lima

6.1K 77 0
                                    

Sudah sebulan Ocy menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Nico sekarang tiap pagi pergi ke kantor dan pulang larut malam, dan sudah tiga hari bi Minah izin pulang kampung kerena anaknya sakit.

Ocy mengerjakan pekerjaan rumah sendirian dan jarang makan, seperti hari ini, Ocy tidak makan seharian karena mengepel, menyapu, mencuci, dan menyiram tanaman Sampai lupa waktu. Sebenarnya Ocy sudah biasa melakukan pekerjaan rumah sebanyak ini. Tapi, rumahnya tidak sebesar ini. Mungkin ini tiga kali lipat lebih besar dari rumahnya.

Ocy merasa sangat pusing dan perutnya sakit, mungkin maag nya kambuh dan dia tidak berselera makan. dia hanya berbaring di kasur sedari sore, dan sekarang sudah pukul sepuluh malam tapi Nico belum juga pulang. Ocy memutuskan untuk tidur.

Seperti biasa, Nico pulang pukul dua belas malam karena banyak sekali pekerjaan, ia sangat lelah. Ingin rasanya langsung pergi tidur.

ia membuka pintu kamar, kamarnya gelap, Nico menyalakan lampunya, mendapati Ocy yang tertidur tertutupi selimut. Nico pergi kekamar mandi untuk menyegarkan diri karena dia sudah sangat bau dan lengket.

Niko duduk di kaki ranjang dekat istrinya yang tertidur, Nico baru menyadari bahwa istrinya menggigil dan sangat pucat. Nico memegang keningnya untuk memeriksa suhu tubuhnya. "Astaga, Ocy. Kamu demam!" Nico panik.

Ocy terbangun. "Nico...." lirihnya lemah.

"Tunggu sebentar." Nico pergi mengambil air untuk mengompres Ocy, ia duduk di sebelah Ocy dan mengompresnya.

"Kok kamu bisa sakit sih, muka kamu juga pucat banget. Kita pergi ke rumah sakit ya?" Nico ingin berdiri tapi ditahan oleh Ocy. Ocy menggeleng, lalu membawa genggaman tangan Nico ke dalam dekapannya.

"Nico, aku haus." Ocy berbicara parau, suaranya hampir hilang.

"Tunggu sebentar ya, aku ambilin." Nico pergi ke dapur dan kembali membawa air. "Ini, minum." Nico membantu istrinya minum, untuk duduk saja Ocy sangat kesulitan.

Setelah itu, Nico berbaring di sebelah istrinya, mendekap istrinya dan tertidur, karena Nico sudah sangat lelah.



***


Paginya Nico terbangun, mendapati istrinya dalam dekapannya, tertidur sangat pulas. Nico mengecek suhu tubuh istrinya itu, masih demam, tapi tidak sepanas tadi malam. Nico pergi ke dapur membuat bubur untuk istrinya.

Beberapa saat kemudian Nico masuk kekamar membawa nampan berisi bubur, air putih dan juga obat.

"Cy, bangun." Nico membelai rambut Ocy.

Ocy mengerjap, menatap Nico sayu.

"Makan dulu nanti baru minum obat biar cepat sembuh." Ocy duduk bersandar di kepala ranjang.

" Aku suapin ya." Ocy menggeleng, dia tidak nafsu makan.

"Kamu harus makan, biar cepat sembuh." Nico memaksa. Tapi Ocy tetap menggeleng.

"Kamu udah kaya begini, gak mau makan, nanti tambah sakit!" Nico meninggikan suaranya, Dia sedikit emosi. Tapi Ocy keras kepala. "aku gak mau." Ucapnya parau.

PRANGGGG.....

suara piring pecah, Nico melempar piring bubur itu ke sudut ruangan.

"Terserah, kalo Lo gak mau makan! Udah di baik-baikin juga, gue tuh capek! Terserah deh Lo mau sakit kek, terserah!" Ocy tersentak.

Setelah marah tadi Nico langsung pergi keluar, entah kemana, Ocy tidak tau.

Ocy terisak, dia menangis menyalahkan dirinya. Dia bangkit berjalan sempoyongan ke sudut ruangan membersihkan piring yang berserakan dengan tangan kosong, tidak peduli tangannya yang berkali-kali tergores dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Setelahnya ia berdiri membuang pecahan piring ke tempat sampah dan mengambil kotak p3k di lemari, lalu melilitkan kasa di tangannya dengan asal tanpa membersihkan lukanya terlebih dahulu.

Ia terduduk di sudut ruangan sambil menangis tanpa suara, suhu tubuhnya pun semakin tinggi.

"Maaf, maaf, maaf Nico...." lirihnya lemah sambil terus terisak.

Perempuan, sekali di bentak. Ibarat pondasi rumah yang rapuh dan hancur berkeping keping.

Perempuan, sekali di bentak. Ibarat kertas yang terbakar api, hancur tak tersisa.

Begitulah wanita.

Betapa perasa nya seorang wanita
Betapa lembutnya perasaan wanita
Saat di bentak, Ia sebenarnya hancur.

Namun ia berusaha terlihat kuat dan baik-baik saja.

Nico sekarang pergi bertemu teman-temannya di cafe dan melupakan kejadian tadi pagi. ini kali pertama Nico memarahi istrinya. Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah pukul sepuluh malam. entah mengapa Nico teringat istrinya. ia pun pamit pulang kepada teman-temannya, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.






***











VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA! APA LAGI SENGAJA DI LUPAIN!

SAYANG KALIAN 🤗♥️

 sólo tu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang