duapuluh

3K 57 6
                                    

"Gak ada yang ketinggalan?" Tanya Ocy pada suaminya sambil memperbaiki kerah baju Nico.

"Enggak ada." Nico mencium pucuk kepala istrinya saat Ocy mencium tangan suaminya.

"Hati-hati ya." Ocy tersenyum paksa.

"Iya, kamu jaga rumah, jangan terlalu capek dan jangan telat makan. Awas kalau aku tau kamu telat makan," Peringatnya.

"Iya, Nico. Kamu juga."

Nico pun pergi ke luar di antar Ocy sampai teras rumah.

"Dahh!" Nico melambaikan tangan saat mobilnya melaju keluar gerbang rumah.

Nico akan pergi ke luar kota untuk tiga hari kedepan karena urusan pekerjaan, dan Ocy pun tidak tahu detailnya karena Nico pun tidak memberitahu.

Setelah mobil yang di kendarai Nico hilang dari pandangan, Ocy pun masuk ke dalam rumah dan menuju dapur untuk membuat jus alpukat, entah kenapa ia tiba-tiba menginginkannya.

Saat sedang mengupas buah alpukat itu, Ocy merasa mual dan ia langsung pergi ke toilet dan muntah-muntah. itu terjadi berulang kali, Ocy terus bulak-balik ke dalam toilet, hal itu membuatnya lemas. Ocy pun memutuskan untuk istirahat di kamar.

Ocy ingin memberitahu Nico, tapi ia urungkan karena tidak mau mengganggu pekerjaan suaminya itu.

Ocy baru keluar dari kamar mandi saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Toktoktok!

"Siapa?" Teriak Ocy dari dalam.

"Saya Non," jawab bi Minah.

"Oh, sebentar Bi." Ocy membukakan pintu dan mendapati bi Minah di sana.

"Ada apa bi?" Tanyanya.

"Tadi saya dengar Non muntah-muntah jadi saya bawakan air hangat." bi Minah memberikan segelas air hangat kepada Ocy.

"Makasih bi, mungkin saya cuma masuk angin," ucap Ocy lemah, wajahnya tampak pucat.

"Non istirahat aja, atau mau saya buatkan sesuatu?" Tawarnya.

"Enggak usah bi, saya mau istirahat aja." Ocy pun berjalan menuju kasur, tapi saat berbalik ia hampir terjatuh.

"Biar saya bantu Non." bi Minah mengambil gelas yang ada di tangan Ocy dan menuntun Ocy ke kasur, Ocy tidak menolaknya.

Ocy baring perlahan dan menyelimuti tubuhnya.

"Saya pijitin kakinya ya Non." Bi Minah memijit pelan kaki Ocy, Ocy lagi-lagi tidak menolak, dan perlahan ia tertidur.









***






Sudah dua hari Ocy terus muntah-muntah seperti itu, dan bi Minah selalu menjaganya.

"Non, mending kita kerumah sakit aja, mukanya itu udah pucet banget," Bujuk bi Minah, pasalnya Ocy dari kemarin tidak mau di bawa ke rumah sakit.

"Saya gak mau ke luar rumah kalo gak ada Nico, bi. Saya takut. Saya tunggu Nico pulang aja besok baru saya ke rumah sakit," jelasnya.

"Non gak mau periksa sekarang? siapa tau Non hamil, dulu pas saya hamil anak saya, saya juga begitu Non, muntah-muntah." ucap bi Minah.

Ocy terdiam, dan dia mengingat-ingat jika dia belum menstruasi sampai sekarang. Ocy menatap bi Minah.



























Rumah sakit🏥

Setelah mendengar Bi Minah bicara tentang kehamilan, Ocy pun penasaran dan mengajak bi Minah ke rumah sakit permata. Salah satu rumah sakit terbesar di sana.

 sólo tu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang