan jauh, untungnya tadi tidak ada acara macet. Mungkin kalau macet mereka akan sampai ke sini hampir satu jam.
Eriska dan Meilani mencoba menenangkan Dhea yang sedari tadi masih menutupi wajah cantiknya. Mereka juga sama terkejutnya dan tak percaya apa yang sekarang dialami oleh om Yasa. Mereka juga merasakan apa yang sekarang dirasakan oleh sahabatnya ini.
Eriska dan Meilani sudah duduk di sudut kanan dan kiri Dhea. Mereka terus mencoba menenangkan Dhea dan membujuk sahabatnya ini mengeluarkan suara, karena setelah mengatakan dua kata 'kanker otak', sahabatnya ini langsung menangis.
Eriska menyentuh bahu Dhea. "Lo udah makan?"
"Mau gue beliin makanannya? Lo mau apa? tinggal ngomong aja ke gue," lanjut Meilani.
Dhea hanya menggeleng kepala.
Melihat reaksi Dhea seperti itu mereka merasa gagal sebagai sahabat. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa, menghibur juga menurut mereka tidak cukup. Ini terlalu sulit.
"Kalian selalu ada buat gue, itu udah cukup," ucap Dhea tiba-tiba yang sepertinya tahu pikiran kedua sahabatnya.
Eriska sudah meneteskan air matanya, merasa terharu mendengar ucapan Dhea barusan. Sedangkan Meilani mencoba menahan air matanya agar tidak terjatuh begitu saja dengan mengadahkan wajah ke atas. Setelah benar-benar merasa tenang, Meilani meraih kedua tangan Dhea yang masih menutupi wajah cantiknya.
"Buka dong wajah putri Aurora nya, kita mau liat wajah cantiknya. Iya, kan Eri?"
Eriska mengusap air matanya dan tersenyum. Meilani memberi kode pada Eriska karena Dhea masih menutupi wajahnya. Eriska yang paham langsung mengangguk setuju. Dengan seenaknya mereka menarik paksa kedua tangan Dhea.
Benar-benar nyeselin banget, kan mereka?
Sekarang Eriska dan Meilani bisa melihat mata Dhea yang sembab serta wajahnya juga memerah. Eriska mengusap air mata Dhea. Sedangkan Meilani memeluk Dhea dari samping.
"Udah, jangan nangis terus! Nggak cape apa nangis terus, heum? Kita juga sedih denger berita ini. Lo jangan merasa sendiri, kita ada di sini buat lo. Kita udah kayak keluarga, suka maupun duka kita jalani sama-sama. Sekarang kita hanya bisa pasrah saja sama yang di Atas, banyak berdoa semoga ada keajaibannya," jelas Eriska panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DHEANDHRA [Completed]✔️
Fiksi RemajaMenceritakan dua siswa SMA Cendrawasih. Mereka merebutkan jabatan Ketua OSIS. Dheandra perwakilan dari kelas XI IPA 2 dan Andhra dari kelas XI IPA 1. Kedua kelas itu sangat terkenal tidak akurnya. Ada beberapa alasan kenapa IPA 2 benci kepada kelas...