delapanbelas

3.4K 67 3
                                    

Hari ini adalah setahun pernikahan mereka, dan Nico mengajak istrinya pergi makan dengan Ocy yang memilih tempatnya.

"tumben tau, kamu mau makan seafood." Nico melirik istrinya yang asik melihat menu.

"Kenapa emang, gak boleh ya?" Ocy menatap Nico kecewa. "Yaudah cari tempat lain aja." Ocy menunduk dan ingin bangkit, ada air mata yang siap tumpah tapi Ocy tahan sekuat tenaga.

"Enggak gitu cy." Nico menahan lengan Ocy.

"Aku gak mau makan di sini!" Ocy pergi dan masuk ke dalam mobil dengan rasa kecewa.

"Tumben dia begini, aneh banget, tapi, lucu." gumam Nico sambil tersenyum geli, dia pun menyusul Ocy.

Ocy tertunduk di kursi samping kemudi dengan air mata yang mengalir. "Nico kenapa sih! kan aku cuma mau makan seafood doang, kenapa dia protes? Aku gak pernah tuh protes kalo dia ngapa-ngapain!" Kesal Ocy.

Tak lama Nico membuka pintu mobil tempat Ocy duduk. "Kenapa pergi?" tanya Nico datar.

Ocy yang mendengar Nico berbicara dengan nada seperti itu tersentak dan menangis. 'nico kasar, kenapa Nico ngomong kaya gitu?' pikirnya.

"Kok nangis?" Masih dengan nada yang sama Nico berbicara.

Ocy menggeleng. "Aku mau pulang." Ocy berbicara di sela tangisnya dengan tidak sama sekali menatap suaminya.

Nico langsung menurutinya, ia masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya menuju rumah. Mereka tidak jadi makan seafood karena permintaan Ocy.

Sesampainya di rumah, Ocy langsung berlari ke kamar dan menguncinya, menangis sejadi-jadinya.

"Nico kasar! Ocy gak suka!" Teriaknya dari dalam kamar.

Nico yang sedang menelepon seseorang mengabaikan teriakan kesal istrinya itu.

"Nico bilang sayang sama Ocy, tapi Ocy mau makan seafood aja di perotes! Ocy laper...." Ocy sesenggukan dan memelankan suaranya di akhir kalimat.

Sudah tiga jam Ocy mengurung dirinya sendiri di dalam kamar dengan bayang-bayang seafood yang tidak mau hilang dari pikirannya.

Nico yang sudah beres dengan kegiatannya di dapur pun pergi ke lantai atas dan menuju kamar mereka.

"Ocy buka pintunya." Nico mengetuk pintu kamar dan menyuruh Ocy membukakan pintu tapi Ocy tidak menggubrisnya.

"Ocy buka, kalo gak...."

Ceklek, belum sempat Nico menyelesaikan ucapannya, Ocy sudah terlebih dahulu membukakan pintu.

"Ayo ikut aku." Nico menggenggam tangan Ocy dan ingin membawanya kebawah.

"Gak!" tolak Ocy dan melepaskan genggaman tangan Nico.

Nico memandang Ocy penuh tanya. "Kenapa?!" Nico menaikkan nada bicaranya.

Lagi lagi Ocy dibuatnya menahan air mata, Ocy menunduk dan bahunya bergetar.

"Ocy cuma mau makan seafood doang, kenapa Nico sampe semarah ini?" Ocy memukuli dada Nico.

Nico mengerutkan keningnya melihat tingkah istrinya itu. "Mangkanya ayo ikut aku ke bawah." ajak Nico lagi.

"Gak mau, Nico kasar!" Ocy mengerucutkan bibirnya.

'yatuhan, Ocy please jangan kaya gitu, gue gak bisa nahan inih!' pikir Nico gregetan.

"Mulai gak nurut ya?" Nico berkacak pinggang.

Mereka berdebat di ambang pintu kamar.

"Kapan Ocy gak nurut? Nico juga gak mau nurut sama Ocy!" Ocy menatap mata Nico dengan air mata yang membanjiri pipi.

 sólo tu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang