Part 71

193 15 1
                                    


[Happy Reading]


"Seharusnya aku sadar sejak dulu. Bahwa kamu masih terjebak masa lalu."


Suara bising siswa-siswi yang baru saja keluar kelas segera memenuhi penjuru kantin. Tapi Salsha tidak menghiraukannya karena itu adalah hal yang biasa. Tanpa gadis itu sadari bahwa kali ini yang menjadi alasan bisingnya kantin adalah dirinya. Sampai

"Upss, sorry. Gue gak sengaja, pacar Iqbaal."

Salsha yang mendengar itu segera mengangkat kepalanya yang semula melihat roknya yang basah terkena tumpahan es teh. Salsha melihat seorang gadis yang kini tengah menatapnya dengan tatapan merendahkan. Dia ingat, gadis itu adalah salah satu lawannya saat pemilihan ketua osis. Salsha ingat namanya Winda.

"Kok mukanya kaget?" tanya Winda dengan nada yang sangat menjengkelkan di telinga Salsha.

"Jadi ini alasan lo untuk jadi pasangan Iqbaal di pemilihan kemaren? Lo suka sama dia?" kata gadis itu tak perduli dengan semua penghuni kantin yang kini tengah menatap ke arah dirinya dan Salsha.

"Harusnya gue sadar dari dulu. Lo gak se-suci yang terlihat."

Salsha mebulatkan matanya tak percaya. Bagaimana bisa gadis yang tidak dia kenal bisa menghina dirinya seperti itu.

"Maksud lo apa?" tanya Salsha dengan menatap balik mata yang merendahkannya itu.

"Maksud gue, orang-orang selama ini udah salah milih. Siswi pinter dan cantik kaya lo, belum tentu hatinya punya tujuan baik."

"Bisa-bisanya lo ngedeketin Iqbaal dengan cara gini. Lo fans Iqbaal yang paling niat sih," sambung Winda.

"Dan selamat ya, karena udah berhasil jadi PA-CAR IQ-BAAL."

Setelah mengatakan itu Winda pergi begitu saja meninggalkan Salsha dan kantin yang kini lebih riuh dari sebelum adegan itu terjadi. Mata Salsha menelusuri ke setiap sudut kantin, dan yang dia temukan adalah tatapan kebencian pada semua yang ada di sana.

"Gak jelas banget sih tu cewek," kata Steffi dengan kesal.

"Sal lo gak pa-pa?" tanya Cassie yang khawatir dengan kondisi gadis itu.

"Udahlah gak usah didengerin kata si cabe tadi Sal, lanjut makan aja." Steffi berusaha menenangkan Salsha yang kini terlihat cukup cemas.

"Gue duluan," kata Salsha pergi meninggalkan kantin.

Suara sorakan-sorakan saat Salsha akan keluar dari kantin membuat gadis itu tidak mampu untuk mengangkat kepalanya. Salsha terus berjalan menghindar dari keributan ini.

Langkah kakinya berhenti di depan pintu toilet wanita. Salsha dapat merasakan kali ini bukan hanya roknya yang basah, melainkan tubuhnya juga basah kuyup. Salsha hanya memejamkan matanya saat dinginnya air mengenai tubuhnya.

Ternyata tanpa gadis itu sadari, di belakangnya ada Winda dan teman-temannya yang tengah memegang ember yang airnya sudah mereka siram ke tubuh Salsha.

"Maksud lo apa?" tanya Salsha dengan sedikit tegas. Jika kalian pikir Salsha akan diam saja dengan semua ini, maka kalian salah.

"Niatnya mau bantuin nyuci rok lo yang ketumpahan es tadi. Eh, ternyata airnya kebanyakan," jawab Winda tanpa merasa bersalah.

Salsha meremas ujung roknya, menyalurkan amarahnya. Winda yang terus tertawa membuat Salsha kesal bukan main. Jika bukan karena Salsha masih bisa berpikir pasti dia sudah menjambak rambut pirang milik Winda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang