Part 64

2.4K 177 125
                                    

"Berhentilah, dia yang kau perjuangkan tak akan perduli."

Ps: Jangan lupa baca Author Note, penting!
Hehe, ngegas dikit lah:v

🌷HAPPY READING🌷

"Lesu banget.”

Kepala Salsha tertoleh saat mendengar suara berat seorang laki-laki yang sanagt familiar di telinganya. Tidak ada senyuman atau basa-basi apapun saat dia tahu orang yang tengah berusaha mengajaknya mengobrol.

“Lo kenapa? Diem aja,” kata Karel.

“Gak pa-pa,” jawab Salsha dengan malas.
Karel yang mendengar itu hanya mengangguk mengerti. Lalu kembali melanjutkan aktivitas mengelap motornya yang sempat tertunda saat melihat Salsha keluar dari rumahnya.

Ditambah wajah tidak bersemangat gadis itu mampu membuat perhatian Karel teralihkan. Walaupun pada dasarnya hal apapun yang menyangkut Salsha mampu menjadi pusat perhatian Karel.

“Berangkat sekolah naik apa?” tanya Karel.

“Ojek online,” ujar Salsha.

“Gak dijemput sama Anu?” tanya Karel lagi.

“Siapa?” kata Salsha dengan tidak suka.

“Santuy dong Bu, pagi-pagi dah ngegas. Mau bareng gue?” tawar laki-laki itu.

Tanpa pikir panjang Salsha langsung menyetujuinya. Dari pada dia harus memesan ojek dan menunggu menjemputnya. Lebih baik naik dengan Karel yang jelas-jelas sudah ada di sebelahnya.

“Ayo berangakat!” ajak Salsha yang sudah lebih semangat.

Motor Karel berjalan keluar dari kompleks dan membelah jalan ibu kota yang pagi ini cukup renggang. Semilir angin berhasil menebarkan rambut Salsha yang kali ini dibiarkannya tergerai indah.

“Sal,” panggil Karel.

“Apa?” sahut Salsha dengan sedikit mencondongkan badannya mendekati Karel agar dapat mendengar suara laki-laki itu dengan jelas.

“Bang Aldo masih di rumah?” tanya Karel.

“Masih, emangnya kenapa?”

Kening Salsha mengekerut saat Salsha menayakan mengenai kakaknya itu. Karel memang dekat dengan kedua kakak Salsha. Tapi tetap saja, sangat jarang laki-laki itu menanyakan hal mengenai saudara kandung Salsha itu. Biasanya jika ingin bertanya, maka Karel akan menanyakan langsung pada orangnya.

“Dia udah punya pacar?”

“Gak tahu, kenapa? Lo suka sama Kak Al?” tuduh Salsha tak mendasar. Melupakan fakta bahwa karel menyukainya.

“Lo kira gue doyan sama batang,” jeda Karel. “Gue kan sukanya sama lo,” sambung Karel yang berhasil membuat Salsha menepuk bahunya pelan.

“Ngomong sekali lagi gue gorok lo Rel,” ancam Salsha.

Karel terkekeh mendengar ancaman dari Salsha yang menurut Karel tidak mengerikan sama sekali. Tapi hal itu mampu membuat Karel sadar, bahwa Salsha sudah tidak semurung tadi.

“Kemarin gue liat Bang Aldo boncengan sama cewek. Gue kira itu lo, eh ternyata bukan.”

Tentu saja, penjelasan dari Karel membuat Salsha mebulatkan matanya. Kaget, ternyata kakaknya itu menyembunyikan sesuatu darinya.

Pulang sekolah nanti Salsha akan minta penjelasan. Dan meminta kakaknya itu untuk jujur padanya.

“Ceweknya cantik,” kata Karel lagi sambil membayangkan kembali wajah wanita yang dibonceng kakaknya Salsha kemarin.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang