Hai hai hai...semoga suka yaa 😘😘😘 doain smpe kelar ceritanya di watty ahahhhaNew stories ya gengs...
Ide yang mainstream dan semoga sesuai selera kalian
***
Dalam hidupnya, Amel tidak menyangka jika dia akan kembali berurusan dengan pria di depannya ini. Entah, nasib buruk atau baik yang sedang datang menghampirinya hingga dia rela datang menemui pria yang akan menjadi lelaki terakhir yang akan ia temui.Tapi kenyataannya, dia lah pria terakhir yang bisa menolongnya. Dari sekian banyak teman yang dia kenal, hanya pria di depannya ini yang siap membantu kesulitan ekonomi yang sedang menghimpitnya kali ini.
"Sekarang coba kamu tanda tangani!" Pinta Evan pada gadis di depannya.
Meski pembawaan pria di depannya ini santai, gadis itu nampak ragu sambil terus menatap lembar kertas yang ada di tangannya, masih kosong, hanya ada materai yang di tempel disana, dan Amel harus membubuhi tanda tangannya di atas materai sebagai bentuk persetujuan kontrak yang mereka sepakati.
Amel menatap Evan yang masih menunggunya. Pria itu nampak dengan tenang duduk di tempatnya. "Lo yakin, Van? Emang nggak ada cara lain?" Amel bertanya dengan wajah memelas. Bagaimana tidak, syaratnya sangat sulit untuk di percaya oleh Amel. Meski ia sendiri tidak mempunyai pilihan lain kecuali mensetujui.
"Kamu mau apa enggak?" desak Evan, masih mengulas senyum tipis.
Amel menelan salivanya, gugup. "Gue mau duit lo, tapi persyaratannya gue nggak mau! Itu terlalu drama?"
Evan mengangkat bahunya acuh. "Terserah kamu deh, Mel! Aku cuma mau bantu kamu aja kok! Tapi ya itu, nggak gratis..."
Benar, tidak ada yang gratis di dunia ini! Dan Amel menyadari itu. Justru akan sangat sulit di percaya oleh nalar kalau ada seseorang yang mau meminjaminya uang secara cuma-cuma tanpa jaminan apapun kan? Apalagi kalau pinjaman yang di ajukannya tanpa bunga!
Tapi, bagaimana kalau jaminannya adalah hidupnya sendiri?
Amel nampak berfikir, alih-alih menatap wajah tampan di depannya, bukankah tidak ada salahnya jika ia menerima tawaran Evan? Pria itu akan membayar lunas hutangnya pada rentenir sebesar 200 juta beserta bunganya, di tambah lagi kalau Evan akan membiayai perawatan ibunya di rumah sakit dengan syarat bahwa Amel harus menikah dengan Evan!
Ya, menikah.
Tanpa cinta, dengan mantan kekasihnya.
Ini gila, sama saja Amel menjual diri untuk bisa mendapatkan uang itu. Tapi, bagaimana lagi? Kesalahannya terlalu fatal.
Amel frustasi, rasanya ia ingin berteriak kencang di telinga Evan. Ia butuh uang itu, tapi tidak ingin menikah dengan Evan. Titik.
Evan adalah mantan kekasihnya. Oke, pria tampan di depannya ini adalah salah satu mantan Amel saat gadis itu masih SMA. Mereka putus karena dulu banyak sekali yang menyukai Evan, dan satu lagi, Evan itu playboy! Dan Amel tidak menyukai fakta tersebut. Selain itu, ada banyak hal yang membuat hubungan keduanya kandas.
Amel melihat Evan sekilas, pria itu sepertinya sedang membalas pesan dari seseorang. Dan kesempatan itu membuatnya berpikir banyak.
"Van," panggil Amel lirih.
Evan mendongak, lantas menyimpan kembali ponselnya di atas meja. "Ya?"
Pria tampan itu mengulas senyum lebar, menanti apa yang akan keluar dari bibir ranum gadis bernama Amel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAH (Menikah Dengan Mantan)
RomanceAmel di tawari uang senilai dengan jumlah yang harus ia bayar pada rentenir, sementara itu Evan ingin imbalan dari gadis di depannya, tentu saja... tidak ada yang gratis di dunia ini, Evan ingin Amel menjadi pengantinnya. "Kita tidur seranjang lagi...