"Raya Ardita." Leo menatap lekat mata indah yang berbinar malu itu.
Leo berusaha berdiri walau agak susah, Raya pun membantunya.
Saat berhasil berdiri, Leo mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya dan memperlihatkannya pada Raya.
"Apa kamu mau jadi pelengkap kekuranganku?" Sambil membuka perlahan kotak kecil berwarna putih itu.

Raya tersenyum malu dan mengangguk. "Ya, aku mau," jawabnya.
Leo langsung memeluk Raya dan mengucapkan terimakasih entah berapa kali karena sangking senangnya.
"Dih, gak romantis banget," sewot Nico.
Raya mengurai pelukannya dan menatap Nico tajam. "Lo kenapa sih?! Kayanya ada dendam tersembunyi sama kakak ipar Lo sendiri!"
"Tau tuh, awas aja kalo gue dah bisa jalan, habis Lo!" leo berujar sambil berusaha duduk kembali.
Ocy tidak memperdulikan perdebatan mereka, dia fokus memperhatikan cincin yang ada di tangan Raya.
"Cantik," ucapnya tanpa sadar.
"Hah?" Tanya Raya.
"Cincinnya cantik kak, Ocy juga mau," ucapnya pada calon kakak iparnya itu.
"Tapi yang leo kasih ke kamu itu lebih bagus tau." Raya menatap kotak kecil yang Ocy pegang dengan berbinar.
Ide nakal melintas di pikirannya mereka berdua.
"Tukaran!" Ucap mereka bersamaan. Dan mereka pun tertawa bersama.
"Nih." Ocy memberikan kotak yang ia pegang pada Raya, dan Raya pun melakukan hal yang sama.
Leo melongo di tempat. "Kayanya gue salah kasih hadiah untuk kalian berdua."
Nico tertawa lepas melihat wajah kakak iparnya itu. "Biasa aja dong muka Lo bang!" Teriaknya.
"Pa, liat deh, bagus kan?" Ocy memperlihatkan cincin di jari nya pada Alex.
Alex tersenyum dan mengangguk. "Bagus dong, coba kasih liat Nico, pasti dia suka," ucapnya.
Ocy mengangguk dan berjalan mendekati Nico. "Nico, cantik kan?" Tanyanya pada suaminya itu.
Nico yang sibuk menata makanan itu menoleh. "Cantik gak yah?" Sambil mengetuk ngetukkan dagunya dengan jari seakan berfikir.
Ocy cemberut melihat tingkah suaminya itu.
"Papa, Nico nyebelin!" teriaknya sambil merajuk.
Semua yang ada di sana gemas melihat tingkah wanita itu, usianya sudah memasuki 20 tahun, tapi kelakuannya masih seperti anak kecil.
Ocy ingin kembali ke tempat duduk, tapi Nico mencekal tangannya dan membuatnya saling bertatapan, Nico merangkul pinggang Ocy dan menghapus jarak di antara mereka.
Nico menaikkan sebelah alisnya. "Mau kemana?" Bisiknya lembut.
"Mau kesana aja sama kakak ipar! Nico nyebelin!" Ocy mendorong dada Nico berusaha melepaskan diri, tapi mustahil, tenaga Nico tidak bisa di remehkan.
Cup
Satu kecupan di bibir berhasil membuat pipi Ocy merona.
"Nicoo!" Teriaknya lalu mendorong Nico. Nico melepaskannya, membiarkan Ocy mendatangi kakaknya.
Alex, Raya, dan Leo lagi lagi tertawa melihat tingkah menggemaskan Ocy.
Ocy berjalan mendekat sambil menghentak-hentakkan kakinya ke tanah dan langsung duduk di sebelah Alex, Ocy melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Nico tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
sólo tu [End]
RomanceKritik dan saran sangat saya butuhkan. ♥️🌷♥️ "Entahlah...kalo kamu minta, pasti aku berikan. Selama ini kamu tidak memintanya...." Ocy menjawab kesal. "Jadi, boleh?" Nico memastikan. Mau tau kelanjutannya? Di baca ya:") VOTE & KOMEN JUGA YA!!🌷♥️�...