"Salah paham adalah awal dari sebuah permasalahan."
Ps: Maaf ya updatenya kemaleman. Soalnya kuota aku habis waktu mau update. Jadi nyari tumpangan hospot dulu:)
🌷HAPPY READING🌷
"Gue mau nanya," kata Iqbaal di sela-sela kebisingan kantin.
"Paan?" sahut Kiki.
"Nanya tinggal nanya sih Baal. Tumben amat lo basa-basi. Biasanya juga kita yang jadi basi nungguin lo ngomong," celetuk Aldi dengan mulut sibuk mengunyah gorengan.
Iqbaal tidak memperdulikan ucapan Aldi. Dia memilih memfokuskan diri kepada Kiki. "Kemarin lo mainin HP gue gak?" tanya Iqbaal.
Aldi yang tengah meminum tersedak karena pertanyaan Iqbaal. Masalahnya yang sering sekali memijam ponsel Iqbaal tanpa izin adalah dirinya. Dan baru kali ini Iqbaal mempertanyakan soal itu.
"Lo tanya tuh sama yang kesedak krikil," ucap Kiki dengan mengarahkan kedua bola matany kepada Aldi.
"Njir gue kesedak marimas bukan kerikil," ujar Aldi membenarkan.
"Lah tumben lo beli marimas, biasanya juga jasjus. Abis gajian lo?" tanya Kiki spontan.
"Ngutang dulu sih," jawab Aldi sambil cengengesan.
"Tobat woi! Ngutang mulu. Awas Di, nanti matinya lo dijemput rentenir, bukan malaikat maut."
"Heh punya mulut dijaga!" komentar Aldi sambil melempar kulit kacang kepada Kiki.
"Jadi lo kemarin minjem HP gue Di?" tanya Iqbaal dengan pandangan yang berubah seperti ingin mengintimidasi Aldi.
"Iya, emangnya kenapa? Lagian lo tahu sendiri kan Baal. Gue paling gak tahan kalau liat Hp nganggur," jelas laki-laki dengan rambut yang panjangnya sudah melanggar peraturan sekolah.
"Wah parah banget sih lo Di. Padahal HP Iqbaal kan ada di dalem tas. Parah banget kan Baal?" kata Kiki memanas-manasi, padahal Iqbaal belum mengatakan apapun yang membuat bendera perang berkibar.
"Salah gue apa woi. Iqbaal aja diem-diem bae," kata Aldi yang sebenarnya sudah panas dingin melihat tatapan mata Iqbaal.
"Main apa?" tanya Iqbaal lagi.
"Gue gak main apa-apa kok. Cuman buka hospot, terus sambungin ke HP gue. Udah itu gue balikin ke tas lo lagi," ujar Aldi berusaha meyakinkan Iqbaal.
"Jangan bohong," kata Iqbaal.
"Gue gak bohong Baal. Lo gak percaya? Liat mata gue Baal, liattt," ucap Aldi yang terlalu mendramatisir.
Iqbaal yang mendengarkan ucapan Aldi semakin memajukan tubuhnya mendekati Aldi. Mendekatkan wajahnya guna menatap mata Aldi lebih dalam lagi.
Kiki yang menyaksikan itu di depan matanya secara langsung membulatkan matanya kaget sekaligus tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh kedua sahabatnya itu. Matanya berganti-ganti dari menatap Iqbaal lalu Aldi. Sampai akhirnya kedua matanya fokus menatap ke depan karena wajah Iqbaal dan Aldi yang semakin mendekat.
"Woi! Lo berdua ngapain!? Sadar woi, sadar!" kata Kiki memukul kedua pundak sahabatnya dengan keras yang berhasil membuat Aldi mengaduh kesakitan.
"Sakit kampret!" omel Aldi dan membalas perbuatan Kiki dengan memukul lengan laki-laki itu.
"Salah kalian sih, ngapain tatap-tatapan kayak tadi. Gue takut liatnya," ujar Kiki jujur.
"Iqbaal duluan yang mulai."
Aldi menunjuk Iqbaal yang tepat di hadapannya menggunakan jari telunjuknya. Menatap Iqbaal bingung karena sebelumnya Iqbaal tidak pernah melakukan hal seperti ini. Apalagi menuruti kata-katanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
Fiksi Remaja#1 zona teman #1 teman tapi mesra #1 iqsha #1 cassie #1 kisah kita #1 steffi #1 salsha #1 anaksma #3 aldy #4 teman Ini hanya tetang kisah mereka, kisah remaja mereka. Kisah persahabatan yang menimbulkan rasa nyaman, hingga tanpa meraka sadari, rasa...