"Aku itu orangnya pelupa. Karena itu aku butuh kamu, untuk selalu mengingatkan aku."
🌷HAPPY READING🌷
"Ciee yang bentar lagi jadi Bu Wakil," ucap Steffi menyenggol bahu Salsha.
Steffi memang tidak pernah berhenti menggodanya. Selalu saja ada ocehan-ocehan yang keluar dari mulutnya.
"Apaan sih," kata Salsha kesal.
"Dih, harusnya bilang amin Sal. Ini malah apaan sih. Niat gak sih lo?" tanya Cassie.
"Ya niat lah, kalau gak niat gak akan sampai sini."
"Sampai apa?" tanya Cassie lagi.
"Sampai ku menutup mata," celetuk Steffi yang dihadiahi jitakkan oleh Cassie.
"Ini lagi, bucin terosss."
"Biarin lah Cas, mending bucin dari pada micin."
Salsha menatap kedua temannya sengit, karena sedari tadi keduanya tidak bisa diam. Bahkan telinga Salsha sudah panas mendengarnya. "Eh lo berdua diem ngapa. Ribut aja," kata Salsha.
"Yaelah Sal, gitu aja marah."Cassie mencolek-colek dagu Salsha. Yang membuat Salsha risi sendiri.
"Eh, mau tau gak?" tanya Cassie tiba-tiba.
"Apa?" kata Steffi semangat.
Salsha juga ikut memandang Cassie penasaran. Kalau sudah mengucapakan "mau tau gak?" atau "lo tau gak?" sudahlah percaya saja, bahwa itu adalah kata-kata pembuka sebuah ghibah.
Memang, ketika wanita sedang berkumpul. Sangat langka jika mereka tidak akan membicarakan kelebihan orang lain. Pembicaraan para wanita itu ibarat lingkaran yang tak ada ujungnya, nyambung terus.
"Lo gak mau tau nih Sal?"
"Lagi pula gue udah liatin lo dari tadi Cas," kata Salsha.
"Yaelah, gue mana ngerti bahasa isyarat."
"Cepet deh Cas! Udah kepo princess," ucap Steffi yang dihadiahi jitakkan di kepalanya.
"Princess, princess! Princess apaan bentuknya kayak lo?"Cassie menunjuk-nunjuk Steffi dengan jari telunjuknya.
"Lah lo gak lihat apa katarak? Badan kayak gitar spayol gini, hidung udah kayak perosotan masih meragukan." Steffi mengibas-ngibaskan rambutnya.
"Ini jadi ngasih tahu apa gak sih Cas?" tanya Salsha kesal, karena sedari tadi kedua temannya hanya ribut tidak jelas.
"Eh iya, lupa gue. Steffi sih! ngajak ribut mulu."
"Gue aja terus, emang gue selalu salah."
"Emang!" kata Cassie angkuh.
Salsha menatap Cassie tajam. Yang ditatap hanya tersenyum seolah tak bersalah.
"Masa kemarin gue lihat Iqbaal sama cewek," ucap Cassie memulai ghibah.
"Mana ceweknya cantik banget, tinggi lagi gak kayak Steffi."
"Sekali lagi bawa-bawa nama gue, lo gue masukkin ke dalam tong sampah!" acam Steffi.
"Jangan dong, tong sampahkan tempat untuk sampah." Gadis blasteran itu menatap sendu Steffi.
"Lah! lo kan SAMPAH!" kata Steffi dengan tidak santai.
Sedangkan Cassie hanya diam dan mengerucutkan bibirnya kesal. Gadis dengan kulit putih bersih itu menatap Steffi kesal. Dan kembali melanjutkan penyampaian berita yang tadi sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
Roman pour Adolescents#1 zona teman #1 teman tapi mesra #1 iqsha #1 cassie #1 kisah kita #1 steffi #1 salsha #1 anaksma #3 aldy #4 teman Ini hanya tetang kisah mereka, kisah remaja mereka. Kisah persahabatan yang menimbulkan rasa nyaman, hingga tanpa meraka sadari, rasa...