enambelas

4.5K 55 10
                                    

Sudah seminggu semenjak Ocy bertemu Alin, Ocy tidak banyak bicara dan tidak keluar kamar. Ocy terlalu takut untuk melangkah. Dan dalam tidurnya dia terus menyebut orang tua dan kakaknya.

Alex? dia sudah pergi ke Amerika karena ada urusan penting yang tidak bisa di tinggalkan.

"Cy, ikut aku." Nico menarik tangan istrinya, membawanya keluar rumah.

Ocy menegang, dia gemetar karena Nico membawanya masuk ke dalam mobil. Dia terus menatap luar dengan takut.

"Cy, I'm beging you, don't be like this." Nico menggenggam tangan Ocy, menyalurkan kehangatan. Ocy pun beralih menatap wajah suaminya, Nico bisa melihat ketakutan di mata istrinya itu.

"I'm afraid, nico."

"Ada aku, gak ada yang perlu kamu takutin, oke? Sekarang aku mau bawa kamu ke suatu tempat, mungkin kamu bisa nenangin diri di sana, lupain semua masalah kamu...." Ocy hanya diam mendengarkan Nico yang tidak berhenti bicara. Tak lama dia tertidur di dalam mobil.

Hari sudah larut. Setelah berjam-jam lamanya, akhirnya mereka sampai di tempat yang Nico tuju. Nico tidak tega membangunkan istrinya yang tertidur pulas, akhirnya dia menggendong istrinya itu masuk ke dalam rumah yang ia tempati selama berada di sana.


***



Pagi ini Ocy terbangun karena silaunya sinar mentari yang masuk ke dalam kamar.

"Sudah bangun? Mandi gih, aku mau ngajak kamu keliling di sini." Ocy menatap Nico yang sudah rapi, memakai baju kaus hitam dan celana panjang.

Ocy masih diam, tidak beranjak dari tempat tidurnya.

"Gak mau nurut hmm?" Ocy menggeleng lalu bergegas menuju kamar mandi. Nico tersenyum memandang istrinya yang takut jika dia marah.

Setelah Ocy siap, mereka pergi berkeliling rumah yang mereka tinggali selama di bukit. Yah, Nico membawa istrinya itu ke bukit untuk menghiburnya dan melupakan kejadian itu.

Mereka pergi ke halaman belakang, Ocy memandang kagum lingkungan di sekitarnya. pohon-pohon menjulang tinggi dan rapi serta beberapa bunga beraneka macam tumbuh subur.

Ocy merasa tenang di sini, dia memeluk suaminya "makasih, Nico." Nico hanya berdehem.

Nico membawa istrinya itu duduk di kursi yang tersedia di belakang rumah. Merangkul pundak Ocy dan memandang sekitar dalam diam, menikmati kebersamaannya dengan sang istri.

Nico terus memandangi wajah istrinya itu, Ocy pergi ke salah satu bunga yang tumbuh di sana, menghirup aromanya dan tersenyum.

"Nico, kita berapa hari di sini?" Ocy menghampiri suaminya itu dan ingin duduk di sebelahnya, tapi Nico menariknya ke dalam pangkuannya dan merangkulnya mesra.

"Kamu maunya berapa lama?" Ocy tidak membalas, Ocy memeluk suaminya dan menelusupkan kepalanya di tengkuk leher Nico. Mereka tetap di posisi itu selama beberapa saat.

"Kamu masih mau disini?" Nico mengurai pelukan mereka lalu bertanya pada istrinya.

Ocy terlihat berfikir, lalu menganggukkan kepalanya sekali.

"Tapi aku mau ngajak kamu jalan, yuk." Nico mengajak istrinya itu masuk ke dalam mobil.

Setelah beberapa menit mereka menelusuri jalan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Nico menggenggam tangan istrinya itu, mengajaknya menelusuri tempat yang lumayan sepi.

 sólo tu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang