Part 55

4.4K 166 104
                                    


"Jangan selalu berharap setiap kisah romansa berakhir bahagia. Terkadang kita harus terbiasa dengan air mata."

🌷HAPPY READING🌷

"Woi jangan curang!" pekik Steffi saat melihat istana buatannya hancur karena dilempar pasir oleh lawannya.

"Siapa yang curang? Gue cuma bantuin lo," kata Aldy dengan berkacak pinggung.

"Bantuin apa hah!?" tanya Steffi kesal.

"Bantuin ngancurin istana buluk lo!" jawab Aldy lalu tertawa terbahak-bahak.

Sedangkan Steffi hanya menghentakkan kakinya menahan kesal. Gadis itu tidak suka jika diejek ataupun direndahkan.

"Siapa yang bilang istana pasir buatan kita jelek!?" tanya Salsha sinis.

"Aldy tuh Sal! marahin aja," imbuh Cassie yang sukses membuat Aldy diam membisu.

"Sini lo Di!" titah Salsha yang dijawab gelengan kepala oleh Aldy.

Salsha melangkah menghampiri laki-laki itu. Menatap tajam Aldy dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Ngomong sekali lagi," ucap Salsha.

"Kenapa Sal?" Kiki yang tadi sibuk membuat istana pasir akhirnya mengalihkan perhatiannya ke Salsha.

"Ini nih! temen lo gangguin kita dari tadi," jawab Salsha sambil menujuk Aldy yang tepat berada di depannya.

"Gue gak gangguin mereka," bela Aldy saat mengerti tatapan Kiki yang akan menceramahi dirinya.

"Minta maaf Di."

Iqbaal yang masih sibuk membuat istana pasir ikut masuk ke dalam percakapan mereka. Walaupun mata dan kedua tangannya fokus kepada pasir-pasir yang sedang dia bentuk.

"Tapi emang istana buatan kalian jelek. Dari pada istana, itu lebih mirip benteng yang ancur karena ledakan bom."

Salsha yang mendengar itu sontak saja mengalihkan perhatiannya kepada Iqbaal yang masih saja terlihat santai. Padahal laki-laki itu baru saja mengibarkan bendera peperangan.

Karena merasa kesal, Salsha menghampiri Iqbaal. Lalu menginjak istana pasir buatan laki-laki itu sehingga hancur lebur menjadi satuan pasir yang berantakan.

Steffi dan Cassie bahkan sangat kaget memgetahui tingakah sahabatnya itu. Mereka tidak pernah berpikir bahwa Salsha akan tega melakukan itu.

Tapi bukannya marah, Iqbaal yang tadi sedang berjongkok kini berdiri. Menatap Salsha yang lebih pendek darinya. Lalu tersenyum singkat sebelum meninggalkan gadis itu.

"Sal, kok lo ancurin sih?" tanya Aldy dengan wajah memelas. "Kan buatnya susahhh," rengek Aldy.

"Salah siapa ngeselin," kata Salsha tak perduli.

Tapi setelah mengatakan itu mata Salsha membulat. Melihat Iqbaal yang sudah siap dengan sekop pasir yang di pegangnya.

Dan tanpa permisi, gundukan pasir yang telah Salsha bentuk dengan susah payah dipotong seperti kue ulang tahun oleh Iqbaal. Cassie yang melihat itu seketika berteriak histeris. Karena kerja kerasnya membuat istana pasir hancur dalam sekejap.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang