"Sebenarnya aku ingin kita yang dulu. Tapi keadaan tidak menyetujui itu."
🌷HAPPY READING🌷
Sudah hampir tiga puluh menit Iqbaal menatap boneka beruang yang Salsha berikan. Laki-laki itu masih memikirkan kejadian tadi siang.
"Baal," panggil bundanya sambil mengetuk pintu kamar Iqbaal.
Iqbaal menaruh boneka beruang itu di meja belajarnya. Menghampiri pintu lalu membukanya.
"Kenapa Bun?" tanya Iqbaal.
"Ayo turun, makan dulu."
"Iya Bun," kata Iqbaal.
Bunda Iqbaal berjalan menuruni tangga terlebih dahulu, yang disusul oleh anak laki-lakinya. Keduanya duduk berhadapan di meja makan.
"Baal gimana sekolah kamu?" tanya bundanya saat Iqbaal tengah menguyah suapan pertama makanannya.
"Baik Bun," jawab Iqbaal.
"Kamu ada ikut organisasi-organisasi di sekolah gak?" tanya bundanya lagi.
"Ada," jawab Iqbaal malas.
Helen menghembuskan napasnya lelah. Bagaimanapun, dia tahu apa yang dirasakan oleh anaknya.
"Kamu terpakasa ikut ya?"
Iqbaal menatap bundanya, lalu menggeleng samar. "Enggak, Iqbaal pengen belajar ikut organisasi."
"Kamu gak usah bohong Baal, Bunda tahu kamu gak suka sama semua ini."
"Iqbaal harus Bun, Iqbaal gak mau Bunda kayak gini terus. Iqbaal gak bisa lihat Bunda disakitin terus," jelas Iqbaal pada akhirnya.
"Kamu gak perlu korbanin kebahagiaan kamu demi Bunda," kata bundanya.
Iqbaal menatap bundanya tidak suka. "Bunda layak bahagia, Iqbaal rela ngelakuin apa aja demi Bunda!"
"Tapi kamu jangan benci ayah ya?" kata bunda Iqbaal.
Remaja itu bingung harus menjawab apa, hingga akhirnya Iqbaal hanya bisa mengangguk setuju. Walaupun dalam hatinya dia meragukan itu.
Topik yang tadi kini sudah bertukar dengan topik obrolan yang lebih baik. Iqbaal tidak suka jika harus membahas hal-hal yang hanya menimbulkan sesak, terutama untuk bundanya.
Tapi sepertinya pertanyaan dari bundanya yang membuat dia bingung harus menjawab apa.
"Baal, kamu pacaran sama Salsha?" tanya bundanya tiba-tiba.
Hampir saja Iqbaal tersedak ayam yang tengah dia kunyah. Tapi sesegera mungkin Iqbaal menormalkan wajahnya dan meminum air yang sudah disediakan oleh bundanya di atas meja.
"Enggak Bun, cuma temen."
"Yakin? Salsha kelihatannya anak baik-baik dan gak kalah cantik dari Lysa." Bundanya menaik turunkan alisnya berusaha menggoda Iqbaal.
Lysa memang cantik, tapi Salsha manis. Lysa dan Salsha merupakan dua orang yang berbeda. Baik masalah pemikiran ataupun berpenampilan.
Iqbaal menyukai kedua gadis itu. Bagi Iqbaal mereka adalah salah satu teman terbaiknya, selain Kiki dan Aldi.
"Iqbaal ke kamar dulu Bun, " kata Iqbaal lalu berdiri dari duduknya.
"Loh, makannya udah?" tanya bunda Iqbaal.
"Udah," ucap Iqbaal lalu melangkah menjauh dari meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
Teen Fiction#1 zona teman #1 teman tapi mesra #1 iqsha #1 cassie #1 kisah kita #1 steffi #1 salsha #1 anaksma #3 aldy #4 teman Ini hanya tetang kisah mereka, kisah remaja mereka. Kisah persahabatan yang menimbulkan rasa nyaman, hingga tanpa meraka sadari, rasa...