"Apa gunanya semua perhatian yang kau berikan. Jika pada akhirnya kita hanya sebatas teman."
Ps: maaf kalau banyak typo:|
Hati-hati, part ini mengandung keuwuan:v🌷HAPPY READING🌷
Suara dering ponsel berhasil membuat Salsha mengalihkan perhatiannya dari cerimin yang ada di hadapannya ke meja belajar yang ada di dekat jendela kamarnya.
Saat mengetahui siapa yang menelponnya, gadis itu segara mejawab panggilan dari seseorang yang membuat perasaannya kalang kabut.
“Ada apa Baal?” tanya Salsha.
"Turun, gue di depan.”
Dengan cekatan, Salsha menyibak gorden kamarnya dan menajamkan matanya. Saat menemukan sosok yang dia cari, kerutan di dahi Salsha tercetak sangat jelas.
“Ngapain di situ?”
Masih tidak percaya bahwa yang dilihatnya itu adalah Iqbaal. Salsha mengucek-ucek matanya guna memastikan laki-laki dengan jaket kulit berwarna hitam itu memang benar Iqbaal.
“Nungguin pintu dibuka,” jawab Iqbaal dari seberang sana.
Salsha menepuk keningnya pelan. Karena baru saja menanyakan hal yang jelas-jelas anak Paud pun tahu jawabannya.
“Tunggu bentar,” ujar Salsha lalu berlari menuruni tangga dan membuka pintu rumahnya.
Saat Salsha sudah membuka pintunya Iqbaal yang tadinya tengah berdiri di halaman rumah kini sudah berada tepat di depan Salsha. Membuat gadis itu terkejutdengan kehadiran Iqbaal yang tidak dia duga.
“Udah lama tegak di situ?” tunjuk Salsha pada tempat di mana Iqbaal berdiri tadi.
Iqbaal mengangguk, menatap arlojinya sebentar. “Lima belas menit,” tutur Iqbaal.
Salsha hanya meringis ketika mendengar penuturan Iqbaal barusan. Pasti sangat lelah menunggu di luar.“Kenapa gak ketuk pintu?” kata Salsha.
“Udah, sampe lecet tangan gue.”
Secara spontan Salsha mengecek tangan Iqbaal. Tidak ada lecet hanya sedikit memerah. Ternyata Iqbaal juga bisa melebih-lebihkan.
“Bohong, ini sehat-sehat aja,” komentar Salsha yang tidak ditanggapi oleh Iqbaal.
“Kan bisa nelpon kalau gak ada yang bukain,” ucap Salsha masih tak ingin mengalah.
“Cek aja hp lo,” jawab Iqbaal.
Dengan begitu cekatan gadis itu membuka ponselnya. Mencari panggilan masuk guna melihat apakah Iqbaal tadi menelponnya atau tidak.
“Dua puluh tiga panggilan tak terjawab,” ujar Salsha lirih saat melihat daftar panggilan tak terjawab di ponselnya.
Iqbaal hanya diam mentap Salsha yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Baru kali ini Iqbaal menelponnya sebanyak ini.“Baru bangun?” kini giliran Iqbaal yang balik bertanya.
“Enggak, gue baru aja mandi. Jadi gak denger waktu lo nelpon,” kata Salsha dengan cengiran kudanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
Fiksi Remaja#1 zona teman #1 teman tapi mesra #1 iqsha #1 cassie #1 kisah kita #1 steffi #1 salsha #1 anaksma #3 aldy #4 teman Ini hanya tetang kisah mereka, kisah remaja mereka. Kisah persahabatan yang menimbulkan rasa nyaman, hingga tanpa meraka sadari, rasa...