DHEANDHRA [Completed]✔️

41. Empat Mata

Now playing : Baekhyun - Love Again

Ada yang kangen cerita ini?
Kebiasaan lagi hujan-hujan gini, nulis pun jadi semangat (ciecurhat) 😅

Eh, btw makasih yang udah jawab yang kemarin. Sebelum baca kita periksa dulu jawabannya.
- Namanya hampir mirip cuma beda satu kata jadi banyak ya itu... (tapi tak apa, makasih kalian udah dengan senang menjawabnya ❤❤❤)

Te Amo : Spanyol

Ti Amo : Italia

Jadi udah tahu kan jawabannya?

"Apa kekuranganku sampai kamu memilihnya? Dan apa kelebihan darinya sampai-sampai kamu tergila-gila padanya?"

◐.̃◐

Andhra baru saja selesai membersihkan badannya. Saat tengah mengancing seragam sekolahnya aktivitasnya terhenti mendengar suara bunyi ponselnya yang menandakan sebuah panggilan. Entah dari siapa.

Andhra meraih benda pipih itu yang tertutupi dengan bantal. Keningnya berkerut layarnya menampilkan nama bi Atik.

"Halo,"

"Mas Andhra!"

Andhra langsung menjauhkan ponselnya, kaget karena bi Atik tiba-tiba berteriak. Ia merasa wanita paruh baya itu seperti tengah panik. Ah, atau mungkin ini hanya perasaannya saja?

"Ya, ada apa Bi?" tanyanya.

"Itu mas ... mas Andhra .... mas Lukas ... itu..."

"Tenang dulu bi! Tarik napas dulu, kalo udah tenang baru bicara."

Andhra mendengar hembusan napas bi Atik. "Gimana, udah tenang bi?"

"Iya, Mas. Maaf, Bibi malah bikin Mas kesel pagi-pagi begini. Soalnya Bibi bener-bener lagi syok dan bingung harus mengatakan apa pada Mas Andhra."

Andhra mengerut kening. "Maksudnya?"

Bi Atik berdeham pelan. "Mas Lukas, Mas. Mas Lukas dibawa sama polisi–lima menit yang lalu."

"Apa?"

Tentu saja Andhra terkejut mendengarnya. Kenapa abangnya itu tiba-tiba dibawa ke kantor polisi? Ah, atau jangan-jangan–ada kaitannya dengan cewek itu. Tapi, bukannya tante Linda sudah mengikhlaskan semuanya apa yang sudah terjadi?

Bi Atik memang sekarang bekerja di apartemen Lukas. Ia merasa kasihan karena wanita paruh baya itu tidak punya pekerjaan lagi, setelah om Yasa meninggal dunia, rumah itu kosong.

Andhra memang tidak tinggal lagi di apartemen Lukas. Ia masih marah kepada cowok itu. Benar, apa yang dikatakan oleh cewek itu, abangnya memang brengsek!

"Makasih ya Bi infonya. Andhra akan ke kantor polisi sekarang."

"Iya, Mas."

Andhra menoleh ke arah jam dinding. Masih ada waktu setengah jam lagi masuk sekolah. Ia segera meraih kunci motor. Biasanya ia pergi ke sekolah selalu memakai mobil, tapi untuk sekarang tidak. Hari ini benar-benar darurat.