Setelah Nico berangkat kerja, Ocy pergi ke kamar untuk meminum obatnya. Kata dokter, kalo Ocy masih terasa mual dia boleh minum obat itu, tapi kalau gak mual gausah di minum. Dan sekarang Ocy merasa mau muntah lagi gara-gara ia mencium bau parfum suaminya.Ocy duduk di tepi kasur membelakangi pintu kamar dan membuka laci nakas. Ada beberapa macam obat di sana, tapi Ocy hanya mengambil satu butir obat.
"Ocy?!"
Uhuk..uhukk Ocy tersedak, ia Langsung meminum air yang ada di genggamannya sampai habis lalu menoleh.
Di sana seseorang berdiri dengan tatapan dingin dan tangan terkepal kuat.
"Nico?" Pikiran Ocy berkecamuk, apakah Nico melihatnya minum obat? Ocy tidak berani menatap mata suaminya yang menatapnya tajam.
Nico berjalan menghampiri istrinya dan mengambil obat-obatan yang ada di atas nakas.
"Obat apa ini?!" Bentak Nico, dia sangat khawatir sampai bersikap seperti ini.
"Jawab cy!" Ocy tertunduk dan pandangannya memudar karena air mata.
Nico mencengkram erat kedua pundak istrinya. "Jawab cy! obat apa ini? Kamu sakit? Kenapa gak ngasih tau aku?"
Ocy mengatur nafasnya lalu mendongak. "Untuk apa aku ngasih tau kamu?" Ucapnya lalu tersenyum hambar.
"Apa?! Aku suami kamu Ocy Adelin!" Nico berteriak di depan wajah Ocy.
"Lepas Nico, sakit...." Ocy mencoba melepaskan cengkraman tangan Nico di pundaknya tapi tidak bisa. "Lepas nico, sakit!" Teriak Ocy akhirnya.
Nico pun melepas cengkeramannya dan tersenyum miring lalu duduk menghadap Ocy.
"Bilang sama aku, kamu sakit apa?" Nico memelankan suaranya dan menatap Ocy lembut, tidak seperti tadi.
"Aku gak sakit," jawabnya ketus.
Nico mengacak-acak rambutnya frustasi. "Gak mungkin kamu minum obat kalo gak sakit." Nico ingin sekali marah, tapi ia tau itu salah.
Ocy diam tanpa memandangnya sama sekali.
"Kamu nyembunyiin apa dari aku? Kalo ada apa-apa tuh bilang, jangan diam aja." Ocy tersenyum miring mendengarkan suaminya bicara.
"Emangnya kenapa kalau aku nyembunyiin sesuatu dari kamu? Salah?" Ocy menatap Nico tajam tapi Nico tidak peduli dengan tatapan tajam itu.
"Ya jelas salah sayang, kita suami istri, susah senang kita rasain bersama, dan saling terbuka satu sama lain, jadi jangan ada rahasia, oke?" Nico tersenyum dan ingin memegang pipi Ocy, tapi di tepis oleh siempunya.
"Jangan pegang-pegang!" sinisnya.
"Kamu kenapa sih? Aneh banget," kesalnya.
"Kamu bilang ada rahasia di antara kita itu salah? Jadi aku salah nyembunyiin sesuatu dari kamu?" Nico mengangguk.
"Terus apa kabar dengan kamu? Kamu juga nutupin sesuatu dari aku kan?" Nico mengerutkan keningnya.
"Maksud kamu?" Tanyanya tak mengerti.
"Kamu tiga hari kemarin beneran keluar kota?" Ocy bertanya meremehkan.
"I-iya lah," jawab Nico sedikit gugup.
"Bohong!" jawabnya sengit.
"Maksud kamu apa sih?" Nico mulai kesal dengan Ocy yang sangat bertele-tele.
"Dua hari yang lalu." Ocy menjeda ucapannya dan memejamkan matanya merasakan sesak di dada mengingat kejadian itu. "Dua hari yang lalu, aku," Ocy terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
sólo tu [End]
RomanceKritik dan saran sangat saya butuhkan. ♥️🌷♥️ "Entahlah...kalo kamu minta, pasti aku berikan. Selama ini kamu tidak memintanya...." Ocy menjawab kesal. "Jadi, boleh?" Nico memastikan. Mau tau kelanjutannya? Di baca ya:") VOTE & KOMEN JUGA YA!!🌷♥️�...