Keesokan harinya, Alex dan Nico sudah berada di rumah sang gadis diikuti beberapa bodyguard yang berdiri di luar."Silahkan masuk." Ucap seorang wanita yang kemungkinan besar adalah ibu tiri Ocy.
"Duduk dulu." Wanita itu tampak kegirangan, mendapatkan tamu orang terpandang. "Mau di buatkan minum apa?" Tanyanya.
"Tidak usah repot-repot, kedatangan kami ke sini ingin menemui anak anda, Ocy." Ucap Alex dengan raut wajah serius.
"Ocy? Ada urusan apa anda dengan Ocy?" Ibu tiri Ocy tampak tidak suka dengan apa yang di bahas Alex.
"Bisa anda panggilkan saja Ocy kemari?" Tanya Alex tanpa menjawab pertanyaan wanita tersebut.
"Yasudah, tunggu sebentar." Wanita itu pun berlalu dengan raut wajah tidak sukanya.
Tak lama wanita itu datang dengan dua gadis di belakangnya, mereka pun duduk berhadapan.
"Ini Ocy," ibu tiri Ocy melirik Ocy dengan raut wajah tidak suka. "Dan ini adiknya, Alin." Sedangkan dia memperkenalkan Alin dengan sangat antusias.
Penampilan Alin dan Ocy sangat berbeda, Alin menggunakan dres di atas lutut dengan makeup tipis. Sedangkan Ocy menggunakan baju kaos dan celana panjang. Ocy hanya menunduk sedari tadi sedangkan Alin menatap Nico berbinar.
"Oke, sekarang saya akan menjelaskan maksud kedatangan saya kemari. Saya ingin meminta Ocy untuk menjadi pendamping hidup saya." Ucap Nico tegas.
"Apa! Tidak-tidak, tidak bisa." Ibu tiri Ocy tampak marah, dan tidak menyetujuinya.
Alex dan Nico saling pandang. Seakan mengerti maksud dan rencana papanya, Nico berdiri dan mengajak Ocy pergi.
"Cy, bisa temani saya keluar sebentar?"
Ocy mendongak, lalu menghampiri Nico yang sudah berlalu lebih dulu.
"Masuk." Nico berbicara dengan nada dingin.
Ocy menurut, Nico melajukan mobilnya di jalan raya.
"Kita mau ke mana?" Ocy menatap Nico takut.
"Makan, laper gue. Ada tempat makan yang Lo suka gak?"
Ocy hanya menunduk sambil menggeleng.
" Yaudah, kita makan di restoran langganan gue." Setelahnya Nico fokus menyetir mobil dengan suasana hening.
Sesampainya di restoran mereka masuk dan memilih tempat duduk paling ujung, lalu Nico memesan makanannya.
"Lo mau makan apa?" Nico bertanya kepada Ocy yang hanya nunduk sedari tadi.
Ocy mendongak menatap Nico masih dengan tatapan takutnya. "terserah kamu saja." Lalu kembali menunduk.
Mereka berdua pun menunggu pesanan mereka dalam diam. Tak lama makanan mereka datang, Nico pun langsung memakannya. Sedangkan Ocy hanya menatap makanannya.
"Cy, kenapa? lo gak suka makanannya?" Ocy langsung menggeleng dan memakan makanannya tidak nafsu.
"Lo kenapa diam aja sih? Ngomong kek, cerita gitu. Atau lo lagi sakit?"Nico sedikit resah karena sedari tadi Ocy hanya menunduk.
Ocy mendongak. "aku masih banyak kerjaan di rumah, kalau gak selesai nanti bisa kena marah." Matanya mulai berair dan kembali menunduk, dia menggigit bibir bawahnya supaya tidak menangis.
"Ternyata itu yang dari tadi Lo pikirin. Jangan khawatir, mereka gak bakal marah. Sekarang Lo habisin makanannya, habis itu kita pulang."
***
Jangan lupa jejaknya!♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
sólo tu [End]
RomanceKritik dan saran sangat saya butuhkan. ♥️🌷♥️ "Entahlah...kalo kamu minta, pasti aku berikan. Selama ini kamu tidak memintanya...." Ocy menjawab kesal. "Jadi, boleh?" Nico memastikan. Mau tau kelanjutannya? Di baca ya:") VOTE & KOMEN JUGA YA!!🌷♥️�...