Sekarang pasangan suami istri itu sedang berjalan-jalan mengelilingi taman yang ramai dengan tangan Nico merangkul pundak Ocy. Tinggi Ocy hanya sepundaknya.
"Cy, kamu mau makan apa?" Tanya Nico, karena sedari tadi Ocy hanya memandangi sekitar dalam diam.
"Aku? Gak...." Ocy menjawab sambil mendongak menatap Nico yang lebih tinggi beberapa senti darinya.
Nico berjalan menuju kursi panjang yang memang sengaja di sediakan untuk pengunjung.
"Kamu duduk di sini dulu ya, Aku mau beli sesuatu. Jangan kemana-mana." Nico mengelus pucuk kepala istrinya lalu pergi ke berbagai stand makanan.
Ocy hanya diam menatap sekelilingnya yang ramai, ia memainkan bunga yang tumbuh di belakang tempat yang ia duduki sekarang. tiba-tiba ada seorang anak kecil yang kira-kira berusia lima tahun menarik tangannya.
"Kakak, ini bunga, permen sama coklat untuk kakak yang cantik, tapi lebih cantik aku." Ucap seorang anak dengan suara khas anak kecil itu menyerahkan bunga dan kotak berisi permen dan coklat ke pangkuan Ocy.
Ocy terbingung-bingung karena tiba-tiba ada seorang anak kecil yang memberinya semua ini.
"Ini untuk aku? Dari siapa?" Ocy bertanya lembut sambil mengelus pundak anak kecil tersebut.
"Iya, itu untuk kakak. Dari orang itu." anak kecil itu menunjuk pohon yang agak jauh dari tempat mereka sekarang, Ocy mengarahkan pandangannya ke tempat yang di tunjuk anak kecil tersebut.
"Gak ada siapa-siapa di sana." Ocy mengerucutkan bibirnya.
"Tadi ada Kak, dia duduk di kursi roda. Terus nyuruh aku ngasih semua ini ke kakak." Anak kecil tersebut berbicara sambil menggaruk kepalanya yang Ocy yakin tidak gatal.
"Kursi roda, siapa?" Ocy berbicara pelan, hampir tidak terdengar oleh anak kecil di hadapannya itu.
"Yasudah, gak papa. Makasih ya." Ocy tersenyum manis.
"Sama-sama, aku pergi dulu ya kak. Bay!" anak itu berlari sambil melambaikan tangannya, Ocy pun membalas hal serupa.
"Cy, tadi siapa?" Saat Nico sudah membeli es krim, dan beberapa makanan lainnya. Nico langsung pergi ke tempat dia meninggalkan Ocy sendiri. tapi dia melihat Ocy tidak sendirian, ada anak kecil di hadapannya. Saat Nico ingin mendatangi keduanya, anak kecil itu telah pergi lebih dulu.
"Itu, tadi ada anak kecil ngasih aku ini." Ocy menatap kotak dan bunga yang ada di pangkuannya.
"Yakin anak kecil itu yang ngasih?" Nico menatap curiga.
"Iya, katanya ada orang yang duduk di kursi roda nyuruh dia ngasih semua ini ke aku." Ocy berbicara dengan tenang, Nico hanya mengangguk mengiyakan penjelasan Ocy. Nico pun duduk di sebelah Ocy, dan memakan makanannya yang dia beli bersama Ocy.
"Cy, liat deh, di sana banyak anak kecil yang lucu-lucu lagi pada main." Nico menunjuk segerombolan anak kecil yang sedang bermain, seakan memberi kode. Tapi sekeras apapun dia mengkode Ocy, istrinya itu tidak akan mengerti.
"Iya, lucu ya." Jawabnya sambil memakan coklat yang di berikan anak kecil tadi.
"Aku juga mau di rumah kita banyak anak kecil, biar rumah rame." Nico bergumam, tapi masih bisa di dengar Ocy walau samar-samar.
"Kamu ngomong apa Nico? aku gak terlalu dengar." Ocy menatap Nico seakan menyuruhnya untuk mengulangi apa yang dia bicarakan tadi.
"Ah eng~enggak ad-a." Nico menjawab kikuk sambil menggaruk belakang kepalanya.
Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu, tapi sepertinya sepasang suami istri itu enggan untuk beranjak dari tempat mereka sekarang.
Nico bahagia melihat Ocy yang sangat senang, di kantornya pun tidak terlalu banyak kerjaan, jadi dia memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama istrinya.
Di sisi lain ada seseorang yang berdiam diri di bawah pohon dengan di temani kursi roda menatap Nico dan Ocy dengan tatapan sendu dan berharap, tak lama ia pun pergi menaiki mobil yang selalu mengantarnya kemanapun ia mau.
"Cy, pulang yuk, udah hampir malam." Akhirnya Nico mengajak istrinya pulang. "Atau mau makan dulu?" Tanyanya.
"Pulang aja." Ocy mendongak menatap suaminya dengan tatapan polos.
Merekapun berjalan menuju mobil dengan Ocy yang memeluk lengan kiri Nico erat, seperti jika dia melepaskannya maka Nico akan pergi meninggalkannya.
Nico mengendarai mobilnya dengan santai, Ocy menatap wajah suaminya terang-terangan, yang di tatap pun menoleh dan tersenyum hangat lalu menggenggam tangan istrinya dengan satu tangan, dan satu tangan yang lainnya untuk menyetir.
Jalan yang mereka lewati sangat sepi, tidak ada yang lewat kecuali mereka, perumahan di situ pun masih jarang sekali terlihat. Di ujung jalan sana terlihat beberapa orang dengan pakaian serba hitam bersender di mobil dan menatap mobil Nico, saat mobil Nico makin mendekat, orang-orang itu menghadangnya.
***
Hayolo kepo!
Jangan lupa vote komennya ya ♥️
Sayang kalian 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
sólo tu [End]
RomanceKritik dan saran sangat saya butuhkan. ♥️🌷♥️ "Entahlah...kalo kamu minta, pasti aku berikan. Selama ini kamu tidak memintanya...." Ocy menjawab kesal. "Jadi, boleh?" Nico memastikan. Mau tau kelanjutannya? Di baca ya:") VOTE & KOMEN JUGA YA!!🌷♥️�...