LANJUT!
Ocy mengerjapkan matanya, melihat jam menunjukkan pukul tiga lewat lima belas menit. Selama itu kah ia tertidur?
Ocy duduk untuk mengumpulkan nyawanya, Nico yang berkutat dengan ponsel di sebelahnya pun menoleh memandangi istrinya yang masih setengah sadar itu.
"Ratuku sudah bangun ternyata." Ocy menoleh mendapati Nico di sebelahnya, seketika ia langsung teringat akan kejadian itu yang membuat hatinya semakin nyeri.
"Nico," panggilnya.
"Hmm?"
Ocy terdiam, ia ingin mengakhiri semuanya, ia ingin cepat-cepat mengakhiri permasalahan yang ada, ia lelah dengan semua pemikiran buruk yang terus mendatangi.
"Aku mau nanya, boleh?" Tanyanya dengan perasaan bercampur menjadi satu, sedih, kecewa, sakit, semuanya.
"Boleh dong, mau nanya apa sih?" Nico mematikan ponselnya dan menaruhnya di pinggir bantal.
"Kenapa kamu menikahi ku?" Ocy memejamkan mata berusaha menenangkan dirinya sendiri.
Deggg
Nico tersentak mendengar pertanyaan istrinya. "Apa maksud kamu nanya itu ke aku?" Nico menatap Ocy bingung, tapi yang di tatapnya hanya menunduk dan memejamkan mata.
"Apa karena kasihan? karena aku gak punya siapa-siapa?" Suaranya bergetar menahan tangis.
"Kenapa setelah setahun pernikahan kita kamu menanyakan hal itu?" Nico menghadap istrinya, ia tak mengerti apa yang istrinya pikirkan sekarang.
"Karena setelah setahun pernikahan kita, aku baru tahu jika ada wanita lain di dalam hubungan ini." Ocy menatap Nico dengan matanya yang sembab.
Nico menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar, ternyata karena itu.
"Kamu salah faham, cy." Nico memegang pundak ocy yang bergetar.
"Salah faham?!" Ocy meninggikan nada bicaranya dan menatap Nico tak percaya.
"Apa yang kamu maksud dengan salah faham?! Kalo wanita itu bukan siapa-siapa, kamu gak mungkin bohongin aku kalau kamu harus pergi ke luar kota karena pekerjaan hanya untuk menemui dia!" Ocy berteriak menatap Nico tajam dan menjambak rambutnya sendiri.
Nico mencekal tangan Ocy dan memeluknya, tapi Ocy memberontak. "Lepas!" Marahnya, tapi Nico tidak peduli, dia semakin mengeratkan pelukannya, tenaga Nico sangat kuat di banding Ocy yang sangat lemah, Ocy pun hanya pasrah menangis di pelukan suaminya.
Setelah tangisnya mereda, ia berucap dalam dekapan suaminya.
"Tinggalkan aku, ceraikan aku, aku tidak bisa menerimanya lebih dari ini."
Nico melepas pelukannya dan menatap Ocy tajam. "Apa maksudmu?!"
"Tinggalkan aku...." Ocy menunduk, ada rasa sakit dan kekecewaan yang tersirat dalam ucapannya.
"Gak, ini cuma salah paham Ocy, jangan bicara seperti itu!" Nico mencekal pundak ocy yang membuat si empunya meringis menahan sakit.
"Salah paham? Jelas-jelas kamu meluk wanita itu! Kamu masih bilang kalo aku salah paham?!" Ocy menatap Nico nyalang.
"Akhhh!" Ocy memegangi perutnya, sangat sakit.
"Kamu kenapa Ocy?!" Nico panik.
"Perutku, akhh!" wajahnya pucat pasi.
"Kita ke rumah sakit sekarang." Nico langsung menggendong Ocy masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
sólo tu [End]
RomanceKritik dan saran sangat saya butuhkan. ♥️🌷♥️ "Entahlah...kalo kamu minta, pasti aku berikan. Selama ini kamu tidak memintanya...." Ocy menjawab kesal. "Jadi, boleh?" Nico memastikan. Mau tau kelanjutannya? Di baca ya:") VOTE & KOMEN JUGA YA!!🌷♥️�...