"Kadang manusia selucu itu, merasa nyaman bahkan dengan orang baru."
🌷HAPPY READING🌷
"APAA?!! LO JENGUK BUNDANYA IQBAAL?!!"
Secepat kilat Salsha menginjak kaki Cassie. Dasar manusia ember, mulutnya selalu saja berbicara seenaknya.
"Cas, jangan teriak-teriak kenapa?!" kata Salsha kesal.
"Hehe, maaf Sal."
Salsha hanya memutar bola matanya malas. Menghadapi Cassie memang harus penuh kesabaran. Jika tidak, emosi hanya akan menguras energi.
"Terus gimana Sal? Lo gak ditanyain apa gitu?" tanya Steffi.
"Ditanyain," jawab Salsha lemas saat membayangkan hal-hal yang terjadi kemarin malam.
"Ditanyain apa aja?"
"Ya gitu deh Stef. Ditanyain sekelas sama Iqbaal apa enggak. Ditanyain udah punya pacar belum."
"Seriusan?!" tanya Cassie menggebu-gebu.
"Terus lo jawab apa?" Steffi nampak antusias menunggu jawaban dari Salsha.
"Gue jawab enggak," kata Salsha singkat.
"Yang soal pacar gimana?" ucap Cassie.
"Gue cuman geleng kepala."
"Terus apa respon bundanya Iqbaal?" tanya Cassie lagi. Wanita itu memang selalu bersemangat jika membahas Iqbaal dan Salsha. Seperi seorang shipper.
"Dia cuma senyum," jawab Salsha dan mengambil ponselnya yang bergetar di atas meja.
"Senyum penuh arti pasti. Wah! wah! lo gercep juga Sal." Cassie menepuk-nepuk pundak Salsha dengan tidak santai. Membuat si empunya pundak, mengeluh kesakitan. Dan meraih ponselnya yang bergetar di atas meja.
Salsha membaca pesan yang dikirim oleh Iqbaal. Tumben sekali Iqbaal mengirimi pesan untuk dirinya.
Iqbaal
Ke perpus skrgGadis berambut sepunggung itu mengeryit bingung. Kenapa Iqbaal tiba-tiba menyuruhnya ke perpustakaan.
Karena bingung dan penasaran akhirnya Salsha beranjak dari kursinya. Dan ingin pergi menemui Iqbaal.
"Mau ke mana Sal?" tanya Steffi saat melihat Salsha berdiri.
"Ke perpus bentar," jawab Salsha singkat.
"Ngapain?" kini gilaran Cassie yang ikut bertanya.
"Disuruh Iqbaal," kata Salsha.
Steffi dan Cassie saling tatap. Ada raut curiga di wajah mereka. Lalu menatap Salsha yang kini sudah di ujung pintu.
"Gue mencium bau-bau jadian," celetuk Cassie yang dihadiahi anggukan oleh Steffi.
Salsha berjalan dengan santai. Kedua kakinya melangkah dengan pasti ke perpustakaan.
Sebenarnya Salsha sedikit risih dengan pandangan orang di sekitarnya. Mereka menatap Salsha seolah dia melakukan kesalahan.
Semuanya semakin menjadi saat Salsha dekat dengan Iqbaal. Ataukah mereka tidak menyukai jika Salsha dan Iqbaal berteman? Memang, yang banyak menatapnya seperti itu adalah para kaum hawa.
"Woi Sal!"
Mata Salsha mengarah ke sumber suara. Itu Aldy, dia sudah lama tidak bertemu dengan laki-laki itu. Laki-laki itu menghampiri Salsha dan di tangan kanannya terdapat sebuah gitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
Teen Fiction#1 zona teman #1 teman tapi mesra #1 iqsha #1 cassie #1 kisah kita #1 steffi #1 salsha #1 anaksma #3 aldy #4 teman Ini hanya tetang kisah mereka, kisah remaja mereka. Kisah persahabatan yang menimbulkan rasa nyaman, hingga tanpa meraka sadari, rasa...