Part 22

6.1K 226 17
                                    




I'm come back guysss!!!
Adakah yang rindu?
Rindu Iqbaal Salsha maksudnya:')
Eh, sebelum baca aku mau kasih tahu sesuatu nih. PENTING BANGET!!!!
WAJIB BACAAAAA:V
Itu di atas aku kasih pict Iqbaal
Eittss tunggu dulu! Belum selesai
Aku minta sama kalian, perhatiin fotonya bener-bener ya. Liatin gimana wajahnya, alisnya, matanya dan rambutnya.
LIATIN YAAA! DIINGET BILA PERLU:V
OKE!
💫Kalau ada typo tandain ya, hehe💫

🌷Happy Reading🌷















Iqbaal sedikit terkejut dengan Salsha yang tiba-tiba memeluknya. Hampir saja Iqbaal melamun karena pelukan Salsha. Sampai akhirnya sebuah tepukan yang cukup keras, Iqbaal rasakan di punggungnya.

"Woi! bawa motor santai aja!" Iqbaal mendengar dengan jelas suara Salsha. Karena gadis itu bukan berbicara tapi berteriak.

"Dengar gak sih? gue belum mau mati!"

"Woi!"

"Ish."

"Iqbaal!!" Akhirnya karena tidak mau mendengar lebih jauh suara Salsha, Iqbaal mengurangi kecepatan berkendaranya.

Karena Iqbaal yang memelankan kecepatan berkendaranya, mereka harus menerima kenyataan bahwa hujan mendahului mereka. Iqbaal berdecak, tanpa berpikir panjang Iqbaal segera menepikan motornya ke arah halte yang sepi. Tidak ada satu orangpun di halte tersebut, kecuali setelah kedatangan mereka berdua.

Keduanya segera berlari mendekati halte bus dan duduk tanpa suara. Hanya suara hujan yang mengisi suasana di antara mereka berdua. Sampai akhirnya, Salsha mengeluarkan unek-uneknya.

"Lo sih Baal," kata Salsha tidak jelas.

"Gue?" tanya Iqbaal memastikan.

"Iya! coba aja lo bawa motornya lebih cepat. Kita gak akan kehujanan." Salsha berkata seolah Iqbaal lah yang salah di sini.

Karena tidak terima disalahkan, akhirnya Iqbaal menjawab ucapan Salsha barusan. "Buakannya lo yang nyuruh bawa motor santai aja?" tanya Iqbaal tajam.

"Abis lo bawanya kayak orang kesetanan. Untung tadi gue gak jatuh!" kata Salsha dengan sorot mata yang masih menyiratkan kekesalan.

"Lebay," cibir Iqbaal.

Salsha membulatkan matanya mendengar perkataan Iqbaal barusan. Bagaimana bisa Iqbaal mengatainya lebay, tanpa tahu rasanya jadi Salsha yang hampir saja jatuh.

"Apa kata lo?! lebay! Lo gak tahu sih rasanya jadi gue, yang kalau tadi gak meluk lo bisa jatuh!" Merasa ucapannya ada yang salah, Salsha segera menutup mulutnya rapat-rapat.

Sedangakan Iqbaal sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Salsha. Namun, saat melihat wajah Salsha yang memerah karena malu membuat Iqbaal ingin mengerjainya.

"Meluk gue?" tanya Iqbaal seakan tak tahu apa-apa.

"Iya gue tadi meluk lo, masa gak kerasa sih?!" Salsha kesal sendiri karena Iqbaal yang seperti orang bodoh, tidak tahu apa-apa.

"Kapan?" tanya Iqbaal lagi dengan berusaha sebaik mungkin untuk tidak tersenyum.

"Tadi, waktu lo ngebut."

Iqbaal tersenyum sinis mendengar jawaban dari Salsha. Salsha yang melihat Iqbaal tersenyum sinis ke arahnya jadi salah tingkah sendiri. Apakah ada yang aneh dari dirinya, saat itu juga Salsha membungkam kembali mulutnya rapat-rapat. Berharap ia tidak akan mengatakan hal itu lagi.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang