Part 40

4.8K 152 26
                                    

"Bahagiaku itu sederhana. Hanya melihatmu tersenyum saja aku sudah bisa tertawa."



🌷HAPPY READING🌷




Salsha menghembuskan napasnya lega. Acara debatnya sudah selesai. Semuanya berjalan lancar. Walaupun ada beberapa pertanyaan yang tidak bisa dia jawab. Tapi Iqbaal selalu bisa menjawabnya.

Laki-laki itu selalu bisa membuat lawannya tidak berkutik lagi. Dia selalu menjawab pertanyaan dengan runtut dan jelas.

Dan besok adalah waktunya voting. Di mana itu adalah penentu siapa yang mendapat banyak suara akan terpilih sebagai wakil dan ketua OSIS.

"Gimana?" tanya Iqbaal tiba-tiba.

Kini Iqbaal dan Salsha sudah keluar dari aula. Acara sudah selesai sekitar 30 menit yang lalu. Dan sudah banyak siswa-siswi yang pulang.

"Mendebarkan," kata Salsha. "Tapi seru! Gue gak pernah bayangin bakal seseru ini."

Iqbaal tersenyum menatap Salsha yang seolah bangga pada dirinya sendiri. Karena sudah berhasil keluar dari zona nyamannya.

"Mau makan dulu?" tanya Iqbaal kepada Salsha.

Karena merasa lapar Salsha mengangguk, menyetujui pertanyaan dari Iqbaal. "Boleh, yuk!" kata Salsha dan tanpa sadar menarik lengan Iqbaal.

Remaja yang ditarik lengannya hanya memandang Salsha tanpa henti. Dan juga sedikit terkejut dengan kejadian ini.

"Eh, tapi makan di mana?" tanya Salsha dan menghentikan langkahnya.

Salsha menyadari ada yang aneh dari dirinya. Saat menurunkan pandangannya, dia menemukan tangannya yang menggenggam lengan Iqbaal.

"Maaf," kata Salsha canggung dan melepaskan tangganya dari lengan Iqbaal.

Iqbaal menatap Salsha sekilas lalu tersenyum singkat. Menggenggam tangan Salsha, lalu menatap gadis itu lekat.

Gadis berambut sepunggung itu sedikit terkejut dan menatap Iqbaal yang kini sudah menggenggam tangannya. Salsha bingung sediri harus berbuat apa, jadi dia hanya bisa diam.

"Ayo!" kata Iqbaal dengan senyuman tipis di bibirnya.

*****

Kini Iqbaal dan Salsha sudah duduk di salah satu kursi yang ada di cafe dekat salah satu mall ternama di kotanya. Tidak jauh, hanya sepuluh menit dari sekolahnya.

Makanan yang mereka pesan juga sudah sampai. Keduanya makan dalam diam. Tidak ada obrolan sama sekali. Hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu.

Bahkan saat selesai makan keduanya masih tetap diam. Tidak ada yang bicara sampai Iqbaal berdiri. Salsha menatap Iqbaal yang akan berbalik.

"Gue ke toilet bentar," kata Iqbaal lalu berjalan menjauh meninggalkan Salsha yang masih setia duduk di tempatnya.

Karena merasa bosan, gadis berambut sepunggung itu mengeluarkan ponselnya dan mulai berselancar di dunia maya. Banyak berita terbaru yang Salsha tinggalkan.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang