duapuluhsatu

2.8K 57 11
                                    


Hari ini Nico akan pulang dan Ocy baru saja di telpon oleh suaminya itu.

Ocy pergi ke dapur dan ada bi Minah di sana.

"Eh, siang Non," Sapanya.

"Siang juga bi." Ocy tersenyum dan duduk di meja makan. Ia ingin membantu bi Minah, tapi entah kenapa ia sangat lelah.

"Maaf ya bi, Ocy gak bantu masak."

"Gak papa non, ini bentar lagi selesai."

Beberapa menit kemudian bi Minah pun menghidangkan masakannya di meja makan.

"Silahkan di makan Non." bi Minah ingin kembali ke dapur tapi Ocy menahannya.

"Ada apa non?"

"Bibi temani Ocy makan ya?" Pintanya memohon.

Bi Minah terdiam lalu mengangguk "iya non."

"Bibi duduk, ikut makan juga." Ocy mengambilkan makanan untuk bi Minah.

"Eh, biar saya aja non." Bi Minah mengambil alih piring yg di pegang Ocy.

"Maaf Non, tapi bibi gak enak kalau harus makan di sini."

"Yah...." Ocy cemberut. "Bibi gak mau nurutin dia?" Ocy menatap dan mengelus perutnya sambil tersenyum lalu kembali menatap bi Minah yg terdiam.

"Kali ini aja bi, Ocy gak mau makan sendiri." Mohon Ocy lagi. Bi Minah tidak bisa menolak bumil yang satu ini, dia pun mengangguk.

Mereka berdua pun makan bersama di meja makan yang terasa hangat itu.














***









Selesai makan malam, Ocy pergi ke kamarnya dan menonton film kartun sambil nyemil makanan ringan yg ada di pangkuannya. Sesekali Ocy tertawa karena tingkat salah satu kartun yang menurut Ocy sangat cerdik dan lucu.

Sangking asiknya dia menonton, sampai tidak sadar ada seseorang yang masuk ke kamarnya. Orang itu langsung memeluk Ocy dan menciumnya.

"Sayang, kangen," bisiknya di telinga Ocy.

Ocy langsung mendorong orang itu sampai tersungkur dari sofa, Nico menatapnya penuh tanya.

"Kamu sangat bau Nico!" Ocy menatap kesal Nico dan menutup hidungnya menggunakan bantal.

Nico menciumi badannya. "Aku gak bau tuh, malah aku pakai parfum kesukaan kamu," bantahnya tak terima di katai bau oleh istrinya.

Nico mendekat lagi ke Ocy tapi Ocy berteriak menyuruhnya mandi.

"Kenapa sih, kok kamu aneh?" Kesalnya lalu pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi dan memakai baju santai, Nico nyamperin Ocy yg sedang rebahan di kasur.

"Aku sudah mandi, sekarang bolehkan aku peluk istriku?" Tanya Nico tapi tidak di respon oleh Ocy.

'Ocy kenapa? Kok jadi aneh gini sih? Gak biasanya dia diemin aku' pikirnya.

Nico jalan mendekat ke istrinya, duduk di pinggir kasur dan menatap Ocy.

"Hey?" Nico mengelus pipi Ocy, tapi Ocy tetap tidak menoleh padanya.

"Kamu kenapa sih?" Nico mulai kesal.

Ocy menoleh. "Nico pasti capek kan? Mending sekarang tidur deh." Titah Ocy lalu memejamkan mata.

Nico mengedikkan bahu lalu berbaring di sebelah istrinya dan memeluknya lalu tertidur.












***







Pagi-pagi sekali Ocy terbangun, ia ingin pergi ke kamar mandi dan mandi air hangat. Setelah selesai mandi, Ocy ingin sekali merias diri.

Ia menatap suaminya yang masih nyenyak tidur, lalu pergi ke meja riasnya dan memoleskan satu persatu alat makeup ke wajah. Setelah selesai ia tersenyum dengan hasil karyanya, simpel dan tidak terlalu menor.

"Cy?" Ocy tersentak mendengar suara serak Nico.

Ocy melirik Nico yang sedang mengucek matanya lalu duduk di atas kasur.

"Kamu ngapain di situ?" Nico menatap Ocy lalu menguap.

"Gak ngapa-ngapain," jawabnya lalu kembali menghadap cermin dan merapikan rambut panjangnya.

Nico melihat jam dan bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi, Ia mencuci muka dan menggosok gigi lalu keluar.

Nico terdiam di samping meja rias menatap istrinya yang sedang asik dengan cermin di hadapannya.

"Kamu ngapain pagi pagi gini?" Tanya Nico.

"Coba liat, aku cantik gak?" Tanyanya tak memperdulikan pertanyaan suaminya.

"Cantik, tapi tumben banget kamu mau makeup gini, ada apa sih?" Nico mengerutkan keningnya.

Ocy bangkit dan berdiri di hadapan Nico lalu mengalungkan tangannya di leher Nico dan tersenyum lebar.

"Gendong," rengeknya.

"Apa?!" Nico memandang istrinya aneh.

"Gendong aku, Nico," Pintanya dengan mata berkaca-kaca.

"Tapi mau ke mana pake di gendong segala?" Nico menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ke ruang makan," jawabnya enteng.

Dari pada harus berdebat di pagi hari, lebih baik Nico menurutinya.

Sesampainya di ruang makan Ocy pergi mengambil gelas dan menuangkan air putih lalu meneguknya sampai habis.

"Kamu mau ngapain ke sini?" Tanya Nico lagi.

"Minum," jawabnya lalu kembali ke Nico yg duduk di meja makan.

Ocy duduk di pangkuan Nico dan menelusupkan wajahnya ke dada Nico sambil memejamkan matanya. Nico pun membiarkannya dan mengelus-elus rambut Ocy.

Tak lama bi Minah datang untuk menyiapkan sarapan.

"Eh, den. Udah datang?" Tanya bi Minah saat melihat Nico yang sedang mengelus rambut Ocy.

"Iya, bi." Nico tersenyum ke arah bi Minah.

Ocy mendongak mendengar suara bi Minah, dia pun turun dari pangkuan Nico lalu pergi menyusul bi Minah untuk membantunya memasak.




...




Selesai sarapan, Ocy mengantar Nico sampai ke teras.

"Hati-hati," ucapnya saat Nico melangkah menuju mobilnya.

"Iya." Nico melambaikan tangan.

Nico bilang pada istrinya bahwa dia akan pergi kerja, tadinya ocy menyuruhnya untuk tidak bekerja dulu karena habis perjalanan jauh, tapi Nico memaksa.

Sebenarnya Nico akan ke kantornya sebentar untuk mengecek beberapa dokumen, lalu pergi ke rumah sakit. Tapi saat ia merogoh kantong celananya ternyata ia lupa membawa dompet. Nico pun memutar balik mobilnya menuju rumah.

Saat Nico sudah sampai di rumah, ia langsung menuju ke kamarnya dan membuka pintu kamar.

Deggg

apa yang baru saja ia lihat?













🌷♥️🌷

Hayo kenapa hayo???

Kepo gak???

Dasar bumil, aneh-aneh aja maunya hehehe...

Yang minat next, ini udah ya😁

Gamana ceritanya??? Gaje ya??? Yamaap

Maaf juga ya kalau banyak typo nya

JANGAN LUPA VOTE & KOMENNYA YA ♥️!!!



 sólo tu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang